Sunday, September 30, 2012

Gerrard: Untuk Apa Pergi Demi Mencari Kejayaan Sesaat?

Liverpool - Waktu yang dia miliki untuk merealisasikan mimpinya merengkuh gelar juara memang sudah hampir menyentuh ambang batasnya. Usia yang sudah beranjak 32 tahun membuatnya berpikir kalau kemungkinan terburuk akan menjadi akhir cerita dari karir sepakbola profesional yang sudah berusia 14 tahun.

Namun siapa yang tidak mengenal sosok Steven Gerrard. Kapten dan sekaligus nyawa bagi Liverpool ini mungkin salah satu dari sedikit pesepakbola yang menjunjung tinggi loyalitas. Uang dan janji-janji manis beberapa klub peminatnya di masa lalu seperti Chelsea, Manchester United hingga Real Madrid ditolak mentah-mentah hanya untuk satu, menghabiskan karir di klub tercinta, Liverpool.

Hal tersebut yang Gerrard pegang teguh hingga sekarang. Di kala semua orang memintanya untuk segera pindah demi cita-citanya yang belum kesampaian, Gerrard hanya ingin berkata itu hal yang sangat mustahil. "Apa yang aku telah raih di sini, perasaanku dan cintaku hanya untuk Liverpool." ucapnya yang dilansir Sunday Times.

"Lebih penting untukku berpikir apa yang aku mungkin bisa raih dalam dua atau tiga tahu lagi sebagai seorang pemain Liverpool daripada berpikir untuk meninggalkan klub ini dan mencoba memenangkan liga bersama klub lain." tegas Gerrard.

Hal ini kembali menunjukkan loyalitas seorang Steven Gerrard masih terlalu tinggi. Dan kemungkinan bagi Gerrard untuk menghabiskan karir sepakbolanya bersama klub lain tampaknya hanya akan menjadi sebuah mimpi bagi para peminatnya.

Gerrard: Kala Saatnya Tiba, Aku Akan Berhenti

Liverpool - 14 tahun sudah Steven Gerrard mendedikaskan hidupnya untuk Liverpool dan 14 tahun sudah sang kapten merengkuh banyak gelar mulai dari yang terkecil seperti Piala Liga hingga yang terbesar, Liga Champions.

Dirinya pun masih memegang rekor sebagai satu-satunya pemain Inggris yang mampu melenggang keenam partai final antar ajang antara lain Piala UEFA, Piala FA, Piala Liga, Liga Champions dan Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub. Namun ada satu hal yang hilang dari raihan-raihan trofi bergengsi tersebut, titel Liga Inggris.

Sejak memulai karirnya sebagai pemain profesional pada 1998 lalu, Gerrard sudah menancapkan misinya untuk menjadi kampiun Liga Inggris. Masih tidak hilang dari ingatan kita Liverpool hampir merengkuhnya pada 2008-2009 lalu.

Kala itu Liverpool hanya kalah konsisten beberapa laga dari Manchester United. Namun sejak itu pula, Liverpool seakan kehilangan taji untuk kembali berkompetisi bersama rival-rival seperti Manchester City, Chelsea, Arsenal dan tentu saja United.

Alhasil rasa sedikit pesimis pun menghinggapi perasaan sang kapten. Usia yang sudah jalan 32 tahun membuatnya berpikir realistis dirinya bisa menjadi juara Liga Inggris asal ada keajaiban. "Hanya keajaiban yang mampu membuat kita juara liga sebelum aku pensiun. Aku berkata seperti itu karena usiaku dan situasi para rival. Liga sudah semakin sulit untuk dimenangi." ucap Gerrard kepada Sunday Times.

"Tidak hanya Manchester United dan Arsenal, tetapi juga ada Manchester City, Chelsea dan Tottenham. Newcastle mungkin menyusul." lanjutnya.

Bahkan untuk musim ini, Gerrard tidak berani menargetkan Liverpool bisa finish di posisi teratas meski memiliki pemain-pemain yang cukup mumpuni. "Kita berada di posisi kedelapan musim lalu. Kalau musim ini berjalan bagus, kita mendapatkan sedikit keberuntungan, kita memiliki kesempatan 50-50 untuk mengakhiri musim di pada empat besar. Aku realitis saja. Ini masih bisa diraih." jelas Gerrard.

"Bahkan kalau kita bisa menyelinap ke empat besar, aku sudah berusia 33 tahun untuk mengakhiri musim ini. Jadi itu mengapa aku mengharapkan keajaiban. Tetapi aku akan terus berjuang. Aku akan terus mencoba dan melihat apa yang terjadi." harapnya.

Mengenai kontraknya yang akan habis dalam dua musim kedepan, Gerrard mengaku tidak menginginkan perpanjangan kontrak baru meski berharap masih dapat bermain. "Menurutku, aku masih dapat bermain di level seperti ini. Aku tidak mencari perpanjangan kontrak tetapin aku berharap musim depan bukan menjadi musim terakhirku. Aku aku tahu saat aku siap untuk berhenti." pandang Gerrard.

Friday, September 28, 2012

Ladeni Norwich, Gerrard Berharap Wasit Bisa Adil

Liverpool - Stadion Carrow Road, Norwich menjadi singgahan selanjutnya untuk Liverpool yang sedang mengusung misi kemenangan pertama. Meski minggu lalu takluk dari rival abadi, Manchester United di Anfield, semangat pasukan Brendan Rodgers untuk memutus rantai rekor belum pernah menang musim ini bisa berakhir akhir pekan ini.

Norwich mungkin bisa menjadi target pertama Liverpool untuk mencatatkan kemenangan pertama sebelum meladeni laga melawan Stoke dan Reading di pekan-pekan depan. Di atas kertas, Steven Gerrard dan kawan-kawan mungkin tidak akan kesulitan meladen permainan anak-anak asuhan Chris Hughton.

"Kita memiliki beberapa pertandingan di mana kita bisa meraih poin tetapi semakin lama kita tidak memenangkan pertandingan, ini semakin sulit. Jadi sangat penting laga melawan Norwich kita bisa meraih poin maksimal." harap Gerrard yang dilansir Sky Sports.

"Kalau Anda melihat penampilan melawan City dan United, kita seharusnya dapat meraih enam poin dari mereka jadi ini bukan misi 'ayo kalahkan tim yang hanya bisa kita kalahkan' kita harus mengalahkan semuanya." serunya.

Mengenai isu kepemimpinan seorang wasit yang akhir-akhir ini menjadi sebuah bumerang untuk Liverpool, Gerrard berharap FA memberikan Liverpool wasit yang benar-benar mampu mengeluarkan keputusan dengan bijak. "Menurutku kita harus mempertahankan cara kita bermain dan berharap wasit memberikan keputusan yang bijak. Dan kita akan meraih poin maksimal.

Gerrard: Benitez Yang Paksa Alonso Pergi

Liverpool - Ketika ada sebuah pertanyaan 'Kapan terakhir Liverpool memiliki duet lapangan tengah terbaiknya?' pasti seluruh Liverpudlian sepakat menyebut kolaborasi Steven Gerrard dan Xabi Alonso dari 2004-2008 adalah yang terbaik dalam sepakbola modern.

Namun sejak musim kompetisi 2009-2010, dua sejoli lapangan tengah The Reds tersebut sudah tidak bersama lagi. Xabi Alonso memutuskan pindah untuk mengejar cita-citanya bermain bersama Real Madrid. Dengan 30 juta Euro, El Real sukses menembus gelandang bertahan Spanyol tersebut dan mempertahankannya hingga sekarang.

Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah 'Apakah hal tersebut murni keputusan Xabi sendiri?'. Sebelum Xabi Alonso akhirnya meninggalkan Liverpool, desas desus Rafael Benitez ingin memboyong gelandang Aston Villa saat itu, Gareth Barry berkembang di media meski pada akhirnya gagal karena proses negosiasi terbentur deadline.

Dan salah satu saksi hidup proses transfer tersebut, Steven Gerrard mengetahui semuanya. Menurut kapten Liverpool tersebut, adalah sang manajer, Rafael Benitez yang berusaha memaksa Alonso keluar karena keinginan untuk memboyong Barry sangat besar. "Xabi Alonso punya masalah yang dimulai saat Rafa ingin membawa masuk Gareth Barry dan menjual Xabi pada musim panas 2008." ungkap Gerrard dalam buku terbarunya, My Liverpool Story.

"Aku tidak menyalahkan Xabi yang melibatkan agennya saat itu. Memang sulit untuknya menolak tawaran dari Real Madrid khususnya kala manajer berusaha menjual Xabi di saat dirinya sudah nyaman bermain." tambahnya.

Gerrard bahkan menyebut Xabi sangat kecewa dipaksa keluar oleh Benitez karena dirinya masih mencintai Liverpool. "Ketika beberapa pemain pergi, mereka pasti berpikir seberapa besar cinta mereka untuk Liverpool dan mengapa pergi sangat membunuh mereka. Xabi sangat kecewa meninggalkan Liverpool." tutur Gerrard.

"Dia mencintai klub ini dan percaya kepadaku kalau dia masih menjadi pendukung Liverpool." jelas pria 32 tahun tersebut.

Mengenai kedekatannya dengan Alonso, Gerrard mengaku masih sering berkirim pesan dengan mantan pemain Real Sociedad tersebut. "Sebelum pertandingan besar yang dia akan jalani, aku akan selalu mengirimkannya pesan selamat bertanding dan dia melakukan hal yang sama. Dia pemain yang hebat dan pria yang hebat pula." tutup Gerrard.

Gerrard: Bukan Camp Nou, Wembley atau Old Trafford, Tetapi Anfield

Jakarta - Hanya berkapasitas 45,522 orang dengan status bintang tiga Eropa tidak membuat Anfield kehilangan taji sebagai salah satu stadion legendaris yang masih bertahan. Dibangun oleh John Houlding, Anfield sebenarnya adalah kandang pertama rival sekota Liverpool, Everton sebelum mereka memutuskan pindah ke Goodison Park karena tak setuju dengan harga sewa.

