Monday, May 30, 2011

Happy Birthday The Prince of Scouseland, Steven George Gerrard MBE

Tepat hari ini, 30 Mei 2011 atau 31 tahun yang lalu, seorang pangeran kecil dari Anfield lahir. Terlahir sebagai seorang yang sangat dewasa, Steven Gerrard telah mengarungi hidup ini sejalan dengan takdirnya sebagai pesepakbola sejati dengan komitmen penuh untuk menjadi seorang legenda di Liverpool. Dia telah menjadi contoh banyak pesepakbola muda khususnya dari akademi Liverpool untuk bagaimana menjadi seseorang yang semestinya, menjadi seorang yang berkomitmen penuh dalam bidang profesionalnya. Salah satu gelandang sepakbola yang pernah dilahirkan di dunia ini dan telah menjadi sebuah ikon Liverpool adalah bukan merupakan usaha yang mudah. Selama 31 tahun Steven Gerrard lahir, tumbuh dan berkembang di Liverpool and akan selalu menjadi pangeran para orang-orang scouse

Untuk karena ini, kita sebagai personal yang sangat mencintai, mendukung dan mengagumi Steven Gerrard mempersembahkan sebuah video yang kami dedikasikan untuk seorang yang telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, seorang yang akan selalu mendedikasikan hidupnya untuk sepakbola dan Liverpool. Ini sedikit hadiah apresiasi buat Steven Gerrard dari kita, Steven Gerrard fans di Indonesia


HAPPY BIRTHDAY STEVEN GERRARD




Steven Gerrard dan #happybirthdaystevieg sempat menjadi trending topic di Twitter

Thursday, May 26, 2011

The Journey To The Fifth: Part Three


Babak pertama:  

Para punggawa kedua tim masuk ke lapangan
1' Wasit peluit kick off untuk menandakan pertandingan telah dimulai. Baru berjalan sekitar 35 detik'an, Paolo Maldini berhasil menjebol gawang Dudek lewat tendangan volinya. Maldini memanfaatkan free kick Andrea Pirlo dari sisi kiri pertahanan Liverpool. Pirlo dengan jeli melihat situasi kelemahan pertahanan LFC. 18' Harry Kewell menambah daftar panjang penderitaan Liverpool dibabak pertama. Lututnya tidak mampu lagi untuk melanjutkan final. Smicer masuk menggantikan Kewell. 20.000 traveling kop yang datang ke Ataturk tidak henti-hentinya memberikan nyanyian, teriakan agar para pemain LFC bangkit. Sebelum persis memasuki menit ke 38, Liverpool lebih sedikit bisa menekan, namun pergerakan Kaka lagi-lagi menjadi masalah yg dikhawatirkan. Dan akhirnya petakake 2 pun datang, Luis Garcia dijatuhkan Nesta dalam kotak penalti Milan. Namun wasit mengacuhkan kejadian tersebut. Pertahanan LFC tidak siap menerima serangan balik yang dilakukan Sheva sampai dia memberikan sodoran dari kiri hingga menemui Crespo. Crespo dengan mudah menceploskan bola ke gawang Dudek tanpa pengawalan berarti. 2-0 untuk Milan. Peruntungan AC Milan tidak habis disitu saja,beberapa menit kemudian, Kaka kembali menjadi malapetaka. Pergerakan dia ditengah lolos dari pengawasan Xabi Alonso dengan cerdik melihat pergerakan tanpa bola Crespo.Langsung saja dia lambungkan bola,dan mampu dikontrol Crespo tanpa ada kesulitan menaklukkan Jerzy Dudek. Jamie Carragher tak sempat menjangkau Crespo saat itu karena sudah kalah pace duluan. 3-0 untuk AC Milan. Sebuah bencana yang krusial bagi Liverpool dimana mereka tidak mampu menahan Milan.



Gol cepat Paolo Maldini



Gol kedua Milan via Hernan Crespo
  


Gol Crespo yang kedua dan ketiga untuk Milan



Half time:

Mau tahu apa sebenarnya yang dilakukan Rafa Benitez saat berada di dressing room untuk membangkitkan pemain LFC yg tengah drop? inilah beberapa pernyataan pemain Liverpool yang berada di dressing room......

Steven Gerrard: Rafa masuk ke ruang ganti, menenangkan kita semua, menulis sesuatu di papan taktik dan dia berkata " yang harus kita lakukan hanyalah mencoba mencetak goal seawal mungkin dan itu akan merubah segalanya, percaya " aku hanya duduk termenung dan berpikir kalau semuanya telah berakhir saat itu "

Jerzy Dudek: " Rafa hanya mengatakan bahwa kita adalah Liverpool Football Club dan kita tidak mungkin terbantai )ikuti suara-suara riuh fans di luar sana " 

Djimi Traore: " Saat kami sedang berada di ruang ganti, kami semua mendengar AC Milan sedang merayakan kemenangan mereka di babak pertama mereka merayakan seolah mereka telah juara. Namun mereka tak sadar bahwa mereka lah yang memicu rasa lapar kami di babak kedua " 

Luis Garcia: " Saat kami semua duduk termenung diruang ganti, kami mendengar para fans tanpa henti menyanyikan YNWA di luar sana, apa kamu bisa membayangkannya? kita tertinggal 3-0 dalam sebuah final namun 45.000 fans masih percaya kalau kita mampu bangkit " 


Babak kedua plus 2x extra time

A Firm header dari kapten fantastik, Stevie G
Lanjut ke babak kedua, babak baru di mana sejarah baru akan tercipta dan babak baru akan hal yang tidak mungkin kalian lupakan. Di babak kedua, Rafa memutuskan untuk memainkan Didi Hamann yang akan diplot sebagai holding and supplying midfielder agar Stevie dapat leluasa memainkan perannya sebagai dirijen. Xabi masih diplot sebagai supplier bola ke berbagai arah. Didi Hamann masuk mengantikan Finnan. Dengan masuknya DIdi Hamann secara otomatis, Liverpool bermain dengan 5 gelandang dengan Didi bantu cover Stevie. Luis Garcia menemai Baros di depan. Xabi Alonso tenang sebagai supplier sekaligus defensive midfielder.Traore digeser masuk agak dalam pertahanan.pusat serangan ada di Stevie.

Vladimir Smicer dengan tendangan geledeknya
Gol Xabi Alonso 















'54 Riise mencoba mengirimkan sebuah cross ke kotak penalti AC Milan, namun masih dapat di blok dan kesempatan kedua langsung dia manfaatkan Riise melihat Stevie tanpa pengawalan berada di dalam kotak penalti lawan, langsung dia kirim cross,sebuah tandukan Stevie masuk ke pojok kanan gawang Dida yang saat itu sudah mati langkah. 1-3 untuk Liverpool. Kapten Stevie langsung mengangkat kedua tangannya dan mengayunkan ke atas sampai 4 kali sebagai sinya " hayo bangkit, hayo bangkit " dan dari momen itulah, Liverpool menemukan kembali semangat bertanding mereka. Hanya dalam tempo 2 menit setelah terjadinya goal pertama, Liverpool kembali menunjukkan kelasnya dengan mengurung habis pertahanan AC Milan. Vladimir Smicer melepaskan tendangan geledek berharak sekitar 20 meter dan meluncur akurat ke sudut pojok gawang Dida. Thanks to Carra yang melihat posisi leluasa Smicer. Dan 3 menit kemudian, sebuah pergerakan tanpa bola Stevie masuk ke dalam kotak penalti untuk sodoran dari kanan. Dengan pengawalan ketat dari Gennaro Gattuso dan dengan sedikit trik gravitasi bumi dari Stevie, dia terjatuh. dan wasit langsung menunjukkan titik putih dan Liverpool mendapatkan penalti. Para pemain Milan langsung menghampiri sang wasit namun wasit tetap dengan pendiriannya. Xabi Alonso ditunjuk sebagai algojo. Xabi Alonso menendang bola ke arah kiri namun masih dapat diblok Dida, bola rebound langsung disambar Xabi yang lebih cepat bergerak. 3-3 kenyataan yang ada di papan skor. Dramatis, satu kata yang bisa menggambarkan apa yang dilakukan pemain Liverpool dalam tempo 6 menit saja.

