Sunday, May 17, 2015

Gerrard: Terima Kasih, Liverpool!

Liverpool - Emosional. Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan laga terakhir buat gelandang sekaligus kapten Liverpool, Steven Gerrard, Sabtu (16/5).

Meski harus mengakhiri laga dengan kekalahan 1-3 atas Crystal Palace, Gerrard mendapatkan kado perpisahan yang cukup spesial. Sejak peluit awal pertandingan sampai berakhir, nama pria 34 tahun ini terus dieluk-elukan.

Tak hanya itu, berbagai gimik mulai dari mosaik hingga banner-banner bergambar dirinya terpampang jelas. Tentu saja, ini adalah persembahan terakhir 44 ribu lebih fans The Reds untuk sang kapten yang akan hengkang ke Amerika Serikat musim depan.

Terenyuh dengan apresiasi yang ditunjukkan, Gerrard pun memberikan sedikit pidato perpisahannya. "Sedikit aneh. Saya takut momen perpisahan ini terjadi dan saya juga sedih tidak dapat bermain untuk suporter ini lagi," ucapnya.

"Tetapi, saya harus berterima kasih kepada mereka yang telah mendukung saya lebih hari ini," jelas Gerrard.

Meski publik kurang puas dengan performa The Reds musim ini, Gerrard merasa yakin klub kesayangannya tersebut akan tampil lebih baik di musim depan. Meski, dirinya tak lagi bersama Liverpool.

"Klub ini dipegang oleh orang-orang yang berkompeten. Kita punya pemilik yang hebat dan manajer yang hebat pula. Ada banyak potensi luar biasa di skuat ini," pandangnya.

"Saya yakin, akan ada beberapa pemain yang masuk di musim depan. Yang jelas, saya akan rindu dengan momen-momen bekerja untuk klub ini," tambah Gerrard.

Lebih lanjut, Gerrard pun berjanji tidak akan melupakan hari-hari di mana ia memulai semuanya pada 1998 lalu. "Momen di mana saya pertama kali bermain di depan The Kop, saya tidak akan lupakan," jelasnya.

"Bermain untuk Liverpool adalah mimpi yang jadi kenyataan. Sisanya hanya bonus," tutup Gerrard sambil membopong putri terkecil, Lourders.

Gerrard masih menyisakan satu lagi laga bersama Liverpool pada pekan depan. Ketika pasukan Brendan Rodgers bertandang ke kandang Stoke City, Britannia Stadium.

Friday, May 01, 2015

Gerrard: Suatu Saat, Saya Akan Kembali

Liverpool - Akhir pekan lalu, (25/4) bisa jadi pekan yang mengesankan buat Steven Gerrard. Di tengah keterpurukan The Reds di liga, sang kapten justru mendapatkan kehormatan buat menerima sebuah penghargan penting dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris (PFA).

Penghargaan ini merupakan apresiasi sepak bola Inggris terhadap kontribusi yang telah diberikan Gerrard selama mengabdi di Liverpool sejak 1998. Tentu saja, pria 34 tahun ini berbagi penghargaan dengan legenda Chelsea, Frank Lampard.

Kepada FA TV, Gerrard menjelaska betapa bahagianya usai menerima penghargaan tersebut. "Tentu saya merasa senang tiap kali datang buat menghadiri acara dan menerima penghargaan individu seperti ini. Terlebih, penghargaan ini datang usia saya bekerja keras di atas lapangan," ucapnya.

"Saya datang dari sebuah daerah kecil di Liverpool dan saya selalu berusaha menampilkan yang terbaik dengan jerih payah untuk mendapatkan apa yang saya kini sudah dapatkan," tambah Gerrard.

Yang menarik, penghargaan ini ia dapatkan hanya sebulan sebelum dia benar-benar meninggalkan Liverpool. Maklum, Gerrard akan segera berkostum LA Galaxy pada musim depan.

Akan tetapi, pemain dengan caps 500 di Liga Inggris ini yakin suatu saat dirinya akan kembali ke Anfield. Meski dalam kapasitas yang lain.

"Yang paling utama adalah pengorbanan. Itu kuncinya. Selain itu, kamu juga harus berada di sekitar pemain-pemain yang hebat juga dan klub yang tak kalah hebatnya. Jadi, sebuah kebanggaan bisa mewakili Liverpool di atas lapangan dalam waktu yang cukup lama," padangnya.

"Jujur, saya akan merindukan Liverpool, liga dan negeri ini. Saya akan merindukan semuanya. Tetapi, saya bisa pergi dengan kepala tegak dan saya belum akan mengakhiri karir saja. Namun, saya yakin suatu saat akan kembali ke sini lagi," tutup Gerrard.

Gerrard diperkirakan akan kembali mengisi starting line-up di akhir pekan saat Liverpool menghadapi QPR. Usai absen di laga kontra Hull City.