Bersama Liverpool, Anfield telah banyak menjalani momen-momen manis baik domestik maupun internasional. Meski keangkeran stadion dengan empat tribun, the Anfield Road end, the Centenary Stand, the Kop, dan the Main Stand telah menghilang sejalan dengan surutnya prestasi Liverpool, Anfield tetap menjadi stadion dengan tingkat keriuhan tertinggi di Inggris.

Hal tersebut sangat diyakini oleh sang kapten, Steven Gerrard. Sudah bermain di atas rumput Anfield sejak 1998 lalu, pria 32 tersebut masih menempatkan Anfiled sebagai stadion dengan atmosfer terbaik di Eropa. "Aku pernah bermain di Camp Nou dengan hampir 100.000 warga Catalan yang riuh, bermain di hadapan 90.000 ribu penggemar di Wembley dan menghadapi ejekan 75.000 suporter di dalam Old Trafford." ungkap Gerrard dalam buku terbarunya My Liverpool Story.

"Anfield memiliki kapasitas setengah dari stadion-stadion tersebut tetapi kekuatan yang hadir disini tak dapat disentuh." jelasnya.

Gerrard pun beserta para pemain Liverpool lainnya masih berharap tuah Anfield mengiringi perjalanan panjang mereka menghadapi musim kompetisi ini. Dengan kata lain, Anfield beserta isinya masih menjadi kekuatan utama The Reds hingga saat ini.

Gerrard: Terima Kasih, Fernando Torres

Fernando Torres dan Steven Gerrard. Salah satu duet terbaik yang pernah dimiliki Liverpool di era sepakbola modern mungkin sudah menjadi kenangan. Keputusan Torres untuk membelot pada bursa transfer musim dingin 2011 lalu masih membekas jelas di ingatan sang kapten.

Namun belum banyak yang tahu apa yang Steven Gerrard benar-benar lakukan untuk mempertahankan El Nino kala ingin melepas kaus merahnya pada 2011 dan momen-momen apa saja yang keduanya lalui selama empat tahun bermain bersama. Berikut penuturan Steven Gerrard dalam buku terbarunya, My Liverpool Story


"Terdengar aneh memang untuk mengakui hal ini sekarang tetapi aku sempat ragu kalau Fernando Torres bisa sukses di Liverpool.

Dua hal yang terlintas di kepalaku saat dia datang pada musim panas 2007 seharga 20.5 juta poundsterling dari Atletico Madrid, aku berpikir dia akan frustrasi karena dia pasti tidak mampu mengatasi tensi dan permainan fisik ala Liga Inggris setelah datang dari Spanyol dan ini akan menjadi transfer mahal yang gagal lainnya bagi klub ini. Tetapi aku sangat berharap dia bisa menjadi pemain baru yang mampu membawa kita ke level selanjutnya dan dia pun membuktikannya.

Selama beberapa musim awalnya bersama Liverpool, dia menjadi senjata kami. Torres menjadi pemain terbaik yang aku pernah bekerjasama. Aku menyukainya. Setiap pertandingan, aku selalu yakin bisa melayani dia atau mencetak gol untuk diriku sendiri. Aku tahu itu akan terjadi karena Fernando bersamaku di lapangan. Terkadang, aku merasa kita hanya berdua di dalam tim ini.

Pada latihan pertama, aku melihat pergerakannya mirip Michael Owen. Aku berpikir kepada diriku sendiri kalau dulu bermain bersama Michael membuatku nyaman dan kemudian aku berpikir keraguanku saat pertama kali mengetahui Fernando ada di sini hanyalah pemikiran yang bodoh.

Torres seperti Michael, tetapi lebih bertenaga. Terkadang kalau Anda memberikan umpan yang sulit ke Michael, para pemain belakang akan mendapatkan bola itu kembali karena mereka bertubuh besar. Namun Torres membuat semua umpan yang buruk menjadi bagus. Dia adalah pemain yang kuat dan bertenaga. Dia adalah mimpi buruk untuk para pemain belakang tetapi juga sebuah mimpi indah untukku.

Aku biasanya selalu duduk di sampingnya saat berada di ruang ganti karena nomor kita di skuad adalah 8 dan 9 dan kita berbicara layaknya rekan satu tim. Aku tidak ingin berkata kita sangat dekat. Torres adalah sosok yang pendiam. Meski dia pendiam, adalah hal yang salah jika kita memanggilnya penyendiri. Dia nyaman dengan beberapa pemain Spanyol seperti Pepe, Xabi dan Alvaro Arbeloa dan pemain Amerika Selatan seperti Javier Mascherano. Tetapi kita saling menghormati satu sama lainnya dan kita saling mengerti kalau kita butuh satu dengan lainnya untuk bersinar. Aku tahu kalau dia berlari di lapangan, aku akan menemukan dia tetapi dia juga membantuku menjadi pemain yang lebih kuat.

Rafa Benitez membantuku untuk menjadi seorang striker lubang yang aku pikir aku belum kuasai. Aku pikir kunci sukses dari posisiku adalah Torres. Aku selalu harus bermain dengan seseorang yang dapat mencari celah di belakang pertahanan lawan. Aku pernah berperan seperti itu bersama Dirk Kuyt dan Peter Crouch tetapi itu berbeda. Aku adalah pemain yang harus berlari di belakang dan aku harus mencoba mengirimkan umpan taktis. Itu tidak sama. Torres bermain melebar, menciptakan malapetaka bagi lawan dan memberikan aku ruang untuk maju. Kita total mencetak 111 gol dalam 117 pertandingan. Subur.

Hanya satu kegagalan kita, kita belum memenangkan satu gelar pun bersama. Klub idolaku masa kecil adalah Liverpool. Sedangkan dia adalah Atletico Madrid. Dia pergi dari sana untuk mencari trofi dan meski kita berhasil mencapai semi-final Liga Champions, kita sedikit gagal.

Memang tak dapat dipungkiri hal tersebut yang membuatnya tidak senang di Liverpool. Tetapi kepergiannya di tahun 2011 masih menghantuiku. Setiap pemain ditakdirkan untuk melakukan apa yang mereka ingin lakukan dalam karir mereka. Aku tidak memiliki karir siapapun dan aku tidak dapat membuat keputusan untuk mereka. Anda pasti bertanya kemana klub ini akan bergerak jika para pemain terbaiknya pergi, tetapi aku tidak merasa dikecewakan Liverpool.

Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk mencegahnya meninggalkan Liverpool. Torres ingin bertahan tetapi mereka mampu merealisasikan tawaran 50 juta poundsterling. Beberapa hari sebelum transfernya, Torres datang untuk menemuiku sebagai kaptennya. Dia berkata dia ingin pergi tetapi juga menambahkan kalau klub tidak merelakannya. Aku berkata "Dengar, kamu harus mengerti kalau kamu adalah pemain bintang dan mereka tidak merelakanmu pergi." Dia memintaku untuk berbicara dengan Kenny Dalglsih, manajer kita tentang hal tersebut. Itu yang membuatku tertekan karena aku tidak ingin membantu Fernando. Aku tidak ingin membantu Fernando. Aku tidak ingin mengatakan hal tersebut kepada manajer kalau pemain bintangnya ingin pergi karena aku ingin pembicaraan mengenai transfernya gagal.

Aku ingin Chelsea pergi dari pikirannya dan aku ingin rasa antusiasnya bermain untuk tim ini kembali. Kita baru saja merekrut Luis Suarez dari Ajax dengan 22 juta poundsterling. Uang ada. Kita coba meraih gelar juara.

Fernando akhirnya berbicara kepada Kenny sendiri tetapi dia memintaku juga untuk berbicara dengan Kenny. Aku berkata kepada Kenny kalau dia tidak senang bermain di sini. Ini adalah peran dari seorang kapten yang orang lain tidak lihat dan yang aku tidak ingin alami lagi. Anda tidak ingin pemain terbaik Anda pergi dan berkata "Aku sudah muak, aku ingin pergi ke klub lain dan aku ingin pergi ke salah satu rival Anda."

Ketika Fernando datang dan berkata dia ingin keluar, itu seperti sebuah pisau yang menusuk jantungku." - Steven Gerrard


Sumber: Steven Gerrard: My Liverpool Story

Tuesday, September 25, 2012

Gagal Menang, Gerrard Kecewa Berat

Liverpool - Ada penyesalan tersendiri bagi kapten Liverpool, Steven Gerrard setelah gagal membantu Liverpool meraih kemenangan perdana pada hari Minggu kemari. Meski mampu mencetak satu gol yang sempat membuat The Reds unggul, Gerrard tetap kecewa karena gagal mempersembahkan kemenangan penting tersebut untuk mendiang sepupunya dan seluruh korban meninggal di Tragedi Hillsborough 1989.

Gerrard mengakui sebelum pertandingan dirinya sangat ingin sekali Liverpool bisa menundukkan Manchester United di Anfield dan mendedikasikan kemenangan tersebut untuk para keluarga ke-96 korban Tragedi Hillsborough. "Bermain melawan Manchester United dan mencoba mendapatkan tiga angka sangat berarti untukku. Tetapi karena kesempatan dan waktu, tidak ada yang lebih baik dari merebut tiga poin dan mendedikasikannya kepada seluruh keluarga para korban." ungkap Gerrard yang dilansir oleh Daily Post.

"Jadi ada kekecewaan lebih tetapi kedua penggemar telah bersikap dengan baik dan itu penting." jelasnya.

Meski kecewa berat, Gerrard setidaknya bisa tersenyum sedikit lega karena Liverpool telah memperlihatkan permainan yang cukup atraktif melawan tim sekelas The Red Devils. "Meksi kita kalah, aku merasa sedikit berbeda karena aku senang dengan bagaimana kita bermain dan kita akan bermain lebih buruk dari itu saat memenangkan banyak pertandingan nanti. Jadi ini adalah sisi positif yang bisa kita petik." pandang Gerrard.

Setidaknya satu gol yang disarangkan Steven Gerrard, kemarin membuatnya terpilih menjadi pemain terbaik pada pertandingan tersebut.

Gerrard: Wasit Salah Tetapi Itu Bukan Alasan Kita Kalah

Liverpool - Kekalahan cukup menyakitkan yang dialami Liverpool dari rival abadinya, Manchester United menyisakan kekecewaan berat untuk Steven Gerrard. Selain karena gagal meraih poin penuh dan kemenangan pertama di Anfield, kapten Liverpool ini gagal mendedikasikan kemenangan untuk para korban Tragedi Hillsborough.