Penyelamatan heroik dari Jerzy Dudek
Liverpool mulai mengendurkan serangan ketika memasuki menit ke 84. Rafa memasukkan final change yaitu Cisse mengantikan Baros. Sedangkan Milan? Carletto memperbaharui amunisi serangan dengan memasukkan Jon Dahl Tomasson menggantikan Crespo serta Serginho for Seedrof. Sampai akhir babak kedua skor berubah drastis. 3-3, semua fans Liverpool tak hentinya menyanyikan YNWA, Fields of anfield road dan lain-lainnya.  Pertandingan dilanjutkan melalui babak extra time. Stevie sekarang diplot sebagai bek kanan untuk membantu pertahanan Liverpool. Di extra time 1 dan 2, semuanya jadi milik Milan dan Jerzy Dudek. Di kedua babak ini, Milan menekan penuh namun Dudek lah yang jadi pusat perhatian. Karena setidaknya ada 3 saves penting di interval tambahan ini. Yang terheroik saat mementahkan 2 peluang emas depan mulut gawang oleh Sheva dalam satu momen. Namun,saya tak habis pikir bagaimana dudek bisa melakukan itu

Penalti shoot-outs

Dudek mentahkan tendangan penalti Sheva
Akhirnya pertandingan harus dilanjukan ke babak tos-tosan a.k.a adu penalti. Rafa menunjuk Hamann,Cisse,Smicer,Riise sebagai algojo pertama. Sementara itu, Carletto menunjuk Serginho, Pirlo, Kaka, Tomasson dan Sheva sebagai algojo mereka. Penendang pertama AC Milan, Serginho melayangkan bola entah kemana, Didi Hamann menyelesaikan tugasnya dengan baik walaupun dia sempat mengeluh sakit di kakinya saat babak extra time. Pirlo juga menjadi penendang yg gagal setelah tendangannya dimentahkan Dudek. Cisse yang pada pertandingan terakhir vs Aston Villa mencetak goal lewat titik penalti, kali ini dia sukses pula mempecundangi Dida. 2-0. Jon Dahl Tomasson maju dan menyelesaikan tendangan dengan baik membuat score pertama Milan dalam adu penalti sebelum Smicer datang dan memperpanjang jarak menjadi 3-1.Kaka berikutnya ambil giliran, tanpa cacat dia ceploskan bola walaupun Dudek sudah melakukan apa yang dianjurkan Carra untuk mengikuti goyangan spagetti ala Bruce Grobbelaar. 3-2. Riise maju untuk mengesekusi penalti, namun sayang tendangannya masih mampun dimentahkan DIda. Dan penendang terakhir datang, Andriy Shevchenko menghadapi Dudek. Sheva taruh bola, )ambl bidikan ke tengah,namun dia salah perhitungan waktu.Dudek sudah salah gerak,tapi bola masih dapat teraih dirinya. LIVERPOOL BERSORAK!!!!!!!

Liverpool, sang juara sejati Eropa
LIVERPOOL ARE THE CHAMPION OF THE EUROPE, AGAIN. Akhirnya setelah penantian panjang 20 tahun lamanya, Liverpool berhasil memecahkan kutukan 20 tahun lamanya. Sebuah pertandingan paling dramatis yang pernah ada, yang paling menyedot banyak perhatian dan yang paling banyak menyimpan nilai kehidupan. Atas raihan gelar kelima ini, Liverpool dianugerahi UEFA badge of honour atas keberhasilan mereka meraih trofi eropa yang kelima yang artinya Liverpool berhak untuk menyimpan replika trofi Liga Champions di kabinet piala mereka. 



You made yourselves legends and made your fans the happiest in the world !Thank you for the Miracle of Istanbul, LIVERPOOL 


The Journey To The Fifth: Part Two

Liverpool melenggang ke semifinal dan ditunggu Chelsea. Chelsea yang dipredikatkan sebagai tim kaya baru tidak mampu memperlihakan sisi uang mereka saat mereka ditahan LFC di Stamford Bridge. Di Anfield, Mou tetap dengan raut muka kesombongannya sengaja menuliskan sebuah tulisan di kaca depan bus yang membawa Chelsea ke Anfield. Dalam tulisan tersebut tertulis “Yang dua telah tumbang, satu lagi menyusul “ namun nampaknya tulisan tersebut tidak berpengaruh di lapangan. Babak pertama, kedua tim bermain dengan tempo biasa.

Chelsea pun merasakan keriuhan Anfield sehingga mereka sulit mengembangkan permainan. Stevie G melakukan sebuah pergerakan mencari kawan,menemukan Milan Baros berlari cepat masuk dengan ke dalam kotak penalti Chelsea, Baros menemukan Petr Cech siap menyergap bola tersebut dan hasilnya Cech malah meninju muka Milan Baros dan bola pun bergerak liar. Bola liar pun langsung disambar Luis Garcia yang berdiri bebas. Bola langsung menuju ke gawang kosong sebelum disapu oleh Gallas yang datang dari entah kemana ditemani John Terry yang tidak mampu berbuat apa-apa. Tidak ada yang tahu sampai sekarang apakah bola tersebut melewati garis apa tidak, yang jelas hakim garis langsung memberikan tanda kalau bola telah lewat garis gawang. wasit mengesahkan goal tersebut Liverpool bersorak.

Gol kontroversial Luis Garcia
Walaupun misalnya gol Luis Garcia tidak disahkan oleh wasit, LFC tetap berhak diberikan sebuah penalti atas pelanggaran yang dilakukan Cech. Di babak kedua, Chelsea semakin bermain menyerang dan tidak memperdulikan lini pertahanan mereka yang semakin terbuka. Namun hasil yang mereka dapat karena kesombongan mereka hanyalah sebuah isapan jempol karena Liverpool mampu keluar sebagai pemenangnya. Setelah wasit meniupkan peluit panjang,Euforia Anfield meledak bagaikan sebuah peluncuran roket antarikasa.Liverpool ke final Liga Champions. Steven Gerrard dkk langsung melakukan selebrasi dan merayakan semuanya ke setiap sudut lapangan Anfield. Final ke 6 untuk Liverpool. Sementara itu Jose Mourinho yang langsung diwanwancarai wartawan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah mengakui goal Luis Garcia tersebut. Dia menggangap keriuhan Anfield-lah yang mencetak gol tersebut serta menyebut keputusan hakim garis telah diintervensi oleh para suporter. Namun ocehan Mou tersebut hanya dianggap angin lalu karena dalam kenyataan Liverpool berhasil melaju ke final lagi setelah 20 tahun lamanya. Liverpool segera bersiap untuk sebuah final paling bersejarah di kasta sepakbola tertinggi di Eropa

40.000 traveling kop berbondong ke Istanbul
Setelah menyelesaikan seluruh sisa pertandingan di EPL. Liverpool hanya mampu finish di peringkat ke 5 di bawah Everton, Liverpool sadar satu-satunya jalan yang harus Liverpool tempuh demi kembali ke Liga Champions musim depan adalah memenangi laga pamungkas di Istanbul itu. Di luar teknis pertandingan, pemerintahan Turki sempat meragukan Final ini akan berjalan mulus dikarenakan ketakutan mereka akan ulah Hooligans yang datang ke Istanbul dan ketakutan mereka tidak terbukti. Final tersebut dijaga 6000 petugas keamanan. Namun yang lebih ditakutkan oleh panitia adalah membeludaknya penonton yang datang ke Turki. 100.000 orang diperkirakan datang ke Istanbul Alokasi tiket untuk final ini disediakan sekitar 65.000 tiket dengan pembagian setiap tim kebagian 20.000 dan 7.500 nya dijual via Online dan sisanya dialokasikan untuk kegiatan Football Family. Dalam waktu beberapa hari setelah dibuka, tiket final tersebut ludes.

Duel dua bintang, Kaka dan Stevie G
BBC pun melaporkan sekitar 30.000 Liverpuldian melakukan perjalanan ke Istanbul melalui jalan darat maupun udara namun hanya sekitar 20.000 suporter yang akan kebagian tiket menonton. Sisanya memadati pub-pub dipinggiran stadion Sebelum pertandingan banyak yang meragukan Liverpool akan keluar sebagai pemenang karena hanya dijadikan team underdog. Dan banyak komentar tersebut datang dari fans United seperti yang dikatakan oleh Rob Smyth, seorang pengurus Manutd fans. " Aku tidak pernah mengerti kenapa semuanya menyampah untuk mendukung Liverpool. Saya pikir, Liverpool akan dihabisi Milan " Rob Smyth. Namun Stevie G balas semua komen negatif tersebut dengan kalimat " Lifting the trophy has to be the best feeling ever (menyindir)". Dalam bursa taruhan pun, hampir 74 % betting bookers manaruh uang mereka untuk kemenangan AC Milan. Yang paling mencolok lagi adalah mengenai pakaian yang dikenakan. Saat Liverpool tiba di Stadium, para pemain hanya menggenakan setelan pakaian training santai dengan style seadanya dan yang beda adalah Saat pemain AC Milan semua pemain turun dari bus dengan setelan jas bermerek serta sepatu Van Tovel hitam mengkilat. Namun semua hal yang meremehkan Liverpool tersebut, akan segera berakhir.....