Monday, March 30, 2015

Gerrard Bahagia Bisa Reunian Bareng Torres-Suarez

Liverpool - Akhir pekan lalu mungkin jadi momen terbaik buat Steven Gerrard di musim. Meski tengah dirundung kekecewaan usai kena kartu merah dalam Derby Northwest, kapten Liverpool ini tampak sumrigah usai sukses mengadakan sebuah laga untuk amal di Anfield, Minggu (29/3).

Sejumlah kawan-kawan lamanya seperti Xabi Alonso, Fernando Torres, hingga Pepe Reina memenuhi undangan Gerrard buat berlaga di LFC All Stars. Tak hanya itu, sahabat Gerrard lainnya seperti John Terry, Thierry Henry hingga sang sepupu, Anthony Gerrard meramaikan laga tersebut.

Walau harus berakhir 2-2 untuk timnya dan tim Jamie Carragher, Gerrard mengaku sangat menikmati laga ini. "Ini adalah laga yang hebat. Memang tidak mengejutkan kalau laga ini ramai dipenuhi fans karena mereka memang sangat suportif," ucap pria 34 tahun ini.

"Laga ini berlangsung sangat seru. Semuanya sangat menikmati laga ini. Tak ada yang cedera. Saya pun merasa sedikit merinding usai laga ini berakhir," jelas Gerrard.

Lebih lanjut, kehadiran beberapa mantan rekan membuat pertandingan tersebut jauh lebih berarti. "Bisa bermain sekali lagi bersama para mentan pemain di Anfield adalah kesempatan yang fantastis. Mereka diberikan kesempatan buat merasakan sekali lagi atmosfer dan mengucapkan selamat tinggal kepada fans," pandangnya.

"Namun, laga ini sepenuhnya buat amal. Namun terlepas dari hal tersebut, ini adalah kesempatan buat beberapa pemain besar untuk terakhir kalinya," tambah Gerrard.

Reuni Torres-Suarez

Dalam laga ini, dua mantan striker The Reds, Luis Suarez dan Fernando Torres juga kembali menunjukkan kelasnya. Bermain di babak kedua, beberapa kali keduanya mengancam gawang tim Carragher yang dijaga oleh Pepe Reina.

Sayang, mereka gagal mencetak gol untuk terakhirnya di Anfield. Meski, sempat ditawari oleh sang kapten saat tim Gerrard dihadiahi tendangan penalti.

"Mereka tidak mau. Saya sudah menawarkan kepadanya. Namun mereka enggan mengambil kesempatan tersebut. Mungkin, Suarez dan Torres nggak mau meninggalkan Anfield dengan kegagalannya mengesekusi penalti," candannya.

"Namun, sepanjang laga pergerakan keduanya sangat sensasiona. Sayang, saya tak pernah berkesempatan buat bermain dengan keduanya secara bersamaan," kata Gerrard.

Kabarnya, uang hasil laga ini sudah terkumpul sebesar 500 ribu Poundsterling. Dan semuanya akan disumbangkan kepada Rumah Sakit Anak-Anak Alder Hey di kota Liverpool.

Saturday, February 07, 2015

Hadapi Derby Merseyside Terakhir, Gerrard: Hormat Saya Untuk Semua Fans Everton

Malam ini, Steven Gerrard akan menghadapi laga Derby Merseyside untuk terakhirnya sebagai pemain Liverpool. Maklum, sang kapten bakal hijrah ke Los Angeles Galaxy pada akhir musim ini.

Dari 32 laga yang sudah ia jalani, Gerrard mampu mencetak 10 gol ke gawang The Toffees. Meski tidak sedikit pula kartu kuning dan kartu merah sejak ia membela The Reds di Derby ini pada tahun 1999.

Kenangan jelas bakal membekas. Entah itu yang buruk, maupun yang indah. Namun, Gerrard enggan berkelu dengan hal tersebut dulu.

Karena, ia memiliki 90 menit untuk membuktikan sekali lagi kalau Liverpool adalah yang terbaik di kota pelabuhan ini. Fans Everton jelas enggan menyerah begitu saja.

Well, sebelum menyaksikan laga derby tersebut, mantan rekannya, Jamie Redknapp berkunjung ke Anfield. Tentu saja buat berbincang dengan Stevie G perihal laga ini. Yuk, simak!


JR: Ini akan jadi Derby ke-33 kamu. Sudah tidak sabar?

SG: Sangat tidak sabar. Ini adalah laga favorit saya sepanang musim ini. Kemenangan di Old Trafford mungkin bisa dinikmati. Tetapi bisa menang lawan Everton, rasanya lebih dari itu. Saya bisa merasakan kebenciaan di laga ini. Kalau ada satu tempat di mana kemenangan itu harus terjadi, rasanya Goodison adalah tempat yang tepat. Mereka punya suporter yang hebat dan saya sangat menghormati mereka. Tetapi, mereka akan menjadikan laga ini seperti neraka

JR: Ingatkan saya bermain di derby pertama kamu. Kamu masuk sebagai pemain pengganti dan bermain di bek kanan. Ayah saya berkata: Bek kanan kamu bisa juga mainnya. Kemudian saya berkata: Lihat nanti kalau dia bermain di tengah