Salah satu penyebab kekalahan The Reds adalah kepemimpinan sang pengadil, Mark Halsey. Satu kartu merah untuk Jonji Shelvey dan satu hadiah penalti untuk United berhasil merusak momen kebangkitan Liverpool tersebut.

Gerrard pun melihat wasit telah salah bertindak terutama saat memberikan kartu merah untuk Jonjo Shelvey di babak pertama. "Aku cukup prihati dengan Jonjo karena ini adalah pertandingan besar dan tekel-tekel pun pasti tak dapat dihindarkan." ujar pria 32 tahun tersebut kepada Sky.

"Aku tidak berpikir dia salah karena kalau tekel Shelvey salah, maka tekel Evans juga salah. Kita mencari keputusan yang konsisten dari wasit dan Mark Halsey telah melakukan hal yang salah." cetus Gerrard.

Namun Gerrard tidak ingin sepenuhnya menyalahkan kinerja wasit. Pemain yang telah menorehkan 151 gol untuk Liverpool tersebut menolak untuk menjadikan kinerja wasit yang buruk sebagai biang keladinya. "Kita tidak menggunakan alasan apapun, kita tahu berapa banyak poin yang kita telah dapatkan dan itu belum cukup." jelasnya.

"Sebuah klub seperti Liverpool khususnya saat bermain di kandang seharusnya bisa mengambil poin maksimal tak pedulu seberapa bagus lawannya." tambah Gerrard.

Namun tetap sang pemimpin berusaha menenangkan rekan-rekannya agar tidak panik dan tetap berusaha di pertandingan-pertandingan ke depan. "Tetapi ini bukan waktunya untuk panik, Para penggemar melihat apa yang manajer coba lakukan dan mereka bisa melihat apa yang pemain berusaha lakukan karena mereka adalah suporter yang berpendidikan." serunya.

"Kita tahu kalau kita tetap bermain seperti itu, itu hanya akan jadi masalah waktu sebelum kita meraih banyak kemenangan." tutup Gerrard.

Sunday, September 23, 2012

Gerrard: Bersaing Boleh Asal Ada Batasannya

Liverpool - Perseteruan antara penyerang Liverpool, Luis Suarez dan kapten Manchester United, Patrice Evra selangkah lagi akan berakhir. Partai Liverpool kontra Manchester United yang akan segera digelar mengindikasikan kedua pemain harus saling menghormati.

Hal tersebut diserukan kapten Liverpool, Steven Gerrard. Pria 32 tahun tersebut berharap rekannya bisa berdamai dengan Evra dengan menjabat tangannya sebelum pertandingan nanti. "Menurutku, kedua pemain bisa menjadi kunci. Jabatan tangan dilakukan di awal pertandingan dan mereka punya kewajiban untuk menuliskan catatan manis hari ini." ucap Gerrard yang dilansir ESPN.

"Aku akan berbicara dengan Suarez dan nasehatku adalah lupakanlah perseteruan ini. Suarez yang akan memutuskannya. Tentunya dia akan melakukannya." jelasnya.

Gerrard juga menambahkan bahwa meski rivalitas yang terjadi di kedua kubu sangatlah besar, komitmen untuk menghormati satu sama lainnya harus tetap dijunjung tinggi. "Tentunya penggemar Liverpool dan Manchester United tahu apa yang harus dilakukan. Ada sebuah pertandingan besar dan banyak yang harus dipertarukan akhir pekan ni. Tetapi menghormati satu sama lainnya lebih penting. Kita semua mencintai permainan ini. Itu tak bisa berhanti. Tetapi harus ada batasannya." ujar Gerrard.

Saturday, September 22, 2012

Steven Gerrard Siap Eksis di Twitter

Steven Gerrard akhirnya hadir di Twitter. Setelah ditunggu oleh jutaan penggemarnya di seluruh dunia, kapten Liverpool dan Timnas Inggris ini akan segera mengetikkan tweet pertamanya pada akun yayasan amalnya, Steven Gerrard Foundation.

Gerrard sendiri yang akan menjalankan akun Twitter @SGF08 di samping bantuan dari para adminnya. Meskipun bukan akun Twitter pribadinya, keinginan sang kapten untuk setidaknya menyapa para penggemarnya di seluruh dunia patut diapresiasi.

Konfirmasi tersebut diberikan rekan terdekat Gerrard, Paul McGrattan. Melalui akun Twitternya, Paul menyatakan bahwa Gerrard akan ngetweet langsung dari akun tersebut. "Aku bisa memberikan konfirmasi akhirnya Steven Gerrard akan ngetweet sendiri akun Steven Gerrard Foundation. Kalian bisa follow dia di sini @SGF08" ucap Paul. FOLLOW STEVIE G, GERRARDDICTED

Gerrard: Aku Akui Penampilanku Tidak Konsisten

Liverpool - Banyak pengamat sepakbola berasumsi bahwa Steven Gerrard telah habis. Bahkan banyak yang mengatakan kapabilitas sang kapten sudah tidak dibutuhkan lagi. Banyaknya kritikan yang masuk membuat sang aktor angkat bicara.

Gerrard menilai penampilannya bersama Liverpool sejak awal musim memang kurang konsisten. "Mirip dengan tim. Aku bermain bagus melawan Manchester Citu dan Sunderland tetapi tidak saat melawan Arsenal dan West Brom. Penampilanku mirip dengan tim. Ini harus ditingkatkan tetapi aku yakin ini tidak akan lama lagi." ungkapnya yang dikutip dari situs resmi Liverpool.

Pemain yang sudah bermain bersama The Reds selama 14 musim ini menyatakan bahwa peran yang dia jalankan di Liverpool dalam dua musim ini memang menuntutnya untuk cepat beradaptasi. "Aku telah bermain di beberapa posisi jadi aku harus mencoba dan beradaptasi dengan peran yang manajerku minta. Peran yang dia minta saat melawan Sunderland adalah peran yang sama saat aku bermain untuk Inggris. Aku cukup nyaman di sana." tutur suami dari Alex Curran tersebut.

Dan jelang pertandingan besar akhir pekan melawan Manchester United, Gerrard berharap para penggemar bisa memberikan dukungan lebih untuk tim agar moral sedikit terangkat. "Bersoraklah semampu kalian dan dukung kami." seru Gerrard.

"Mereka akan memainkan peran yang besar. Semoga para pemain dapat menampilkan level permainan mereka dan ini bisa menjadi hari yang fantastis untuk semua orang yang dapat diingat." tutupnya.

Gerrard Tentang Derby Northwestern

Liverpool - Steven Gerrard akan menjalani partai ke-29 Northwestern Derby yang sarat akan emosi hari Minggu. Sejak menjalani debut bersama Liverpool pada 1998 lalu, Gerrard sudah tentu merasakan betul membela Liverpool dalam partai penuh gengsi melawan rival abadi, Manchester United.

Berkaca dari kerasnya dan tingginya tensi pertandingan, Gerrard percaya laga Liverpool vs Manchester United masih merupakan pertandingan terbesar di muka bumi ini. Bahkan pria 32 tahun tersebut memilih untuk mengesampingkan El Clasico. "Untukku, ini adalah pertandingan terbesar karena Liga Inggris adalah liga terbesar di dunia dan ini adalah dua klub tersuksesnya." ujar Gerrard yang dilansir situs resmi Liverpool.

"Aku tidak berpihak kepada siapapun. Menurutku Liverpool melawan Manchester United adalah pertandingan terbesar. Mungkin Barcelona dan Real Madrid sedikit berada di atas tetapi untukku ini masih yang menjadi terbesar." tambahnya.

Melihat Liverpool belum sekalipun memenangkan pertandingan di liga sejak awal musim, Gerrard berharap rangkaian rekor buruk tersebut berakhir pada Minggu nanti. "Ini adalah pertandingan yang besar. Kita mencari kemenangan pertama kita musim ini dan tak ada yang lebih bagus untuk kita lakukan selain mulai mengumpulkan angka tiga." canang Gerrard.

"Semoga, kita dapat memenangkan pertandingan dan mulai melompat ke peringkat-peringkat di atas karena start kita tidak konsisten." jelasnya.

Mengenai peluang, Gerrard tidak ingin berasumsi bahwa kelas United berada di atas Liverpool. Dirinya melihat kedua tim sama-sama memiliki peluang untuk menang. "Sulit memang untuk memilih mana yang lebih baik. Menurutku United difavoritkan untuk memenangkan pertandingan karena cara mereka memulai liga dan kita belum." lihat Gerrard.

"Tetapi dukungan di Anfield dan timing pertandingan yang pas, aku yakin kalau kita bisa bermain baik, kita dapat merebut poin maksimal." paparnya.

Sunday, September 16, 2012

Liverpool Gagal Menang, Gerrard Tatap Laga Lawan United

Sunderland - Hasil seri yang kembali diraih Liverpool sedikit memberikan sedikit beban untuk sang kapten, Steven Gerrard. Belum datangnya kemenangan hingga di partai keempat ini cukup mengganggu pikiran pria 32 tahun tersebut.

Bermain cukup apik dengan tiga peluang yang dia ciptakan, Gerrard sadar kalau Liverpool masih membangun karakter permainan mereka dan ini tidak akan terjadi dalam waktu yang singkat saja. "Kita tahu ini tidak akan terjadi dalam waktu satu malam. Kita sangat kecewa dengan penampilan melawan Arsenal. Kita mencoba untuk melakukannya tetapi tidak terjadi." ucapnya yang dilansir situs resmi Liverpool.

"Hari ini, kita mencoba sangat keras meski kita tertinggal 0-1 di babak pertama, untuk 90 menit keseluruhan, aku pikir kita berhasil mengontrol permainan." nilai Gerrard.

Dan partai Derby of England melawan Manchester United menjadi target yang dicanangkan Gerrard untuk Liverpool bisa meraih kemenangan perdana di liga musim ini. "Anda melihat penampilan kami hari ini dan aku pikir pesannya kemenangan kita sudah tidak akan lama lagi. Mari berharap hal tersebut saat melawan Manchester United, minggu depan." harapnya.