Liverpool berutung bisa memilih jersey warna apa yang akan mereka pakai.Jersey merah yang mereka kenakan saat final dengan putih untuk Milan dikarenakan Liverpool yang menjadi tuan rumahnya. Wasit yang memimpin pertandingan final saat itu yang dipilih UEFA adalah Manuel Mejuto González, wasit asal Spanyol yg dikenal tegas. Mejuto Gonzales dibantu Clemente Plou, Oscar Samaniego sebagai hakim garis dan Arturo Dauden Ibáñez sebagai wasit keempat.

Masuk ke starting line-up Liverpool dan AC Milan.....

Liverpool: .Dudek, Finnan, Carragher, Hyypia, Traore, Luis Garcia, Gerrard, Xabi Alonso, John Arne Riise, Harry Kewell, Milan Baros. Subtitusinya: Scott Carson, Josemi, Dietmar Hamann, Antonio Núñez, Igor Bišćan, Djibril Cissé, Vladimír Šmicer

AC Milan: Dida, Cafu, Jaap Stam, Nesta, Paolo Maldini; Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf; Kaka, Hernan Crespo, Shevchenko. Milan subtitusi: Christian Abbiati, Kakha Kaladze. Alessandro Costacurta. Rui Costa, Vikash Dhorasoo, Serginho, Jon Dahl Tomasson

Skema awal, Liverpool terapkan formasi 4-4-1-1 dengan menaruh Milan Baros sebagai ujung tombak yang disupport Kewell dan Luis Garcia. Steven Gerrard bertugas sebagai advance playmaker sedangkan Xabi sebagai supplier. Ini lah hal yang pincang di babak pertama, Liverpool tidak menyadari potensi serangan Milan yang bertumpu pada seorang Kaka.Liverpool tidak memasang pemain penutup pergerakan Kaka. Sedangkan Milan, format awal mereka di babak pertama memang mereka rancang untuk menghabisi lini tengah Liverpool. Sedangkan Kaka dibiarkan bermain sendirian dengan kreasi dia sendiri untuk melayani dua bomber AC Milan, Shevchenko dan Crespo. Fakta yang menarik adalah, reporter BBC mencatat bahwa keriuhan di stadion menjelang pertandingan, didominasi oleh fans Liverpool dengan 1:7.

The Journey To The Fifth: Part One

May 25th 2006, 6 tahun yang lalu, Ataturk Stadium di kota Istanbul, Turkey. Sebuah final kompetisi sepakbola terbesar Eropa baru saja akan di mulai saat 2 team dari 2 negara berbeda datang ke stadium tersebut untuk mencoba meraih mimpi mereka demi merebut sebuah kehormatan tertinggi di kasta sepakbola Eropa. Mereka adalah AC Milan dan Liverpool. Namun keduanya tidak akan mengira kalau final ini akan menjadi final Liga Champion terhebat yang pernah ada. The Greatest Comeback Final Ever, adalah julukan yang diberikan di saat akhir pertandingan merujuk ke final dengan tingkat tensi tinggi selama 120 menit plus 9 menit waktu saat adu penalty dilakukan. Final ini bukan saja mempertarukan gengsi antara kedua kutub sepakbola yang mempunyai gaya yang bermain berbeda melainkan juga pembuktian apakah Liverpool mampu mematahkan kutukan 20 tahun sejak terakhir Liverpool menjuarainya 1984 di Roma sebelum Liverpool vakum dari keikutsertaan mereka di Liga Champions akibat hukuman selama 5 tahun dri UEFA atas tragedy Hesyel di tahun 1985. Liverpool membawa serta 18 punggawanya ke Atartuk Stadium tanpa terkecuali Dietmar Hamman yang 3 hari sebelumnya mengalami masalah dengan hamstring namun dia tidak akan pernah menyangka bahwa perannya nanti sangat vital

Luis Garcia dan Xabi Alonso pembelian Rafa paling efektif
Perjalanan Liverpool ke pentas final Liga Champions pun tidak lah mudah seperti membalik telapak tangan. Selain di awal musim Liverpool kehilangan salah satu anak emasnya, Michael James Owen yang beralasan mencari pengalaman baru di Spanyol, perubahan staff kepelatihan saat Rafa Benitez datang pada musim pertamanya bersama Liverpool adalah bumbu lain yang mengawali semuanya. Sang Nakoda Kapal, Rafa Benitez menyulap Liverpool menjadi sebuah armada sepakbola dengan aroma spanish connection dengan mendatangkan pemain macam Xabi Alonso, Luis Garcia, Antonio Nunez dll serta memunculkan nama Neil Mellor yang sempat menjadi teenage sensation.

Perjalanan Liverpool di Liga Champions berangkat dari kualifikasi ke 3, Liverpool dipertemukan dengan klub semenjana dari Austria, AK Graz. Bermain tandang di Austria, Stevie G cetak 2 goal pertama mengawali regime Rafa Benitez di Liverpool sebelum menjamu AK Graz di Anfield. Kembali ke Anfield, The Anfield Boys berhasil mencuri 1 gol sehingga membuat agregat membesar menjadi 3-0. Liverpool lolos ke grup stage. Dalam drawing di Nyon, Liverpool bergabung di grup A bersama Olympiakos, Deportivo La Coruna serta AS Monaco. AS Monaco yang pada musim sebelumnya menjadi runner-up kejuaran sebelum kandas di final oleh FC Porto dengan Jose Mourinho-nya. Liverpool menjadi unggulan dalam grup tersebut, namun unggulan bukan berarti tanpa hambatan. Pada interval pertama tidak terlalu bagus. Liverpool hanya meraih 1 kemenangan dengan mengalahkan Monaco 2-0 serta mengalami kekalahan tandang dari Olympiakos dengan skor 0-1 sebelum Deportivo La Coruna menyadarkan Liverpool bahwa mereka semua punya nyali dengan menahan Liverpool 0-0 di Anfield.

Interval kedua,organisasi permainan Liverpool mulai membaik dengan bukti kemenangan tandang Liverpool di Estadio Riazor kandang Super Depor. Jorge Andrade memberikan hadiah sebuah gol bunuh diri yang memberikan suntikan kepercayaan Liverpool namun masalah inkonsistensi masih ada. Di matchday 5, Liverpool seperti tanpa semangat dan kehilangan konsistensi ketika kehilangan poin penuh di kandang Monaco. Javier Saviola pastikan Monaco melenggang ke fase knockout meninggalkan Liverpool yang harus bertarung sampai partai terakhir vs Olympiakos. Matchday 6. di Anfield. Liverpool membutuhkan kemenangan dengan keunggulan 2 goal atas Olympiakos demi muluskan langkah ke 16 besar. Semuanya sedikit rusak dgn kehadiran gol Olympiakos hasil free kick Rivaldo memanfaatkan kelemahan pagar bêtis yang dibangun Liverpool. Keunggulan Olympiakos bertahan hingga turun minum. Mengetahui teamnya ketinggalan, Liverpool sadar mereka butuh 3 goal untuk lolos.

Steven Gerrard menjadi pahlawan Liverpool vs Olympiakos
Liverpool memulai babak kedua dengan bermain langsung menyerang. Sebuah gebrakan Harry Kewell tercipta setelah menang duel lari man to man lawan salah satu bek Olympiakos. Kewell melepaskan sebuah umpan manis ke kaki Sinama Pongolle dan membawa Liverpool menyamakan kedudukan 1-1. Liverpool makin percaya diri. Liverpool butuh 2 gol lagi sampai akhrnya Neil Mellor membawa Liverpool unggul setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Nikopolidis. 2-1 untuk Liverpool. Keunggulan tersebut nyatanya belum cukup untuk memastikan Liverpool lolos ke fase knock out.Liverpool mulai mengurung pertahanan Olympiakos. Momen yang ditunggu akhirnya datang. Carra yang saat itu naik membantu serangan Liverpool mengirimkan sebuah umpan lambung ke kepala Mellor. Neil Mellor yang melihat posisi Stevie kosong langsung pantulkan bola tersebut ke tengah tepat di jarak bidikan Stevie G. Steven Gerrard yang sudah dari tadi menunggu akhirnya menemukan posisi yang pas untuk membidik bola tersebut. Sebuah tendangan setengah first time dengan tingkat akurasi 100% tepat plus daya hujam yang keras membuat satu stadion Anfield bersorak riuh. Steven Gerrard bawa Liverpool unggul 3-1 ata Olympiakos pada salah satu malam comeback hebat pada season tersebut. Komentator Sky saat itu Andy Gray dan Martin Tyler pun sampai teriak “ Oh beauty, What a hit, son “ berulang-ulang puji gol Stevie G. Atmosfer satu stadion Anfield pun berubah darinya tadi tegang sampe ke ubun-ubun menjadi sebuah kelegaan massal. Liverpool lolos

Inilah awal yang menyakinkan Liverpool yang maju ke fase knock-out sebagai runner up group menemani AS Monaco yang menjadi juara Grup A. Liverpool unggul perbedaan goal dari Olympiakos walaupun sama-sama mempunyai poin 10, Liverpool yang lolos dari lubang jarumDi fase knock-out Liverpool dipertemukan juara grup B,Bayern Leverkusen. yang mengungguli Madrid di grup B. Liverpool Seperti tanpa kesulitan. Liverpool melenggang di dua pertemuan kandang dan tandang yang masing-masing tercipta skor 3-1 sehingga menciptakn agregat besar 6-2. Luis Garcia, Milan Baros, John Arne Risse, Didi Hamman masing-masing menyumbangkan goal di kedua pertemuan melawan Leverkusen.