Berbicara tentang pemain muda Liverpool, Raheem Sterling yang bermain cukup apik, Gerrard memuji penampilan pria 17 tahun tersebut meski juga menyarankan agar Sterling tetap belajar. "Itu mengapa semua orang membicarakanyam karena dia membobardir pertahanan lawan dan membuat para penonton tegang." reaksi Gerrard.

"Dia hanya seorang bocah, dia masih punya banyak hal untuk dipelajari tetapi seperti aku dan Glen Johnson, kita dapat membantunya berkembang. Dia punya masa depan yang cerah dan aku senang dia adalah pemain Liverpool" katanya.

Liverpool berhasil naik satu tingkat ke peringkat 17 dengan 2 poin di kantong. Sebelum menghadapi United minggu depan, tengah pekan nanti pasukan Brendan Rodgers harus bermain di babak penyisihan Europa League.

Friday, September 14, 2012

Rodgers: Gerrard Sudah Terlalu Banyak Berkorban

Liverpool - Sosok sentral Steven Gerrard di Liverpool sudah tak dapat dibantah lagi. Kepemimpinannya dan pengaruhnya ke dalam tim menjadi satu alasan mengapa The Reds masih dapat bertahan meski mengalami masa-masam suram dalam kurun waktu tiga musim terakhir.

Tak hayal publik melihat ketergantungan Liverpool kepada Gerrard membuat mereka sulit untuk keluar dari masalah-masalah yang mendera. Fakta ini pun segera dibahas sang manajer, Brendan Rodgers.

Menurut dia, Liverpool bukan hanya Steven Gerrard namun ini adalah sebuah kesatuan para pemain yang berdedikasi untuk kepentingan bersama. Dirinya pun menolak kalau ada yang berkata bahwa Liverpool adalah 'One-Man Team'. "Satu orang bisa saja memenangkan pertandingan tetapi kalau Anda menginginkan gelar juara, Anda butuh tim dan semuanya tidak harus berdasarkan satu pemain saja." pandangnya yang dilansir Click Liverpool.

"Aku telah melihat Steven dari luar. Tidak ada yang merahukan lagi pengalamannya bersama tim ini. Tetapi aku tidak berpikir kalau tanggung jawab dibebankan ke dia. Semua orang seharusnya tidak hanya melihat Gerrard atau Suarez untuk mencetak gol. Seperti yang aku katakan, ini adalah kesatuan tanggung jawab dan aku selalu menjaga kesatuan ini dan memastikan setiap orang bertanggung jawab." jelas Rodgers.

Mantan manajer Swansea City ini juga coba membalas kritikan yang selalu diterima Steven Gerrard kala dirinya tidak bermain bagus dan sangat mempengaruhi tim. Menurutnya, apa yang Gerrard sudah lakukan dalam kurun waktu 14 tahun bersama Liverpool sudah lebih dari cukup karena pengorbanan tanpa batasnya telah membawa tim ini ke level yang lebih baik. "Tentunya kalau Anda seorang pemain yang multitalenta seperti Steven Gerrard, Anda akan menanggung beban tanggung jawab yang besar karena kualitas Anda. Tetapi aku ulangi lagi ini adalah kewajiban satu tim." ucapnya.

"Dia adalah pemain kelas dunia dan tak terbantahkan lagi dia adalah pemain yang hebat sejak aku berada di sini. Dia menerima semua tanggung jawab sebagai kapten dan mungkin tanggung jawab untuk memberikan contoh kepada semua pemain muda. Tetapi Steven tidak perlu berubah." seru Rodgers.

Dan untuk membuktikan sekali lagi bahwa Liverpool adalah satu kesatuan tim bukan hanya Steven Gerrard, Rodgers tampaknya sudah siap untuk meraih kemenangan pertama di EPL saat menghadapi Sunderland, akhir pekan ini. 

Thursday, September 13, 2012

Gerrard: Kebenaran Itu Akhirnya Terungkap!

Liverpool - Steven Gerrard akhirnya ikut membuka suara mengenai dirilisnya ribuan laporan oleh panel independen Tragedi Hillsborough 1989 lalu. Berangkat dengan melihat fakta-fakta dan kebenarannya yang telah terlampir dalam ribuan tumpukan kertas penting tersebut, kapten Liverpool ini cukup lega akhirnya keadilan mulai dapat ditegakkan untuk kepentingan para korban tragedi yang merenggut nyawa 96 jiwa tersebut.

Gerrard menilai bahwa dirilisnya ribuan dokumen penting hasil investigasi paska tragedi tersebut merupakan hasil kerja keras para keluarga korban yang tanpa lelah mencari keadilan untuk orang-orang yang mereka cintai. "Keberanian dan martabat yang ditunjukkan oleh keluarga korban Hillsborough dan korban yang selamat adalah contoh untuk kita semua" ucapnya seperti yang dilansir situs resmi Liverpool.

"Selama 23 tahun, mereka telah berjuang mencari keadilan untuk kepentingan para korban yang gugur, yang selamat dan semua pendukung Liverpool." jelas Gerrard.

Gerrard yang juga kehilangan salah satu anggota keluarganya dalam tragedi berdarah paling mengerikan sepanjang sejarah sepakbola menilai dirilis dokumen-dokumen tersebut cukup melegakan semua pihak yang menderita atas terjadinya insiden tersebut. "Para korban baik yang gugur maupun yang selamat tidak hanya menderita pada 15 April 1989 namun dua dekade selanjutnya dengan fitnah. yang dilakukan oleh orang-orang yang menindas posisi dan kekuatan mereka." ungkap pria 32 tahun tersebut.

"Berbicara sebagai orang yang memiliki keluarga yang secara langsung menderita, aku tahu rasa sakit dan luka ini akan terus berlanjut. Bagaimanapun juga, aku berharap laporan yang dirilis pada hari ini membawa sedikit kelegaan tentang apa yang terjadi pada hari itu" tutup Gerrard.

Wednesday, September 12, 2012

Gerrard: Hormatku Untuk Jon-Paul dan Para Korban Tragedi Hillsborough #JFT96

Setiap kali aku memasuki stadion Anfield, aku pasti memperlambat laju mobilku saat melewati Shankly Gates. Kedua mataku langsung tertuju ke arah monumen Hillsborough. Aku melihat tugu penghormatan kepada 96 suporter Liverpool yang tak akan pernah kembali dari partai semifinal Piala FA tahun 1989. Aku melihat banyak syal yang ditinggalkan oleh para pengunjung, tanda penghormatan yang tergeletak di samping rangkaian bunga dari para keluarga yang takkan pernah berhenti berduka.

Aku melihat kobaran api yang selalu menyala, mengingatkan dunia akan 96 pendukung yang takkan pernah terlupakan. Saat mobilku melintasi monumen tersebut, aku menyaksikan nama-nama mereka yang tumbang di Lepping Lane End, mereka yang takkan pernah bangkit kembali. Kedua mataku tertuju pada satu nama, Jon-Paul Gilhooley, bocah 10 tahun yang menjadi korban termuda tragedi tersebut di Sheffield. Seorang penggemar yang berpulang setelah mendukung tim yang dia cintai. Seorang bocah yang hidupnya direnggut kematian saat dia baru saja memulainya. Aku tahu Jon-Paul. Dia adalah sepupuku. Tubuhku bergetar seperti ada paku tajam yang menusuk saat aku berdoa untuknya.

Aku masih memikirkan Jon-Paul, keluarganya dan seberapa beruntungnya aku saat memarkirkan mobilku dan masuk ke dalam Anfield. Aku hampir menjadi korban tragedi yang merenggut nyawa 96 orang tersebut. Aku hanya berbeda satu tahun dengannya tetapi kalau berbicara sepakbola, kami satu pikiran dan semangat. Jon-Paul sangat mengagumi Liverpool, perasaan yang sama saat aku mengenakan kostum merah itu, kami sangat mirip. Jon-Paul sering bermain sepakbola jalanan di luar rumahku di Huyton sambil menggenakan kostum Liverpool-nya. Klub ini sangat berarti untuk Jon-Paul.

Seperti semua orang dari Merseyside, Sabtu 15 April 1989 adalah luka yang akan selalu melekat di ingatanku. Liverpool menjadi sebuah agama di keluargaku. Aku langsung bangkit saat mendengar kabar tersebut dan bergegas untuk berkumpul di depan televisi demi menyaksikan berita. Aku dan ayahku, Paul, ibuku, Julie dan kakaku, Paul duduk bersama, menatap sebuah pemandangan yang sulit untuk dipercaya. Kami mendengarkan berita yang mengguncang jiwa kami. Aku tidak tahan melihat pemandangan tersebut, sebuah pemandangan mengerikan dari Hillsborough. Tak ada satupun dari kami yang mampu mengerti situasi tersebut. Mengapa? bagaimana? siapa? banyak pertanyaan. Suasana rumah kita malam itu sangat buruk. Kita terus mengulang pertanyaan yang sama "Aku ingin tahu apakah ada kerabat dan keluarga yang pergi ke pertandingan itu. Tuhan, tolong katakan tak ada satupun dari kerabat dan keluarga kita di pertandingan itu." Aku pun bergegas untuk tidur.

Aku menaikki tangga rumahku dan langsung melompat ke tempat tidurku untuk menghilangkan kejadian tersebut dari ingatanku. Namun sia-sia, pemandangan dari Hillsborough membuatku tak mampu tertidur. Akhirnya, beberapa jam kemudian, aku terlelap juga. Pukul setengah sembilan pagi, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah kami. Aku berlari menuruni tangga dan membuka kuncinya. Ternyata kakekku, Tony yang berdiri di sana. Tanpa sepatah kata, dia langsung memasuki ruang tamu. Kita tahu ada sesuatu yang salah telah terjadi.

Kakekku tinggal di seberang jalan dan ini bukan hal yang biasa terjadi dengan dirinya untuk keluar rumah pada pukul setengah sembilan di Minggu pagi. Kami berpikir pasti ada satu anggota keluarga kami yang tak lolos dari tragedi Hillsborough. Tatapan yang kakekku perlihatkan di wajahnya mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi. "Aku punya berita buruk" katanya. "Jon-Paul telah meninggal".  Kontan air mata, kemarahan dan kebingungan kami pecah. 