Pada drawing yang dilakukan di markas besar UEFA di Nyon, Swiss, Liverpool dipertemukan dengan Juventus di perempat final. Semua orang tertuju pada peristiwa paling memilukan publik sepakbola Eropa 19 tahun yang lalu, Tragedi Hesyel yang menewaskan 39 suporter. Polemik sempat muncul akan adanya isu boikot pertandingan oleh pihak keluarga korban terutama fans Juventus namun hal tersebut tidak terjadi. Pertandingan pertama di gelar di Anfield.Diawali sebuah upacara penghormatan untuk 39 korban tragedy Hesyel. Upacara ini juga dihadiri oleh dua legenda masing-masing klub, Ian Rush dan Platini. 

Luis Garcia mencetak gol indah vs Juventus
Ceremony itu tidak mengurangi tensi pertandingan saat dimulai. Sami Hyypia buka keunggulan Liverpool melalui tandukannya setelah memanfaatkan sepak pojok. 1-0 Liverpool. Tak berselang berapa lama, Luis Garcia memperlihatkan sebuah tendangan spektakular dari jarak sekitar 25 meter menghujam jala Gigi Buffon. 2-0 keunggulan Liverpool pada babak pertama. Gambaran para suporter saat itum Liverpool bakal lewati babak kedua dengan mudah. Namun tidak...Di babak kedua Juventus mulai bermain menyerang sampai pada akhirnya lemahnya kordinasi lini belakang Liverpool mampu dimanfaatkan Fabio Cannavaro mencetak goal tandang untuk Juventus yang mungkin menjadi modal utama Juve untuk habisi LFC di Turin. Pertemuaan kedua berlangsung di Turin, Juventus minimal memerlukan kemenangan 1-0 atas Liverpool untuk memuluskan jalan mereka ke semifinal. Namun Liverpool adalah Liverpool, dengan segalah kegigihan sampai akhir pertandingan, keunggulan 2-1 dari Anfield mampu dijaga Liverpool. Liverpool yang saat itu langsung dicap bermain super defensive dan sedikit pragmatis oleh Juventus, namun Rafa Benitez menolak berkomentar

Tuesday, May 24, 2011

Stevie G Resmikan Pusat Kesehatan Terhijau Dan Termodern Kota Liverpool

The Blue Bell Health Centre atau bisa dibilang tempat tersehat di Liverpool ini resmi dibuka Senin kemarin 23/5/2011 waktu setempat. Hal yang spesial justru datang dari kapten Liverpool, Steven Gerrard yang datang untuk meresmikan salah satu tempat terhijau di Inggris ini. Stevie G yang diundang khusus oleh ketua komunitas kesehatan masyarakat, Rosemary Hawley, memperlihatkan sisi positif di mana dia adalah seorang ikon kota Liverpool. 

Stevie G yang memang tumbuh dan besar di daerah Blue Bell, Huyton ini mengaku senang dibukanya salah satu pusat kesehatan di kota Liverpool ini.  " Aku menghabiskan seluruh masa kecilku di sini dan aku tahu bahwa mampu mendapatkan pelayanan kesehatan setiap harinya yang dekat dengan rumahku adalah sesuatu yang krusial " ujar Stevie G


Blue Bell Centre
Stevie G juga bangga menyambut apa yang masyarakat kota Liverpool telah lakukan demi pembangunan pusat kesehatan tersebut. " Aku senang melihat peran yang telah dimainkan oleh komunitas masyarakat serta anak-anak dalam pembangunan ini " ucap Stevie G.  Lebih lanjut lagi Stevie mengharapkan agar Blue Bell Centre ini dapat dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Inggris agar mereka tertarik untuk menambah lahan hijau di sekitar daerah mereka. Blue Bell Centre ini memang akan menjadi tempat beberapa pelatihan kesehatan, farmasi dan beberapa bidang yang masih ada hubungannya dengan kesehatan



Stevie G berpose dengan anak-anak
The Blue Bell Health Centre dibangun atas modal patungan beberapa komunitas masyarakat di kota Liverpool dengan pengerjaan proyek seluruhnya ditanggung pemerintah kota setempat yang menghabiskan dana sekitar 5.7 juta Poundsterling. Yang menarik dari tempat ini adalah di sini kita dapat menikmati hijaunya dan sejuknya sebuah tempat dengan desain lebih ke sebuah gendung kesehatan bertema artistik yang indah di Mersyside. Blue Bell Centre sendiri dibangun dengan bahan baku yang ramah lingkungan yang dilengkapi dengan atap yang terbuat dari tanah liat serta sistem daur ulang air hujan menjadi air bersih ini menerapkan sistem low-energy medical equipment, artinya setiap alat-alat medis yang dioperasikan, memang menggunakan daya yang sedikit demi penghematan energi. 


Monday, May 23, 2011

Steven Gerrard Dengan Arti Kebersamaan

Stevie G kejutkan publik Villa Park
Birmingham - Pemandangan yang tak biasa hadir di Villa Park, kandang klub Aston Villa saat The Villains menjamu lawannya Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris pekan terakhir. Pemandangan tersebut datang dari kapten Liverpool, Steven Gerrard yang sedang mengalami cedera.  Stevie G, begitulah sapaannya, terlihat berbaur dengan para suporter Liverpool yang datang dan menempati tribun khusus penonton lawan di Villa Park. Stevie yang datang bersama keponakannya, Louie terlihat sangat antusia walaupun harus berdesak-desakan dengan para penonton lainnya demi menyaksikan pertandingan tersebut.

Walaupun hasil pertandingan tidak terlalu bagus untuk dirinya dan Liverpool, namun apa yang ditunjukkan dirinya hari ini merupakan sikap yang hanya sedikit pemain di dunia ini yang mau dan rela melakukan. Ini bukti bahwa Steven Gerrard sangat dekat dengan para suporter dan tidak memiliki sifat segan untuk berbaur. 

Stevie G yang selama ini hanya terlihat duduk di kelas VIP saat menyaksikan Liverpool bertanding disaat dia berhalangan tampil, kali ini sangat beda sekali. Apakah karena ini pertandingan terakhir Liverpool, yang pasti hari ini sungguh spesial melihat Stevie G berbaur dengan penonton dan dia sekali menunjukkan fans adalah segalanya untuk dia dan tim. Tanpa kita sadari apa yang Stevie lakukan hari ini menunjukkan bahwa kebersamaan, kehangatan berada dalam satu semangat dan tujuan merupakan hal yang pasti akan dibawa dalam meraih sukses ke depannya dan Stevie baru saja menujukkan bahwa bukan uang untuk membangun sebuah semangat dan kebersamaan, tetapi bagaimana anda berbaur dengan satu sama lainnya sehingga ikatan kekeluargaan akan semakin erat terjaga


WE LOVE YOU, CAPTAIN


YOU BLEED LIVERPOOL RED AS WE BLEED THE SAME RED AS YOU DO

Friday, May 20, 2011

Carra: Flano, Inspirasi Sekaligus Harapan Para Pemain Muda DI Akademi Liverpool

Liverpool - Bek sentral Liverpool yang sekaligus pemain paling senior di klub, Jamie Carragher memuji perkembangan pesat bek kanan muda belia milik Liverpool, John Flanagan. Carra, begitu sapaan akrabnya di klub, menyebut Flanagan sebagai pemain yang punya masa depan yang sangat cerah di klub maupun nanti kelak dia akan dipanggil untuk memperkuat skuad tim nasional. 

Carra menilai bahwa apa yang telah Flano tunjukkan saat ini adalah bukti bahwa akademi Liverpool tidak akan berhenti untuk memproduksi pemain lokal masa depan untuk klub maupun untuk timnas. Dia juga berpendapat bahwa Flano bisa dijadikan contoh dan harapan yang baik bagi teman-temannya yang masih berada di akademi Liverpool. " Apa yang Flano telah tunjukkan untuk akademi dan klub adalah untuk memberikan harapan secara umum bagi teman-temannya yang masih berada di akademi untuk maju " ujar Carra.