Kita tidak pernah tahu Jon-Paul ada di pertandingan itu. Dia pergi ke Anfield setiap waktu tetapi semifinal Piala FA adalah hal yang spesial. Kakekku menjelaskan kalau ibunya Jon-Paul berhasil mendapatkan sebuah tiket. Dia tahu seberapa penting hal tersebut untuk Jon-Paul bisa melihat para pahlawannya bertanding di sebuah partai penting. Pertandingan tersebut digelar di Sheffield, 70 mil dari Liverpool dan dia ingin sekali berangkat ke sana. Seorang kerabat yang menghantarkan Jon-Paul. Mereka berangkat dari Liverpool pada Sabtu pagi, tetapi Jon-Paul takkan pernah kembali, dia takkan pernah pulang dari pertandingan tersebut. Kata-kata ini menghantuiku sepanjang waktu.

Pemakaman Jon-Paul dilangsungkan setelah visum dilakukan. Aku tidak pergi ke pemakamannya karena aku harus sekolah. Itu adalah alasan yang orang tuaku berikan. Sebenarnya, aku yakin ayahku tidak ingin aku menghadiri pemakaman tersebut. Kedua orang tuaku ingin melindungiku. Saat itu aku hanya seorang anak kecil yang berusaha mengerti kalau sepupuku telah tiada ketika pergi mendukung tim yang kita kagumi. Aku saat itu menjalani hari pertamaku di Liverpool's Center of Excellence dan latihan pertamaku dibatalkan menyusul tragedi Hillsborough. Saat kami kembali memulainya, aku bisa berkata kalau wajah-wajah terkejut yang ditampakkan pelatih-pelatihku menandakan bahwa tragedi ini telah mempengaruhi seluruh klub dan seluruh isi kota. Hillsborough kemudian menjadi bahan pembicaraan kami selama beberapa bulan. Meski sampai sekarang, 17 tahun kemudian, kita masih membicarakan hal yang tetap menimbulkan kemarahan dan rasa sakit yang mendalam.

Tiap kali aku memandang kedua orang tua Jon-Paul di tempat latihan selama masa percobaanku di Anfield, aku merasa mereka memberikan semangat lebih kepadaku untuk sukses. Hanya beberapa hari sebelum aku melakukan debutku untuk Liverpool, mereka berkata "Jon-Paul akan sangat bangga kepadamu'. Selama pertandingan, aku merasa Jon-Paul melihatku dari atas sana, bahagia melihat aku telah mencapai mimpi yang selalu kita bicarakan dulu. Saat kemenangan diraih, aku selalu berpikir tentang Jon-Paul dan reaksinya saat Liverpool memenangkan sesuatu. Ini membuatku sangat sedih saat memikirkan Jon-Paul telah tiada.

Liverpool sangat berjasa kepada keluarga Jon-Paul. Mereka sangat perhatian dan sangat membantu para keluarga yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai di Hillsborough. Mereka (Liverpool) masih melakukan hal tersebut. Liverpool adalah klub yang sangat mengasihi para keluarga korban. Aku ingat saat Jackie bercerita tentang bagaimana Liverpool memperlakukan mereka kepada ayahku. 

Tiap tahun, upacara penghormatan tragedi Hillsborough digelar, Liverpool menggelarnya di Anfield. Ini adalah sebuah kewajiban para pemain untuk menghadiri acara tersebut. Tim harus menunjukkan rasa hormat mereka kepada 96 korban tragedi tersebut. Pada tahun 2005, aku terserang flu tetapi aku tetap berangkat. Aku tidak akan melewatkan upacara penghormatan Hillsborough tersebut. Ini adalah bagian dari hidupku.

Para pemain biasanya bertemu di tempat latihan kami, Melwood dan menumpang bis menuju Anfield. Sepanjang perjalanan, aku berbicara kepada beberapa pemain dari luar negeri yang tidak mengerti. 'Kita akan pergi kemana?' mereka bertanya 'Apa yang kita akan lakukan?' mereka telah mendengar kejadian tragedi Hillsborough tetapi mereka tidak tahun cerita lebih lengkapnya. Aku menceritakannya dan mereka duduk dekatku dengan wajah yang terkejut tanpa kata-kata. Aku menjelaskan bahwa ada kemarahan yang sangat besar setelah tragedi Hillsborough, yang mungkin menjadi pernyataan menyerang terburuk yang pernah ditulis koran The Sun. The Sun tidak akan pernah terlihat lagi di Melwood, Anfield atau di rumahku.

Aku seorang pendukung Liverpool jadi aku menghormati pandangan mereka dan aku juga kehilangan anggota keluargaku di Hillsborough. Aku tidak akan menyentuh koran tersebut. Para pemain luar negeri sangat menghormati hal tersebut. Aku belum pernah melihat di antara mereka yang tidak menghormati tragedi ini. Mereka selalu pergi ke acara penghormatan. Itu adalah kredit untuk mereka dan Liverpool, sebuah tanda penghormatan dari lubuk hati yang paling dalam meskipun bagi seorang pemain baru.

Perjalanan tersebut cukup aneh untukku. Aku berangkat dengan timku. Dan saat aku tiba, aku melihat keluargaku dan semua doa dipanjatkan untuk Jon-Paul langsung membanjiri Anfield. Untukku, ini bukan sebuah kewajiban untuk pergi ke acara penghormatan. Namun ini jelas urusan pribadi. Aku berdiri di sana dengan kepalaku tertunduk sebagai rekan dan juga kapten tim ini. Liverpool biasanya membuka The Kop, tempat di mana Jon-Paul dan banyak dari mereka yang kehilangan nyawa biasanya menghabiskan Sabtu siangnya. Upacara penghormatan berjalan dua jam. Kita menyanyikan lagu penghormatan, memanjatkan doa dan berduka untuk para korban tragedi.

Di tahun 2006, aku membaca sesuatu yang membuatku sangat tersentuh. Dalam beberapa kesempatan di upacara penghormatan, aku berbicara dengan Paul Harrison, mantan kiper tim cadangan Liverpool. Paul kehilangan ayahnya di Hillsborough. Sungguh mengerikan. Aku tidak dapat membayangkan hidup tanpa kedua orang tuaku. Para keluarga saling mendukung satu sama lainnya. Di Liverpool, You'll Never Walk Alone adalah lagu yang berisikan rangkaian kata-kata dan sebuah nada yang hebat tentang ikatan yang erat di antara orang-orang. Kita selalu mendukung di momen yang buruk dan bagus. Orang-orang yang menjalankan Hillsborough Families' Group (HFG) pantas untuk disematkan banyak pujian. Mereka menginginkan keadilan dan mereka tidak pernah menyerah.

Ada beberapa keluarga sepanjang kota Liverpool yang hidup dengan satu kursi kosong di mejanya, dan sebuah kamar tidur yang tak pernah tersentuh karena ditinggal pergi para korban. Mereka pantas untuk mendapatkan keadilan ini. Aku mendukung penuh kampanye ini karena aku ingin. Kita harus tahu apa yang terjadi di Hillsborough dan siapa yang harus disalahkan. Tindakan harus segera diambil melawan mereka yang membiarkan ke-96 korban tak bersalah tersebut gugur. Sepupuku meningal di Hillsborough dan dia belum mendapatkan keadilannya. Ketika aku melakukan pemanasan di Anfield aku melihat spanduk bertuliskan 'Keadilan untuk The 96' terpampang jelas dan aku setuju dengan hal tersebut.

Pemerintah harus segera menyelenggarakan penyelidikan lebih mendalam lagi. Karena hanya dengan cara itu para keluarga korban tahu keadilan mereka telah ditegakkan. Sebuah tragedi yang seharusnya bisa dihindari. Tragedi Hillsborogh tak boleh terjadi lagi. Tidak ada yang pantas kehilangan nyawa atau seorang kerabat dalam sebuah pertandingan sepakbola. Setiap kali aku melihat nama Jon Paul terpampang pada monumen penghormatan di luar Shankly Gates, aku dipenuhi rasa sedih dan kemarahan. Aku belum pernah membiarkan orang lain tahu hal ini sebelumnya, tetapi itu benar: Aku bermain untuk Jon-Paul



                                                                                                                                  Steven Gerrard



Sumber: Steven Gerrard: My Autobiography 

Tahan Inggris, Gerrard Sematkan Pujian Untuk Ukraina

London - Penampilan kapten Inggris dan Liverpool, Steven Gerrard semalam benar-benar diluar dugaan. Bermain sangat baik di dua babak dan nyaris menerima gelar pemain terbaik dalam pertandingan itu sebelum musnah karena kartu merah yang dia terima terlihat sangat bertolak belakang.

Diluar insiden tersebut, Gerrard tetap harus memberikan pujian kepada dua tim yang semalam bertanding. Menurut pria 32 tahun tersebut, baik Inggris dan Ukraina sama-sama memperlihatkan semangat juang dan kualitas untuk memperebutkan poin yang tersedia.

Dilansir oleh AP, Meski kecewa, Gerrard melihat Inggris memang pantas untuk mendapatkan satu poin setelah tertinggal satu gol di babak pertama. "Kita ingin memenangkan pertandingan ini. Kita bermain di kandang dengan pendukung di belakang kita jadi kita kecewa tidak bisa mempersembahkan tiga poin." ungkapnya.

"Tertinggal satu gol, menurutku kita menunjukan karakter bermain yang hebat dan juga semangat. Kita tetap mencari gol pembuka hingga para pemain pengganti masuk. Menurutku kita menciptakan banyak peluang. Dan aku pikir kita pantas untuk satu poin ini." jelas Gerrard.

Sementara itu, pemain yang telah mengoleksi 98 pertandingan untuk Inggris tersebut juga menilai penampilan Ukraina semalam sangat baik. Bahkan dirinya memprediksi kalau pasukan Oleg Blokhin tersebut akan menjadi salah satu dari dua tim pemuncak grup. "Aku pikir Anda harus memberikan pujian untuk mereka (Ukraina). Mereka adalah tim yang hebat dan aku pikir hanya kita dan mereka yang akan memuncaki grup ini. Prediksiku." pikirnya.

"Aku berpikir mereka mengontrol permainan. Kita bisa melihat siapa yang ingin mencetak gol pembuka terlebih dahulu dan aku pikir kita bisa memiliki kesempatan yang lebih bagus untuk mengalahkan mereka saat tandang nanti karena mereka harus bermain keluar dan mengambil resiko. Tetap pujian aku sematkan untuk mereka yang telah datang ke Wembley dan mencuri dua poin dari kita." tutur Gerrard.

Meski Diusir Wasit, Gerrard Tetap Bangga Dengan Penampilannya

London - Nasib sial menimpa Steven Gerrard. Menjalani pertandingan ke-98 bersama Timnas Inggris, kapten sekaligus nyawa permainan tersebut harus menerima kenyataan diusir dari lapangan. Satu tekelnya di menit ke-88 yang berhadia kartu kuning kedua tidak hanya membuatnya gagal meraih predikat pemain terbaik malam itu namun juga akan absen dalam laga selanjutnya melawan San Marino.

Gerrard menganggap tekelnya tersebut tidak terlalu buruk. Namun dirinya berusaha menerima keputusan wasit. "Aku tidak berpikir kalau itu tekel yang buruk di pertandingan. Dan aku berpikir wasit telah memberikan tujuh kartu kuning selama." ungkapnya.

"Ini mengecewakan memang karena ini kartu merah pertama setelah 98 pertandingan bersama Inggris." ujar Gerrard yang dilansir AP.

Meski kecewa, dirinya tetap bangga dengan penampilannya malam itu dan yakin rekan-rekannya bisa mengatasi perlawanan San Marino pada pertandingan selanjutnya tanpa dirinya. "Tetapi kita akan bermain melawan San Marino selanjutnya. Aku yakin mereka mampu melakukan tugasnya tersebut tanpaku dan aku akan kembali bermain untuk pertandingan melawan Polandia." yakinnya.

"Aku kecewa dengan kartu merah ini tetapi aku senang dengan penampilanku." jelas Gerrard.

Kartu merah yang diterima Gerrard ini tidak hanya yang pertama untuk dirinya selama berkarir bersama Timnas Inggris namun juga menjadikannya kapten pertama Inggris yang diusir dari lapangan di Wembley.

Monday, September 10, 2012

Gerrard: Para Pemain Belia Buatku Lebih Muda

London - Menjadi salah satu pemain senior di Timnas Inggris mungkin tidak mudah untuk dijalani seorang Steven Gerrard. Selain karena menjabat sebagai kapten tim, gelandang Liverpool ini juga merupakan sosok panutan bagi setiap pemain muda.

Namun hal tersebut tidaklah membuatnya merasa terbebani. Malah, pria 32 tahun tersebut menikmati momen-momen bekerjasama dengan pemain-pemain yang belum genap 20 tahun usianya. "Aku, Lampard dan Terry merasa seperti anak-anak kecil lagi. Ini penting bagi sebuah tim sepakbola untuk memiliki perpaduan antara peremajaan dan pengalaman." ucap Gerrard yang dilansir oleh Liverpool Echo.

Dengan perpaduan tersebut, Gerrard berpikir bahwa tidaklah sulit untuk sebuah tim sepakbola meraih kemenangan dalam tiap pertandingan. "Dengan perbaduan yang tepat antara pemain-pemain muda dan pengalaman, Anda dapat memenangkan pertandingan sepakbola." jelasnya.

Menanggapi dipanggilnya salah satu pemain muda di skuad Liverpool ke dalam tim senior Inggris, Gerrard berharap Sterling mampu menjaga dirinya dan tetap berusaha menunjukkan konsistensi sebagai pemain profesional. "Dia pantas mendapatkan panggilan ini. Penampilannnya untuk tim (Liverpool dan Inggris U-17) sangat sensasional dan dia telah menjadi pemain yang paling bersinar." pandang Gerrard yang dikutip dari Sky Sports

"Menurutku, hal yang terpenting adalah sekarang dia harus tetap rendah hati, tetap belajar dan tetap mencoba menemukan konsistensinya. Tetapi aku tidak berpikir ini akan cukup lama sebelum dirinya menemukan tempat di skuad ini karena dia adalah pemain yang bertalenta." sarannya.

Gerrard pun berharap agar publik tidak terlalu memberikan tekanan yang besar kepada para pemain muda tersebut sehingga mereka dapat belajar banyak dari pengalaman. "Pemain-pemain muda ini adalah talenta yang hebat. Menurutku, hal yang lebih penting adalah kita bersabar karena mereka memiliki semuanya untuk berkembang." ucap Gerrard.

"Janganlah bentuk mereka atau paksa mereka untuk berkembang. Biarkanlah mereka yang berkembang & menjadi pemain yang bagus secara alami" jelasnya.

Gerrard Waspadai Kekuatan Ukraina

London - Kemenangan 5-0 atas tuan rumah Moldova dalam pertandingan pembuka kualifikasi Piala Dunia 2012 grup A memberikan kepercayaan diri lebih untuk Inggris. The Three Lions yang Selasa esok akan menghadapi Ukraina dipastikan akan bermain total.

Seperti yang disampaikan oleh sang kapten, Steven Gerrard dalam sesi konfrensi pers jelang laga di Wembley, Inggris diharapkan bisa lebih mengembangkan permainannya lagi. Belajar dari pertemuan terakhir di Piala Eropa 2012 yang kala itu Inggris berhasil menang tipis 1-0, Gerrard melihat Ukraina akan menjadi ujian yang lebih berat. "Kita harus membangun permainan dan mencoba untuk mengembangkannya dan tetep belajar." ucapnya yang dilansir Sky Sports.

"Penampilan melawan Moldova berakhir dengan hasil positif tetapi besok akan menjadi ujian yang lebih berat." jelas Gerrard.

Komposisi permainan Eropa Timur yang terkenal dengan kecepatan dan ketangguhannya membuat Gerrard sadar kalau Inggris harus waspada. "Ukraina berisikan pemain-pemain yang berpengalaman dan secara teknik, mereka sangat bagus." pandangnya.

"Pada Piala Eropa lalu, mereka tidak mendapatkan poin sama sekali tetapi kita menang melawan mereka dan kita melakukan apa yang kita harus lalukan. Semoga, kita dapat meraih hasil yang sama pada besok malam." harap Gerrard.

Inggris dipastikan kehilangan beberapa pemainnya akibat cedera salah satunya John Terry.

Saturday, September 08, 2012

Gerrard: Tenang, Aku Baik-Baik Saja

Liverpool - Kekhawatiran para penggemarnya akan kondisi fisik kapten Inggris dan Liverpool, Steven Gerrard pun berakhir. Meski ditarik keluar oleh Roy Hodgson jelang babak kedua bergulir saat Inggris menghadapi Moldova, Gerrard menyatakan dirinya baik-baik saja.

Menurutnya, tidak wajib untuk seorang pemainuntuk bermain penuh dalam pertandingan melawan negara-negara kecil seperti Moldova. "Tidak ada masalah. Aku bugar dan baik-baik saja." kata Gerrard seperti yang dilansir oleh EPSN.

"Menurutku, saat Anda bermain melawan negara seperti ini, idealnya Anda ingin menyelesaikan permainan ini satu babak saja." jelasnya.

Meski mengakui permainan bertahan Moldova cukup menarik di babak kedua, Gerrard berpikir Inggris berhasil memegang penuh kendali, "Terkadang mereka membuat Anda dalam kesulitan dan menumpuk banyak pemain di belakang. Tetapi menurutku kita banyak memenangkan bola-bola atas dan kita menguasai kotak penalti mereka." tambah Gerrard.

Sementara itu Frank Lampard mengakui bahwa bisa bermain kembali bersama sang kapten setelah dua tahun absen membuat dirinya nyaman. "Steven adalah pemain yang menurutku sangat menyenangkan untuk diajak bermain karena dia pemain papan atas." puji gelandang Chelsea tersebut.

Gerrard akan kembali memimpin The Three Lions pada Selasa depan kala Inggris menjamu Ukraina dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2014 di Wembley.

Friday, September 07, 2012

Gerrard Ingin Akhiri Karir Timnas Dengan Gelar Juara Dunia

Moldova - Semangat baru yang mengebu-gebu tengah menyelimuti Steven Gerrard. Gelandang yang sekaligus menjadi roh permainan Timnas Inggris dan Liverpool ini bersiap untuk kembali berlaga dalam kualifikasi Piala Dunia 2014.

Gelaran terbesar sepakbola yang akan dilangsungkan di Brazil, dua tahun mendatang kemungkinan besar akan menjadi Piala Dunia terakhir untuk sang kapten. Gerrard pun berharap mampu menutup karirnya kelak dengan status juara dunia.

Dilansir oleh BBC, Gerrard senang bisa kembali memimpin rekan-rekannya untuk mengarungi beberapa partai awal kualifikasi Piala Dunia 2014. "Kalau Ada tidak senang menjadi kapten untuk negara Anda, dan kemudian pergi ke Brazil untuk mengakhiri hal tersebut, maka Anda berada di permainan yang salah." ungkap Gerrard.

"Aku senang, aku percaya kepada rekan-rekanku bahwa kita dapat lolos dan kita punya peluang untuk meraih kesuksesan." tambahnya.

Sang kapten pun berjanji akan melakukan segala demi raihan terakhirnya di pentas sepakbola dunia kelak. "Ini akan menjadi Piala Dunia terakhirku. Aku masih yakin bisa merampungkan karir timnasku dengan kesuksesan." tutup Gerrard. Semoga!

Meski Yakin Menang, Gerrard Tetap Hormati Moldova

Moldova - Jelang dua laga perdana Timnas Inggris pada kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan Moldova dan Ukraina, sang kapten, Steven Gerrard menyerukan pesan untuk rekan-rekannya agar bermain lebih sabar lagi. Kegagalan pada Piala Eropa 2012 lalu menjadi bahan revisi Gerrard ketika dirinya mulai memimpin Inggris kembali pada Jumat esok.