Lanjutnya lagi, Carra menyatakan bahwa yang lebih penting adalah para pemain muda yang ada di akademi dapat melihat apa yang Flanagan telah lakukan belakangan ini sehingga dia bisa menembus jajaran pemain inti Liverpool. " Para suporter ingin melihat para pemain muda lokal berkembang namun lebih penting lagi untuk mereka berkembang adalah mereka pasti berpikir ' oke, Flanno telah tunjukkan itu, bisakah saya melakukan hal yang sama? ' kita lihat nanti " ungkapnya

Carra juga menambahkan Flano sekarang pantas untuk menjadi bagian penting dari klub kalau dia bermain di posisi di mana dia seharusnya bermain. " Menurutku, dia sekarang sudah pantas berada di dalam team dan dia telah menunjukkan bahwa dia bisa bermain baik kalau dia dimainkan sesuai dengan posisinya " tegas Carra

John Flanagan telah menjadi teenage sensation belakangan ini setelah dia melakukan debut sempurna bersama Liverpool pada 11/4/2011 saat Liverpool menjamu Manchester City di Anfield. Kala itu Flano diplot menjadi bek kanan menggantikan Glen Johnson dan Martin Kelly yang saat itu diterpa cedera. Flano menjalani debutnya dengan sangat manis dan mampu membantu Liverpool meraih kemenangan besar di kandang atas The Citizen. Flano bermain penuh 90 menit dan merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi pemuda berusia 18 tahun tersebut

Sekali lagi, Liverpool menunjukkan kalau mereka tidak akan berhenti memproduksi pemain lokal dengan kualitas bagus. Sejak terakhir Steven Gerrard yang menjadi alumni akademi Liverpool yang sukses, Liverpool sempat merasakan puasa memproduksi pemain bagus sebelum muncul nama seperti Jay Spearing, Jack Robinson dan sekarang John Flanagan yang mempunyai harapan besar untuk klub dan timnas Inggris. 

Wednesday, May 18, 2011

The Gerrards Siap Sambut Anak Ketiga

Liverpool - Keluarga besar Steven Gerrard siap menyambut anggota baru di keluarga mereka, itulah kalimat yang pantas merefleksikan kebahagian Steven Gerrard dan Alex Curran. Bagaimana tidak, Alex dikabarkan sedang mengandung anak ketiga buah kerja sama yang cantik dari kapten Liverpool tersebut. Menurut kabar, usia kandungan Alex sudah mencapai bulan ke 3 dan Stevie. Hal yang sama juga diekspresikan oleh Lily dan Lexie yang senang akan mendapatkan adik baru.. 

Seperti yang diungkapkan oleh Alex dalam wawancaranya dengan OK! Magazine baru-baru ini, Alex menyatakan bahwa dia dan Stevie tidak merencanakan sebelumnya kehamilan ini. "Begitu mengetahui bahwa aku hamil melalui tes kehamilan, aku langsung mengabari dia yang ternyata sangat terkejut sekali. kehamilan ini sebenarnya tidak direncanakan tapi aku dan Stevie merasa bahagia sekali " ungkap nyonya Gerrard. 

Dia juga menambahkan bahwa bahasannya yang paling senang dengan kehadiran calon keluarga baru tersebut adalah dua anak perempuan mereka, Lily dan Lexie. Alex juga menggambarkan bagaimana pedulinya kedua putri mereka. " Hal yang mereka tidak berhenti tanyakan kepadaku ada adalah mengenai keberadaan calon anak ketiga ini. Mereka selalu bertanya, " Mum, apakah bayinya masih di dalam sana " dan aku hanya tersenyum dan mencoba menjelaskannya " jelas Alex. 

Ucapan selamat untuk mereka langsung mengalir di dunia maya teruta,a dari fans Liverpool sesaat berita bahagia tersebut dirilis. Yang pasti seluruh fans Stevie G sangat bahagia menyambut kedatangan anak ke 3 Stevie dan banyak berharap dan berspekulasi mengenai kemungkinan mereka mendapatkan anak laki-laki yang bisa suatu nanti meneruskan tongkat estafet bapaknya yang telah menjadi ikon kota Liverpool dan klub selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Selamat menanti anak ketiga, Kapten Stevie

Sunday, May 15, 2011

Will, Sebuah Film Tentang Arti " You'll Never Walk Alone " Sebenarnya


Tahun 2011 ini dipastikan akan menjadi tahun membahagiakan untuk semua fans Liverpool di seluruh dunia. Kenapa? Strangelove Films dan Galata film akan merilis film yang bernuansa perjuangan seorang anak yatim piatu untuk meraih mimpinya demi menonton sebuah pertandingan akbar di Final Liga Champions antara Liverpool melawan AC Milan. Film yang diberi judul " Will " ini ditujukkan untuk semua para penggemar Liverpool yang mempunyai cita-cita sama dengan Will. Film yang akan sarat makna ini diyakinin mampu menyampaikan arti " You'll Never Walk Alone "

Film ini menceritakan bocah yang berumur sebelas tahun bernama Will Brennan (Eggelton) merupakan fans Liverpool Liverpool dan penggemar sepak bola. Di sekolah, Kecintaan Will dan pengetahuan tentang olahraga semua yang menopang dia. Lalu entah dari mana muncul ayah Will yang telah lama mengholang, Gareth (Lewis), dan dengan dua tiket untuk pertandingan terbesar yaitu tiket Final Liga Champions di Istanbul.

Tapi sebelum dua bisa memulai perjalanan mereka, ayah Will, Gareth tiba-tiba meninggal dunia. Bertekad untuk melakukan perjalanan demi kehormatan di antara teman-temannya dan mimpi ayahnya, Will melarikan diri dari asrama sekolahnya. Dalam perjalanan, ia bertemu Alek (Kristian Kiehling), mantan bintang sepakbola Yugoslavia yang meninggalkan dunia sepakbola sejak perang saudara negaranya. Meski awalnya enggan untuk membantu, Alek akhirnya terinspirasi oleh perjalanan heroik Will dan membantu Will untuk meraih impiannya.

Disutradarai oleh Ellen Perry dan menampilkan bintang macam Damian Lewis (Gareth) Perry Eggleston (Will) Bob Hoskins (Davey), film ini dipredisikan akan meraih jutaan perhatian penonton di seluruh dunia. Dalam film Will ini, menampilkan juga cameo dari pemain Liverpool Steven Gerrard dan Jamie Carragher plus Kenny Dalglish. Film ini mengambil settingan di kota Turki Balat, yang berisi adegan Stadion Olimpiade Ataturk dan pemandangan Paris-set. Film ini dijadwalkan akan dirilis awalnya pada tanggal 18 November 2010, Namun dikarenakan ada penundaan produksi, film ini baru akan dirilis tahun ini namun belum dipastikan kapannya. 


Trailer " Will "


Steven Gerrard's Birthday Event

Dalam rangka untuk merayakan hari ulang tahun Steven Gerrard yang jatuh pada tanggal 30 Mei nanti, kami berencana ingin membuat sebuah video slideshow yang menampilkan semua ucapan selamat ulang tahun untuk Stevie G. Nah, dalam hal ini, kami ingin kalian semua berpartisipasi dalam acara ini. Bagi kalian yang mengikuti event perayaan ulang tahun Stevie G, kami punya surprise untuk kalian. Event ini berhadiah souvenir dari kami untuk 2 orang pemenang.caranya? 

1. Cukup dengan membuat ucapan selamat ultah Stevie G yg kemudian difoto bersama diri kalian sekreatif mungkin

2. Atau bisa dengan menggunakan video ucapan selamat ultah Stevie G dengan max durasi 30 detik saja sekreatif mungkin juga

3. Foto atau video bisa dikirimkan via email kami di stevengerrardindonesia@yahoo.com dengan format nama, twitter, no telp dan alamat rumah

4. Paling lambat kami tunggu kiriman foto dan video kalian tanggal 28 mei ini dan akan kami umumkan pemenangnya di hari Stevie ultah


Bagi 2 orang yang mengirimkan foto & video ucapan selamat ulang tahun Stevie G yang paling kreatif akan kami ganjar dengan souvenir menarik berupa kaos eksklusif dari Steven Gerrard Indonesia dan sebuah DVD Steven Gerrard: My Story dan untuk runner up berhak mendapatkan kaos eksklusif juga. So, jadi jangan lupa untuk ikut berpartisipasi dalam acara ulang tahun Steven Gerrard yang ke 31 ini. 

The Loudest Fans In The League Goes To....

Supporter Liverpool dinobatkan sebagai fans teriuh musim ini menggeser fans Stoke City. Liverpool boleh saja kalah dalam hal perebutan gelar juara Liga Inggris, namun urusan kekompakan supporter, Liverpool berada di puncak tahun ini. Dalam sebuah survey dan penelitian yang dilakukan oleh Peter's fan chants musim ini, suara bising yang dihasilkan oleh keriuhan para supporter dalam stadion Anfield mencapai 97 desibel yang artinya keriuhan tersebut 2 kali lebih bising dari pada suara mesim pesawat Jumbo Jet. 97 desibel tersebut adalah merupakan besar kebisingan yang diciptakan para supporter Liverpool tanpa alat bantu. Menurut Peter's fan chants, uniknya kenaikan desibel yang signifikan ini terjadi terutama saat King Kenny kembali ke Liverpool untuk melatih Liverpool. Jadi tidak heran kalau supporter Liverpool dinobatkan sebagai fans paling riuh musim ini

Liverpool menggeser Manutd yang hanya menduduki peringkat kedua di bawah mereka. Seperti yang dikutip dari The Kop Source, para supporter Manutd hanya mampu menghasilkan kebisingan penonton sekitar 94 desibel. Sementara untuk Fans paling pendiam, disematkan untuk Fulham dan Craven Cottagenya dengan hanya menyentuh angka 65 desibel. Dan berikut ini klasemen akhir supporter teriuh sepajanga musim ini. Seperti yang kita ketahui, Anfield adalah salah satu stadion dengan tingkat desibel tertinggi di antara stadion-stadion di Inggris bahkan di Eropa sekalipun. Berikut ini adalah klasemen akhir " The Loudest Fans In The League "


1 Liverpool       97

2 Man Utd        94

3 Aston Villa     89

4 Everton          86

5 Blackpool      85

6 Stoke             83

7 Newcastle      82

8 West Ham      81

9 Chelsea          80

10 Sunderland   80

11 Arsenal         77

12 Wigan           72

13 Man City      71

14 Tottenham    70

15 Blackburn     67

16 Birmingham   70

17 Bolton           69

18 Wolves          69

19 West Brom    67

20 Fulham        65


Tuesday, May 10, 2011

Ian Ayre, Kunci Sukses Transformasi Komersial Liverpool

Sepakbola bukan lah lagi hanya menjadi sebuah olahraga semata, namun di zaman modern ini, sepakbola telah berkembang menjadi sesuatu yang dinilai para-para pengusaha sebagai mesin pencari uang yang modern. Sebut saya Roman Abramovic yang rela merogoh kocek yang dalam hanya untuk dapat menguasai kepemilikan Chelsea pada awal 2000-an lalu yang sekarang sudah seperti mesin pencair uang. Dalam hal ini, kekuatan manajemen dalam sepakbola lah yang menentukan bagaimana suatu sistem finansial dalam sebuah klub sepakbola bisa berjalan dan mampu menghasilkan tumpukan poundsterling di gudang penyimpanan uang. Berikut ini adala petikan wawancara antara James Taylor dengan managing director Liverpool, Mr Ian Ayre yang telah membawa perkembangan pesat sekitar 85 % dalam sisi pendapatan komersial sejak 2007. Berikut petikan wawancaranya


JT: Ketika pertama kali tiba di Liverpool, masalah apa saja yang butuh perbaikan?

IA: Bagi saya yang merupakan seorang fan Liverpool dan sebagai seseorang yang pernah bekerja di sisi komersial sepakbola, hal itu cukup jelas bahwa Liverpool tidak menonjolkan kualitasnya kala itu dalam hal komersial. Itu tidak benar-benar memanfaatkan pertumbuhan sepak bola. Pemasukan telah tumbuh berkembang untuk hampir semua klub secara sendirinya karena ukuran besar kontrak dengan media dan sebagainya, tetapi dalam kasus Liverpool, klub itu sendiri tidak diarahkan untuk mendukung dan mengelola pertumbuhan pendapatan itu sendiri. Ini seperti sebuah toko yang berubah menjadi superstore tanpa membawa staff di dalamnya


JT: Apakah situasi saat itu lebih buruk daripada apa yang anda harapkan?

IA: Sangat buruk Kejutan terbesar adalah kurangnya bagian tubuh dalam manajemen di daerah inti pengelolaan pendapatan tersebut. Tampaknya ada lapisan manajemen menengah yang hilang, ditambah seluruh lapisan infrastruktur. Banyak unsur-unsur komersial yang di-outsourcing oleh sponsor, bisnis ritel, media, bahkan katering - dan elemen-elemen ini adalah inti dari bagaimana Anda menyebarkan dan mengembangkan sebuah klub sepak bola besar dengan jangkauan yang benar-benar di seluruh dunia. Jadi kami pada saat itu merugi.


JT: Jadi apa yang anda lakukan saat itu?

IA: Jika Anda ingin memanfaatkan peluang dan memberikan hal yang terbaik untuk para penggemar, Anda pastinya membutuhkan orang yang memahami apa yang membuat klub ini spesial dan unik, dan apa yang membuat orang - baik di Liverpool atau di Singapura - mendukungan klub. Jadi saya mempekerjakan enam manajer senior baru di enam jurusan yang berbeda. Setelah kami bawa orang-orang di jalur apa yang mereka kuasai dalam 6 bidang yang berbeda, kita bisa mulai membawa semua elemen kembali .

Yang pertama adalah menyewa pada sisi manajemen hubungan customer. Sebuah klub seperti Liverpool memiliki sejumlah besar koneksi dengan penggemarnya setiap hari - online, melalui telepon, di klub-klub pendukung - tapi tak seorang pun menangkap data mereka dan menggunakannya untuk membangun hubungan dua arah dengan mereka. Dan jika Anda tidak tahu siapa pelanggan Anda, atau di mana mereka, bagaimana anda bisa melayani mereka dengan baik dan memastikan ada hal yang bagi mereka tertarik untuk dibeli dan dinikmati? Jadi kita menciptakan sesuatu yang disebut The View Single From Fan, yang berarti bahwa jika anda berinteraksi dengan klub dalam kapasitas apa pun, kami dapat menangkap data dan menciptakan identitas individu untuk Anda. Ada yang lebih buruk sebagai konsumen daripada dibombardir dengan informasi tentang hal Anda tidak tertarik

Kami juga membeli media digital hasil patungan. Sponsor dijual oleh Granada sebagai bagian dari JV, jadi kami membawa itu kembali di rumah juga. Dan lebih baru-baru ini kami juga telah memisahkan diri kita dari JV kita di sisi ritel. Jadi intinya, kami lebih mengendalikan nasib kita sendiri. Sejak itu, setiap elemen tunggal bisnis komersial kami telah berkembang. Pendapatan kami adalah dengan 85% selama periode, termasuk salah satu kesepakatan sponsor kaos terbesar di sepak bola.


JT: Jadi, cara bagaimana yang anda tempuh untuk menemukan kesepakatan dengan Standard Chartered? apakah sulit?

IA: Nah kita telah mempunyai 13 atau 14 sponsor berbeda sekarang, dan pendekatan yang berbeda untuk kategori yang berbeda seperti bir, biro perjalanan dan sebagainya. Tapi kita selalu berusaha untuk menghindari pendekatan ekstrim untuk menjual apa pun, jadi kami membuat suatu daftar orang di setiap kategori. Tidak semua orang melakukan ini, tapi kami menghabiskan banyak waktu sebelum kita pergi ke pasar saham untuk menganalisis siapa yang di pasar saham itu dan siapa yang menghabiskan uang - jika kita sedang mencari kesepakatan 5m untuk sponsor , tak ada gunanya kita mengetuk pintu elektronik suatu perusahaan yang hanya memiliki £ 500k untuk dibelanjakan. Kesepakatan kaus jelas sedikit berbeda seperti yang kita melihat di seluruh kategori - tetapi kita hanya melakukan  yang tepat, baik dikembangkan untuk sekitar 15 perusahaan, walaupun kami sangat yakin kami akan mencapai tingkat yang kami akhirnya dapat capai. Kami hanya menargetkan orang yang sudah menunjukkan ketertarikan di olahraga, yang kita tahu akan memahami cara bekerja dengan sebuah klub seperti Liverpool, dan, jika mungkin, yang budaya dan nilai-nilai sama dengan kita. Kami akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan enam perusahaan di keputusan akhir dan semua dalam finansial kisaran yang sama



JT: Jadi, di tahap tersebut, apakah selalu berbau memilih perusahaan dengan nilai cek terbesar?

IA: Kami tidak benar-benar memilih salah satu mitra kerja dengan jumlah uang terbesar atau perusahaan lain yang menawarkan uangnya lebih. Namun apa Standard Chartered punya adalah apa yang kami pikir lebih berharga daripada tambahan 20%  atau apa pun. Ada kemiripan yang nyata dalam hal jenis bisnis yang mereka lakukan, bagaimana mereka melakukan sendiri, apa yang mereka targetkan dalam pasar saham demi perkembangan; dan bagaimana mereka akan berusaha untuk mengaktifkan sponsor internal. Dan saya pikir itu benar-benar pilihan yang tepat. Bahkan dalam satu musim anda dapat melihat berapa banyak sisi baiknya yang mereka telah diperoleh dengan menjadi mitra kami, dan sebaliknya.