Gerrard menghormati Moldova yang akan bermain bertahan meski di atas kertas Inggris mungkin tanpa masalah. Namun dirinya yakin Inggris mampu melewati hadangan pertama ini. "Memang akan sulit untuk mengalahkan mereka. Tetapi hal baiknya adalah skuad kita punya pemain yang bermain di Premier League. Kita bermain untuk tim-tim terbaik dan Anda bermain melawan tim yang bermain bertahan." seru gelandang asal Liverpool ini.

"Selama kita sabar dan tidak memaksa, tidak masalah kapan kita bisa mencetak gol dan bagaimana kita bisa memenangkan pertandingan selama kita berusaha." jelas Gerrard.

Target enam poin pun langsung dicanangkan pria 32 tahun tersebut apabila Inggris mampu melewati hadangan Moldova pada pertandingan pertama. "Ini melahirkan kepercataan untuk tim dan skuad. Targetnya minggu ini adalah untuk mendapatkan enam poin." harapnya.

"Tetapi yang terpenting adalah bagaimana bisa fokus pada pertandingan melawan Moldova. Kita percaya kita punya pemain yang dapat memberikan tiga poin." yakin Gerrard.

Dalam kesempatan tersebut, Gerrard juga menyambut kembali gelandang Manchester United, Michael Carrick yang dipanggil masuk Roy Hodgson. "Michael adalah pemain yang berkualitas. Aku sudah bermain dengannya dalam beberapa pertandingan. Senang bisa melihatnya kembali, dia tentunya akan membuat tim ini lebih kuat." ucapnya.

Gerrard Berharap Inggris Belajar Dari Piala Eropa 2012

Moldova - Piala Dunia 2014 mungkin akan menjadi Piala Dunia terakhir untuk kapten Inggris dan Liverpool, Steven Gerrard. Dengan usia yang sudah beranjak 32 tahun, Stevie G menargetkan penampilan yang terbaik dalam gelaran empat tahunan tersebut.

Kegagalan di Piala Eropa 2012 lalu dijadikan Gerrard sebagai bahan pelajaran untuk dirinya maupun timnya. "Anda harus mengubah semua hal negatif menjadi sebuah hal yang positif. Anda mungkin tidak memenangkan tiap pertandingan untuk klub atau negara, tetapi Anda harus menanggapi kritik dan beraksi." kata Gerrard seperti yang dilansir Eurosport.

"Ada beberapa hal yang tim ini perlu perhatikan dari musim panas lalu. Ada banyak hal positif tetapi juga negatif." sebutnya.

Lebih lanjut, Gerrard yakin Inggris akan mempelajari lebih lanjut mana yang salah dan mana yang benar dari kisah kegagalan Inggris di Euro lalu. "Dengan Roy menangani tim ini serta para staf, mereka akan menunjukkan kepada kita mana yang salah dan yang benar dari musim panas lalu. Kita akan coba memperbaiki yang salah." jelas Gerrard.

Namun pria asli Liverpool ini juga coba memperlihatkan beberapa hal positif dari perjalanan Timnas Inggris pada Piala Eropa 2012 sejak kualifikasi terutama saat hanya kalah sekali dalam 18 pertandingan kualifikasi. "Rekor itu sangat impresif dan itu menunjukkan bahwa kita tidak terlalu buruk. Tentunya kita kalah adu penalti dari Italia dan mereka adalah tim yang lebih baik dalam 120 menit. Tetapo aku tidak berpikir jarak antara mereka dan kita sangatlah besar." lihatnya.

"Kalau kita bisa terus belajar dan berkembang serta tidak membuat kesalahan lagi, kita akan mendapatkan hasil besar melawan salah satu dari negara-negara besar itu yang mana akan menjadi perbedaan antara turnamen yang sukses dan yang tidak." jelas Gerrard.

Steven Gerrard dan Timnas Inggris akan kembali berjibaku untuk memperebutkan tiket lolos ke Piala Dunia 2014 di Brazil saat melawat ke kandang Moldova dan Ukraina pada mulai akhir minggu ini.

Sunday, September 02, 2012

Gerrard: Cinta Liverpool Kepada Dalglish Takkan Memudar

Liverpool - Kegagalan Liverpool berbicara di pentas Liga Inggris musim lalu membuat sebagian suporter menjadikan sang mantan manajer, Kenny Dalglsih sebagai kambing hitam. Finish kedelapan dan gagal lolos ke Liga Champions seakan mengubur kebanggaan Liverpudlian saat The Reds memboyong gelar Piala Liga ke Anfield yang King Kenny usahakan untuk mengakhiri trofi gelar Liverpool kala itu.

Meski mengaku kecewa dengan dipecatnya Kenny Dalglish, sang kapten, Steven Gerrard menilai kegagalan Liverpool musim lalu tidak akan mengurangi cinta para pendukung terhadap Dalglish karena status legenda sudah terlebih dahulu melekang di dadanya. "Ini seperti mengikui Sir Alex Ferguson karena Kenny dikenal di sini seperti Ferguson di United. Fakta kalau Kenny dipecat pada akhir musim lalu tidak akan mengubah keadaan." lihat Gerrard.

"Hubungan antara pendukung dan Kenny tidak akan pernah berubah. Ini hal yang sulit. Anda berbicara tentang akhiran meski faktanya tak akan pernah ada sebuah akhiran. Anda tak dapat menutup lembaran cerita tentang Kenny di klub ini hingga dia wafat nanti." tambahnya.

Mengenai apakah Dalglish kecewa dengan pemecatan tersebut, Gerrard yakin legenda hidup The Reds tersebut hanya menginginkan yang terbaik untuk klub ini dan mendukung apa yang manajer baru lakukan untuk klub. "Brendan telah berbicara dan memuji Kenny di depan media dan Kenny akan selalu menginginkan yang terbaik untuk klub ini." yakinnya.

Meski Rindu Alonso, Gerrard Bangga Dengan Allen

Liverpool - Kepergian Xabi Alonso ke Real Madrid pada 2009 lalu disinyalir menjadi penyebab penurunan kualitas permainan Liverpool. Puncaknya ketika The Reds hanya finish kedelapan pada musim lalu.

Sejak Alonso pergi memang Liverpool belum lagi memiliki jangkar hebat. Hingga pada akhirnya musim ini sosok Joe Allen dianggap mampu menutupi lubang yang ditinggalkan pria Spanyol tersebut. Hal ini pun diyakini Gerrard bawasannya Allen merupakan solusi atas permasalahan tersebut. "Semua tim yang memiliki gelandang seperti Alonso selalu memiliki peluang untuk sukses. Dan saat mereka kehilangannya, ini akan sangat menyakitkan. Sebelum ada pengganti yang sama, mereka tidak akan bermain seefektif dulu." pandang Gerrard.

"Setiap kali kita meraih kesuksesan bersama klub ini, di 2001, 2005 dan 200, kita punya pemain-pemain handal di dalam tim. Aku pikir Joe Allen cocok dengan skema ini. Menurutku hal yang sangat tidak adil apabila aku memperbandingkannya dengan Alonso tetapi dia pemain yang Liverpool butuhkan. Dan karena dia dapat mengumpan bola dengan bagus, mengamankan bola, Anda bisa mempercayainya. Dia bekerja kesar dan dia tidak serakah." ujarnya.

Dengan kehadiran Joe Allen yang Gerrard prediksi dapat menutupi lubang tersebut, Liverpool hanya tinggal fokus dalam mempertahankan level konsistensi permainan. Dan Gerrard yakin, jika hal tersebut terpenuhi, bukan tak mungkin The Reds mampu menyaingi kekuatan uang Chelsea dan City. "Beberapa orang berpikir kita jauh dari harapan untuk juara. Tetapi aku tidak setuju dengan hal tersebut. Kita memiliki pemain bagus di sini dan kalau kita dapat menemukan level konsitensi kita, kita dapat kembali ke dalam jajaran empat besar. Ini sulit memang dengan yang dulu ketika Anda melihat ke arah Chelsea, United dan City, yang merupakan beberapa tantangannya. Tetapi aku pikir kita masih memiliki tim yang bagus." jelas Gerrard.

"Klub ini telah melalui masa-masa buruk dalam beberapa tahun belakangan dan ini terasa kita masih berusaha bangkit dari keterpurukan tersebut. Tetapi ini kuncinya, aku merasa kita mulai membaik." yakinnya.

Kembali berbicara mengenai peluang meraih target empat besar akhir musim, Gerrard yakin Rodgers adalah orang yang tetap untuk mengarahkan Liverpool ke jalan yang benar meski butuh waktu. "Sebelumnya aku sudah memiliki pandangan tentang Brendan sebab aku menayakan tentang dirinya sepanjang Euro 2012. Aku berbicara kepada Joe Cole tentangnya dan tidak ada yang memberikanku pandangan negatif tentangnya. Pelatih hebat, pria yang hebat dan ingin bekerja keras." ungkap Gerrard.

"Tentunya ini akan memakan waktu. Tidak ada hal yang sukses dalam satu malam. Tetapi ada tanda-tanda kalau kita bergerak ke arah yang benar. Kita sempat mengalami kekalahan besar di West Brom awal musim. Tetapi dalam empat pertandingan terakhir, kita bermain bagus. Dia juga berkata akan ada kegagalan dan kesuksesan tetapi aku menangkapnya kalau tidak akan ada banyak kegagalan kali ini." prediksinya.

Gerrard dan Liverpool akan menjamu Arsenal dalam lanjutan Liga Inggris pekan ketiga. Meski tak ada mampu yang memprediksi kekuatan masing-masing, Gerrard diyakini akan mampu membawa kemenangan pertama di Anfield musim ini.

Gerrard: Tentang Kegagalan di Liga, Aku Yang Tanggung Jawab

Liverpool - Titel Liga Inggris menjadi satu-satunya mimpi dan harapan bagi seorang Steven Gerrard untuk direalisasikan. Sejak bergabung dengan tim akademi di usia 9 tahun, kapten Liverpool ini selalu berkata kalau gelar Liga menjadi obsesi dan prioritas utamanya.