JT: Anda menyebutkan bahwa Liverpool adalah sebuah brand yang unik, mengapa?


IA: Saya rasa hal tentang Liverpool sangat inklusif, kembali ke cita-cita sosialis Shankly, jika Anda suka - gagasan bahwa kita semua ini bersama, bahwa kita saling menjaga maka ada banyak contoh yang terjadi selama bertahun-tahun, dan saya pikir hal itu yang bergema ke luar. Aku telah menghabiskan banyak waktu di Asia, dan hal itu mencerminkan ada banyak nilai-nilai penting yang dapat kita ambil di banyak negara-negara Asia -yaitu tentang keluarga, tentang memelihara dan memiliki menghormati satu sama lain. Ini hal kecil, seperti kenyataan bahwa ketika tim datang ke Anfield dan mengalahkan kami, para fans akan berdiri dan bertepuk tangan mereka di akhir - Aku belum pernah melihat itu di tempat lain.



JT: Menurut anda, apakah para penggemar menerima sisi komersil dalam sepakbola belakangan ini?

IA: Seseorang berkata kepada saya bahwa jika Anda mengambil sebuah klub seperti Manchester United, orang-orang akan ada yang mencintai mereka atau membenci mereka - ini efek Marmite. Tapi dengan Liverpool, kita lebih seperti tim favorit semua orang. Jadi, ketika anda mempunyai tanggung jawab dalam penjualan dan pemasaran brand, Anda harus menjaga hal itu dalam pikiran anda Bagian dari atraksi kita adalah bahwa kami tidak konfrontatif, Anda harus mengerti betapa berharganya hal-hal tertentu yang. Tentu saja, tidak ada orang-orang yang mengatakan saya setiap minggu bahwa kita tidak harus melakukan hal ini atau itu.namun hal itu sendiri yang akan menemukan jalan tengahnya. Dan itu juga tentang mendidik penggemar di berbagai tempat - apa yang penggemar di Merseyside pikirkan atau inginkan belum tentu apa yang penggemar di tempat lain berpikir. Jadi, Anda harus menjelaskan kadang-kadang: produk yang kami buat ini bukan untuk anda - tidak masalah jika Anda tidak suka, karena itu tidak ditargetkan pada Anda. Semuanya kembali ke pelanggan individu, dan menyediakan berbagai pilihan yang jauh lebih besar bagi orang-orang.yang berminat

 .

Tuesday, May 03, 2011

Sami Hyypia, You'll Never Walk Alone

Sami Hyypia, Pemimpin Sejati
Sami Hyypia mengumumkan keputusannya untuk pensiun hari ini. Mari kita sorot balik karir Sami Hyypia. Pemain dengan julukan " The Last Man Standing " ini terlahir dengan nama Sami Tuomas Hyypiä. Beliau dilahirkan di Porvoo, Finlandia, pada 7 Oktober 1973. Sami Hyypia adalah seorang penggemar Liverpool sejak kecil. Karir senior Hyypia dimulai di klub MyPa yang bermain di Liga Finlandia. Ia membukukan 96 caps dengan 8 gol. Selama 4 tahun di klub tersebut, Sami memenangkan Piala Finlandia dua kali, pada 1992 dan 1995. Kemudian ia pindah ke klub Willem II. Sami Hyypia berhasil membawa klub Willem II ke zona Liga Champions, dan membukukan 100 caps dengan 3 gol.

Saat Memenangi UEFA Cup 2001
1999, tahun yang bersejarah bagi Sami Hyypia, juga bagi Liverpool. Sami pindah ke klub kesayangannya sejak kecil. 10 tahun karir manis dibuka dengan transfer senilai £2.6 juta pounds. Liverpudlian segera jatuh cinta kepada Hyypia. Tenang, tangguh dalam duel udara, tekel bagus, dan jiwa kepemimpinan menonjol, mengingatkan kepada defender legendaris Ron Yeats. Uniknya, Yeats sendiri yang menangkap bakat besar seorang Sami Hyypia, ketika ia bermain untuk Finlandia melawan Jerman. Berpartner dengan Stephane Henchoz dan Carragher, pertahanan Liverpool begitu solid. Alan Hansen bahkan mengakui ingin bermain dengannya.Sami Hyypia juga menjadi bagian skuad yang memenangkan Treble Winner pada 2001, dan pada 2002, Hyypia didaulat menjadi kapten.

Stevie dan Hyppia
Masa bakti Sami sebagai kapten memang tidak lama, karena pada 2003, Hyypia digantikan oleh, siapa lagi kalau bukan Captain Fantastic Steven Gerrard. Tetapi Sami sendiri menerima keputusan Houllier dengan lapang dada. Hyypia mendukung penuh keputusan tersebut.

Pertandingan di level Eropa dari 20 November 2001 hingga 21 Februari 2006 (57 pertandingan) tidak satupun Sami Hyypia lewatkan. Sami Hyypia pun terkenal disiplin. Percaya atau tidak, Sami hanya sekali mendapat kartu merah sepanjang karirnya. 2003, melawan Manchester United. Hyypia menarik kaos Van Nistelrooy di dalam kotak penalti. Wasit memberikan kartu merah langsung. Penalti diberikan. "It was an agony to watch the game from the dressing room," kata Sami. Sejak debutnya bersama Liverpool pada 7 Agustus 1999 melawan Sheffield Wednesday, Sami terus berkontribusi bagi Liverpool. 

Keduanya Truly Inspiring
Pengabdian terbesarnya? Perlukah kami menceritakan tentang Istanbul 2005? Keputusan Benitez yang membawa sukses di Liga Champions tersebut dimulai pada 2004, ketika Rafa memindahkan Sami Hyypia ke posisi CB. Berpartner dengan Carragher di tengah, Sami menemukan ritme permainan terbaiknya. Pertahanan solid. Lini tengah bebas berkreasi. Setelah memenangkan UCL, Sami sempat diisukan akan pindah, tetapi pada 10 Agustus 2005, Hyypia menandatangani kontrak 3 tahun. Namum pada musim 05/06, Sami harus turun pangkat lagi menjadi kapten ketiga di bawah Gerrard dan Carragher. Tetapi keputusan tersebut tidak menyurutkan semangat Sami Hyypia. Ia menjadi bagian skuad yang memenangkan FA Cup.Walaupun pada penalty shootout Sami tidak berhasil membukukan gol, Hyypia telah berkontribusi sangat banyak pada kemenangan tersebut.Pada 2007, Sami Hyypia banyak diisukan hengkang dari Anfield, tapi ia memutuskan untuk setia pada kontraknya.

Tatapan Sami Ke Trofi UCL 2005
Kesetiaan yang harus dibayar dengan patahnya tulang hidung Sami Hyypia pada peryandingan melawan Sunderland, 25 Agustus 2007 saat   Daryl Murphy melayangkan sikut " gratis " yang berakibat Sami harus mengalami patah hidung.Tetapi Sami Hyypia kembali mengabdi hanya dalam jarak 3 hari, pada pertandingan UCL melawan Tolouse. Sami bahkan mencetak gol. Akhir 2008, Sami kembali memperpanjang kontrak selama setahun. Ia ingin menjadi contoh bagi defender muda, Agger dan Skrtel. September 2008, Hyypia tidak dimasukkan ke dalam skuad Champions League karena peraturan mengenai home-grown players. Akhir musim 08/09, Sami memutuskan untuk hengkang ke Bayer Leverkusen. Ia memiliki pilihan untuk bergabung dalam coaching staff, tetapi Sami memutuskan untuk tetap bermain. Sami tetap menginginkan untuk bergabung dalam coaching staff Liverpool suatu hari. 

Penghormatan Terakhir Stevie Untuk Sami
Pertandingan terakhir Sami Hyypia untuk LFC adalah melawan Tottenham Hotspur, 24 Mei 2009 atau tepat 3578 hari setelah debutnya. Rafa Benitze ketika itu sengaja mengulur-ulur waktu untuk memainkan Sami di pertandingan terakhirnya untuk Liverpool, akhirnya memasukkan Sami Hyypia setelah 45.000 fans Liverpool meneriakkan nama " Sami Hyypia " sejak menit 80. Sami Hyypia menggantikan Gerrard di menit ke 84. Stevie memasangkan sendiri ban kapten ke lengan Sami. Sami Hyypia dalam pertandingan tersebut hampir mencetak gol saat last-standing header masih sedikit di atas mistar gawang. Setelah pertandingan berakhir, emosi meluap. Sami Hyypia memperoleh standing ovation dari seluruh Kopite yang hadir di Anfield. Sami diarak keliling Anfield oleh rekan-rekannya sebagai kehormatan terakhir untuk legenda Liverpool yang bermain di hari terakhirnya bersama Liverpool 

The Kop For Sami Hyypia
 Selama di Liverpool, Sami membukukan 317 caps dengan 22 gol. Sami Hyypia, Sang Legenda, resmi pindah ke Bayer Leverkusen, klub Bundesliga, dan menjadi salah satu pemain paling penting bagi mereka. Roy Hodgson sempat membujuk Sami untuk kembali ke Liverpool awal musim 10/11, tetapi tanpa hasil. Leverkusen telah jatuh cinta pada Sami. 6 Oktober 2010, Sami Hyypia menyatakan bahwa ia akan menjadi asisten pelatih untuk Leverkusen setelah ia pensiun. 2 Mei 2011, dengan dua pertandingan tersisa di Bundesliga, Sami Hyypia menyatakan untuk pensiun dari sepakbola di akhir musim ini. 


Sedikit Hyypia Fun Fact: Ayah dan ibu Sami, Jouko dan Irma Hyypia, keduanya adalah pesepakbola. Sami bahkan menyatakan bahwa ia hanya memiliki satu pilihan karir dalam hidupnya: menjadi pesepakbola. Sami Hyypia, barangkali menjadi seorang legenda dari sedikit legenda yang memiliki dedikasi tinggi kepada klub yang dia bela dan menjadi salah satu pemimpin Liverpool di lapangan yang pantas untuk dikenang selamanya. 19 tahun karirnya sebagai pemain sepakbola, dia akhiri dengan banyak trofi yang dia persembahkan untuk kita. Thank You, Sami Hyypia. You'll Never Walk Alone

Sunday, May 01, 2011

Steven Gerrard: Saya Akan Kembali

Steven Gerrard, kita tunggu musim depan
Liverpool - Steven Gerrard menyatakan akan secepatnya kembali berlatih setidaknya pada hari pertama pra-musim depan. Kapten Liverpool yang terakhir kali merumput bersama The Reds saat mengandaskan Manchester United di Anfield pada 6 maret lalu, berharap yang terbaik untuk kesembuhan cederanya dan memprediksikan fisiknya akan fit secepatnya. 

Stevie G, panggilan akrabnya, menggambarkan bahwa tidak bermain untuk Liverpool dalam jangka waktu yang lama adalah pengalaman yang menyakitkan untuk dirinya. " untuk pertama kalinya aku bilang bahwa aku sangat percaya mengenai kesembuhan cederaku, namun cedera ini membunuhku " tegas Steviie. Tambahnya walaupun banyak yang mendukung dia dan melakukan apapun untuknya, Stevie merasa ada yang kurang dalam hidupnya tanpa bermain bersama rekan-rekan setimnya di Liverpool. " Meskipun banyak orang yang membuat anda merasa bagian dari pertandingan, tetapi, kecuali anda bermain setiap minggunya, itu tidak terlihat sama jika anda berada di lapangan " ujar Stevie

Stevie yang mengalami musim terburuknya sepanjang karirinya ini, harus menghabiskan sisa musim di bangku penonton. Cedera pangkal pahanya lah yang menutup peluang dia berjuang untuk meloloskan Liverpool ke kompetisi Eropa. musim depan. Stevie dipastikan cedera sesaat setelah membantu timnya meraih kemenangan prestis atas rival abadi mereka. Dalam pertandingan itu, Stevie memakai pain killer untuk meredam rasa sakitnya. Walaupun operasi untuk menyembuhkan cedera pangkal pahanya sukses, Stevie setidaknya membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan untuk masa rehabilitasinya


GET WELL SOON, CAPTAIN 

Libas Newcastle Di Anfield, The Reds Langkahi Spurs

Liverpool - Maxi Rodriguez, Dirk Kuyt dan Luis Suarez masing-masing membukukan satu gol untuk membawa Liverpool lompat ke posisi 5 di klasemen sementara Liga Inggris melewati Tottenham Hotspur. Tampil dengan susunan pemain utama minus kapten Steven Gerrard dan Daniel Agger yang cedera dan hanya membangku cadangkan pembelian termahal mereka, Andy Carroll, Liverpool bermain dengan kolektifitas mendominasi 10 menit babak pertama dengan memanfaatkan banyak bola-bola pendek dan akselerasi kecepatan seorang Luis Suarez yang beberapa kali mengobrak-abrik sisi dalam pertahanan Newcastle.

Rekening gol Liverpool dibuka di menit 10. diawali oleh sebuah gebrakan dari sisi kanan Liverpool yang dilakukan oleh bek belia Liverpool, John Flanagan yang mengirimkan crossing ke tiang jauh Newcastle yang ditanduk keluar oleh Mike Williamson sebelum mampir ke kaki Maxi Rodriguez. Maxi yang berdiri bebas langsung menceploskan bola dengan tendangan setengah voli yang membentur kaki Danny Simpson sebelum masuk ke gawang Tim Krul. 1-0 Liverpool.  

Maxidona, 4 goal dalam 2 pertandingan
Mengetahui gawang mereka kebobolan, Newcastle di bawah komando Kevin Nolan berhasil menekan pertahanan Liverpool, menguasai jalannya pertandingan dan menciptakaan beberapa pergerakan berbahaya yang mengancam gawang Liverpool yang dijaga Pepe Reina lewat Kevin Nolan atau Shola Ameobi dari sisi kiri. Namun ketatnya pertahanan Liverpool yang digalang oleh Jamie Carragher dan Martin Skrtel tak lantas merasa tertekan, justru kuatnya pertahanan Liverpool malam ini menjadi kunci utama Liverpool masih bisa unggul hingga turun minum terutama penampilan John Flanagan yang mengunci pergerakan sayap Newcastle, Jonas Gutierez. Jay Spearing sempat memberikan ancaman pada menit 25 saat Jay melakukan percobaan dengan sebuah tendangan kerasnya namun masih dapat dimentahkan Krul. Hingga akhir babak pertama, skor masih 1-0 untuk Liverpool

Luis Suarez dengan selebrasinya
Dibabak kedua, Liverpool langsung tampil menekan dengan dimotori dua penyerang mereka Dirk Kuyt dan Luis Suarez. Hasilnya datang di menit 34 saat Williamson menjatuhkan Luis Suarez di dalam kotak penalti. Dirk Kuyt yang menjadi esekutor penalti tersebut, berhasil menuntaskan tugasnya. 2-0 untuk Liverpool. Newcastle yang tidak menyerah begitu saja, meningkatkan tempo serangan dan penguasaan bola. 54% berbanding 46% ball possesion yang mereka lakukan sepanjang setengah babak kedua berjalan. Yang tidak mereka sadari adalah serangan balik Liverpool sangat berbahaya. Dan pada akhirnya, pada menit 65, pertahanan Newcastle dihukum oleh sebuah gol dari Luis Suarez yang bekerja sama dengan Dirk Kuyt. Tendangan Suarez yang berjarak sekitar 8 yard dari gawang Krul memberikan hembusan kemenangan untuk Liverpool. 3-0

King Kenny sempat memberikan kesempatan Andy Carroll untuk turun bermain, sayang Andy yang kondisinya 70 persen ini gagal menyumbang gol. Sampai peluit dibunyikan, Liverpool memimpin 3-0 atas tame mereka. Atas hasil ini mereka berhak untuk menempati posisi kelima di klasemen sementara Liga Inggris dengan 35 point atau 1 poin atas Spurs yang masih menyimpan satu pertandingan.Liverpool membutuhkan hasil kemenangan disisa 3 pertandingan melawan Fulham di kandang lawan sebelum menjamu Spurs di Anfield 2 minggu mendatang.




Line-Ups

Liverpool

25 Reina
02 G Johnson
23 Carragher
37 Skrtel
38 Flanaganyellow card (Shelvey 81)
04 Meireles
17 Maxi (Carroll 69)
21 Lucas
26 Spearing
07 Suarez (Cole 87)
18 Kuyt
Substitutes
42 Gulacsi, 16 Kyrgiakos, 49 Robinson, 10 Cole, 33 Shelvey, 09 Carroll, 24 Ngog

Newcastle
26 Krul
02 Coloccini
03 Jose Enrique (Ferguson 90+3)
06 Williamsonyellow card
12 Simpson
04 Nolan
07 Barton
18 Gutierrez
24 Tioteyellow card
11 Lovenkrands (Ranger 73)
23 Ameobi (Kuqi 82)
Substitutes
01 Harper, 16 Taylor, 27 Taylor, 34 Tavernier, 31 Ferguson, 30 Ranger, 42 Kuqi