14 musim sudah dia habiskan bersama The Reds dan musim 2008-2009 mungkin menjadi satu-satunya musim di mana sosok legendaris tersebut dekat dengan gelar impiannya. Namun Gerrard tidak ingin menyalahkan segala aspek yang mempengaruhi perjalanan meraih titel tersebut. "Aku tidak menyalahkan siapapun. Aku tidak mengeluh kalau aku belum juara liga karena pemilik klub pergi, karena Rafa Benitez menjual Xabi Alonso dan Javier Mascherano ingin bermain untuk Barcelona." jelas Gerrard.

"Aku bisa saja menyalahkan hal-hal tersebut karena aku belum memenangkan liga. Tetapi musim saat kita finish kedua, kita mengalami dua atau tiga kebodohan saat bermain di kandang dan aku ada di tim itu. Aku bermain saat itu. Aku harus bertanggung jawab atas semuanya. Aku mungkin harus melihat diriku dulu sebelum menyalahkan hal yang lain. Mudah memang untuk menyalahkan orang lain di sepakbola." lanjutnya.

Fakta kalau belum ada gelar liga yang disematkan kepada dirinya dan Liverpool diakui Gerrard menjadi satu-satunya lubang besar yang harus segera ditutup. Namun dirinya enggan terus-terusan disindir mengenai titel liga yang belum diraihnya. "Tentunya, ini adalah satu lubang besar dalam karirku dan mungkin aku takkan pernah memenangkan liga sekarang ini. Tetapi aku telah melakukan semua hal. Aku tidak menyesal. Aku ingin sekali memenangakn Liga Inggris dan aku masih lapar akan hal tersebut. Tetapi aku tahu kalau aku harus bersikap realistis dan mungkin klub ini akan memenangkan liga saat aku tidak bermain lagi." ucap Gerrard.

"Tetapi apa yang harus aku lakukan? mudah memang untuk berkata aku ingin pergi saja. Tetapi aku belum merasa cukup. Aku ingin meraih gelar yang lain. Aku telah memenangkan piala yang terbaik. Semua orang berkata aku takkan pernah memenangkan Liga Inggris tetapi banyak pemain yang telah punya gelar Liga Inggris tetapi belum pernah mengangkat trofi Eropa." cetusnya.

Dan berkaca kepada sudah banyak gelar yang dia raih, Gerrard merasa optimis dirinya dapat merebut titel idamannya tersebut meski waktunya sudah tak lama lagi. "Aku kapten tim ini dan aku mendapatkan 90 persen atas apa yang aku perjuangkan. Aku juga hampir mendapatkan caps ke-100 bersama Inggris. Aku juga menjadi kapten Inggris dan aku telah memenangkan banyak gelar. Dan sekarang, aku berpikir tentang apa yang aku dapat raih dalam dua hingga tiga tahun mendatang saat aku masih merasa kuat." harap Gerrard.

Jika Waktunya Tiba, Gerrard Ingin Tangani Liverpool

Liverpool - Penunjukkan Brendan Rodgers sebagai manajer baru Liverpool memang membawa sedikit dampak perubahan meski di musim tidak terlalu menyakinkan. Namun setidaknya gaya permainan yang diusung Liverpool selama ini telah diubah sedemikian rupa hanya dalam waktu singkat oleh mantan manajer Swansea City tersebut.

Meski telah mengalami sedikit perubahan, hanya waktu yang dapat menentukan apakah Liverpool mampu sukses dengan singkat atau proses mengambil alih lagi. Hal ini sangat dimengerti sang kapten, Steven Gerrard.

Gerrard menilai kalau Rodgers dapat memberikan sesuuatu yang membuat bangga semua pihak, para penggemar tak perlu cemas . "Dia ingin berada di sini untuk waktu yang lama. Kalau Brendan berhasil memberikan kestabilan dalam tim dan kesuksesan kembali, aku tidak berpikir para suporter akan khawatir dengan hal tersebut." ucap Gerrard kepada Daily Mail.

Ketika ditanya apakah dirinya ada rencana untuk menjadi manajer di Liverpool, Gerrard menjawab "Berharaplah aku bisa terlibat dalam klub ini untuk waktu yang lama. Aku ingin menjadi manajer di sini dan aku tidak akan bermain untuk klub lain. Tetapi aku tidak ingin memastikan hal tersebut karena aku masih memiliki banyak waktu sebagai pemain." jelasnya.

Loyalitas dan totalitas seorang Steven Gerrard memang tak dapat dihargai dengan uang sepeserpun itu karena sebagai seorang pemain lokal, komitmen untuk kebanggan kota dan klubnya adalah yang dia junjung tinggi.

Saturday, September 01, 2012

Gerrard: Carragher Tak Tergantikan di Liverpool

Liverpool - Sudah bermain bersama selama 14 musim membuat kapten Liverpool, Steven Gerrard dan wakilnya, Jamie Carragher seperti sudah sehidup sehati. Mereka lah dua produk tersukses akademi Liverpool yang tersisa hingga kini. Dan tak dapat dipungkiri lagi kalau baik Gerrard dan Carragher adalah legenda tim.

Meski kritik menyelimuti Carragher karena blunder yang terus dilakukan dalam beberapa partai, Gerrard sebagai kapten tim menganggap bahwa kapasitas pemain 34 tahun tersebut. masih sangat mempengaruhi kondisi tim. Dia melihat Carra masih memainkan peran penting dalam perkembangan tim di luar dan di dalam lapangan. "Jamie tidak akan diapresiasi penuh sampai dirinya pensiun nanti karena meskipun Anda seorang pemain lokal, Anda tidak akan dipandang lebih walaupun Anda menjadi bagian terpenting. Dia melakukan banyak hal untuk klub ini di luar dan di dalam lapangan." pandang pria 32 tahun tersebut kepada Daily Mail.

"Para pemain muda melihat dia dan belajar apa yang dia lakukan. Hal-hal yang dia lakukan di waktu luang membuat dia dilirik untuk menjadi contoh untuk klub dan aku tidak berpikir semua orang mengerti hal tersebut." katanya.

Gerrard pun berharap Liverpool tetap mempertahankan Carragher di dalam tim dengan memberikan sodoran kontrak baru meski semua orang tahu Carragher telah memasuki waktu pensiunnya. "Aku yakin klub sadar dan mereka akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankannya. Dia masih memegang peran yang penting di klub ini." harap Gerrard.

Mengenai kemungkinan dirinya menjadi duta klub untuk Liverpool jika masa pensiunnya tiba, Gerrard masih belum yakin karena dirinya tidak ingin berspekulasi kapan dia akan mengakhiri karir sepakbolanya. "Aku mungkin menjadi duta klub ini. Ini adalah sebuah pilihan yang ditawrakan tetapi aku tidak tahu apa yang aku akan lakukan dalam dua atau tiga tahun ke depan." jelasnya.

Tak Munafik, Gerrard Akui Pernah 'Digoda' United

Liverpool - Steven Gerrard, tak ada yang mampu memberikan bantahan lagi kalau dirinya telah menjadi salah satu dari sedikit pesepakbola yang mendahulukan loyalitas daripada materil. 14 musim sudah sang legenda bermain di klub yang dia cintai dan dirinya tidak pernah komplain tentang fakta kalau dirinya masih belum mampu mengangkat gelar juara liga yang selama ini dia impikan.

Dalam karirnya, Gerrard tercatat pernah tiga kali menerima tawaran untuk membelot dari The Reds yang salah satunya menyisipkan jaminan untuk merealisasikan mimpinya menjadi kampiun Liga Inggris. Pada 2004 dan 2005 lalu, Chelsea datang dengan gelontoran dananya. Bahkan sebelumnya, klub yang selama ini dia benci, Manchester United berusaha menggodanya dengan garansi yang sama.

Namun itulah Gerrard. Komitmen dia untuk sehidup semati bersama Liverpool membuatnya melupakan tawaran tersebut meski dirinya tahu resiko apa yang dia hadapi. Kepada Daily Mail, kapten Liverpool ini menuturkan beberapa pengalaman digoda klub-klub lain yang mungkin semua penggemarnya tidak tahu. "Ada banyak hal yang terjadi denganku selama 10 tahun terakhir. Semua orang hanya mendengar tentang Mourinho dan Chelsea di tahun 2004 dan 2005. Tetapi ada beberapa hal seperti itu yang terjadi di luar momen tersebut." akuinya.

"Menggoda memang karena dua manajer terbaik menginginkanku untuk bermain di tim mereka. Gary Neville berkata kalau Ferguson menginginkanku. Tetapi aku mengerti kalau bermain untuk Manchester United adalah hal yang mustahil. Aku tidak pernah ingin bermain untuk Manchester United. Mereka adalah klub yang fantastis tetapi juga menjadi rival di sini. Itu mengapa Gary tidak bermain untuk United dan Liverpool." ungkap Gerrard

Lanjutnya, Gerrard juga mengakui bahwa tawaran dari Manchester United memang sangat menggoda namun dirinya mempertimbangkan semua hal sebelum bereaksi kalau mustahil untuk membela United. "Jangan berpikiran negatif dulu. Tawaran tersebut menarik tetapi ini sangat tidak mungkin." jelasnya.

Hal yang berbeda justru terjadi saat Mourinho bersama Chelsea dan Real Madrid datang dengan tawaran yang konon mencapai 30 dan 40 juta poundsterling. Menurut Gerrard, kebimbangan yang dia hadapi disebabkan karena Liverpool tidak terlalu dapat berbicara banyak di Liga meski akhirnya dia mengatakan tidak untuk Chelsea dua kali. "Kasus dengan Mourinho berbeda. Klub ini (Liverpool) tidak terlalu menantang saat itu. Jadi itu yang aku pikirkan. Tetapi, aku akhirnya mengatakan tidak dua kali." ungkap Gerrard.

"Tetapi dia kembali saat di Real Madrid dua tahun yang lalu. Aku melihat beberapa pemain yang diminati Real Madrid dan Barcelona. Mereka selalu menciptakan kontroversi dengan kepindahan mereka ke sana. Tetapi itu tak pernah terjadi denganku. Aku senang berada di sini, aku merasa nyaman dan semuanya telah usai." tambahnya.

Dengan pernyataan Gerrard di atas semakin menafsirkan bahwa apa yang dilakukan pemain 32 tahun tersebut selama 14 musim karirnya di Liverpool adalah bentuk dari kesetiaan dan komitmen demi nama klub kebanggan.