SG: Saya merasa seperti seorang bocah yang diajak bermain dalam sebuah laga untuk para dewasa. Saya terlihat seperti anak kecil saat itu dan bermain seperti anak kecil juga. Ketika saya berhasil menyapu sebuah peluang dari Everton, saya bahkan merayakan seperti saya mencetak sebuah gol. Sebagai seorang bocah asli kota ini, saya tumbuh dewasa menyaksikan derby ini. Ayah saya adalah penggemar berat Liverpool dan adik dari ibu saya adalah penggemar Everton. Jadi, selama bertahun-tahun, saya sudah mencintai derby ini. Bisa menang pertama kali seperti sebuah laga final piala bagi saya.

JR: Di Derby kedua, kamu harus diusir wasit gara-gara tekel keras ke Kevin Campbell. Kabar baiknya, Kevin tidak apa-apa.

SG: Tekenlnya memang parah. Mungkin, saya bisa diusir dua kali. Setelah itu, saya bertemu dengan Kevin Campbell di restoran yang sama. Dia punya postur yang besar dan saya mungkin enggan berhadapan dengannya di atas lapangan. Tetapi, saat itu, ia merangkul saya. Dia adalah sosok yang hebat. Namun, itulah momen kunci sebuah laga derby. Jangan bermain dengan api. Tunggu saja ketika semuanya dimulai. Tekel demi tekel bakar bertebrangan. Ketika dulu kamu masih bermain, para wasit mungkin akan membiarkan hal tersebut terjadi. Tetapi sekarang, kamu bisa kena kartu kuning.


Sunday, January 04, 2015

Gerrard: Perpisahan Ini Hanyalah Sementara


Tepat 36 jam lalu, kabar menyedihkan datang dari kapten kita, Steven Gerrard. Usai mengabdi selama 17 tahun di Anfield, Stevie G memutuskan untuk hengkang di akhir musim.

Penyebabnya sudah jelas, dia bukan pemain seperti 10 tahun yang lalu secara fisik. Tetapi secara mental dan sifat, Stevie G adalah Liverpool dan begitu pula sebaliknya.

Puluhan trofi dan ratusan gol sudah ia sumbangkan untuk publik Anfield. Meski titel Liga Inggris kemungkinan besar harus absen dalam karirnya.

Sedih? jelas. Terutama bagi para penggemarnya yang sudah mengikuti sepak terjang sang legenda sejak melakukan debut pada 1998.

There's no goodbye without some sayings. Nah, demi menenangkan para penggemarnya yang terkejut dengan kabar tersebut, Stevie menyempatkan diri untuk berbicara kepada LFCTV perihal kepergiaannya di akhir musim. 

Yuk, Simak!



Steven, akhirnya kamu mengumumkan keputusan untuk meninggalkan Liverpool di akhir musim. Bagaimana perasaan kamu sekarang

Saya tak bohong ini adalah momen yang sangat aneh. Sebuah momen yang sangat emosional yang saya dan keluarga rasakan dalam 24 jam terakhir. Tetapi, saya masih punya enam bulan lagi untuk bermain di sini. Masih banyak yang bisa diraih. Jadi, saya akan terus berusaha untuk fokus dengan target yang ada. Pada akhirnya, akan ada hadir di mana air mata mengucur deras di akhir musim. Intinya, ini adalah 24 jam terberat dalam hidup saya. Karena, saya harus melakukan apa yang selama ini yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Tetapi, ini adalah kenyataannya.

Apa yang membuat kamu pada akhirnya mengeluarkan keputusan tersebut?

Tentu saja yang pertama kali terlintas dalam pikiran saya ketika keputusan ini muncul adalah keluarga saya. Setelah itu, hubungan saya dengan klub ini karena saya membuat sebuah keputusan yang berat namun baik untuk kedua belah pihak. Kenyataannya, saya akan berusia 35 tahun di musim panas nanti. Saya sudah berada di sini sejak usia delapan tahun. Tetapi, saya tahu akan ada hari di mana saya harus memberikan keputusan yang sangat emosional. Dan ini adalah keputusan saya. Ada banyak opini dari luar. Tetapi, meninggalkan klub ini pada musim panas mendatang adalah waktu yang tepat buat mencari tantangan baru di luar sana. Saya harap keputusan ini berbuah hasil yang manis.

Adakah momen di mana kamu merasa harus segera mengumumkan keputusan ini?

Ada beberapa alasan mengapa saya harus mengambil keputusan berat ini. Tetapi alasan utamanya adalah ketika manajer mengajak bicara saya. Dia berkata klub harus mengatur intensitas saya bermain yang membuat sadar saya kalau ini adalah saat yang tepat. Tetapi, ketika kamu sudah sering bermain sebagai starter dalam jangka yang sangat lama, saya harus menerima keputusannya tersebut. Tetapi, saya tetap berusaha memberikan yang terbaik meski harus bermain dari bangkucadangan. Jadi intinya, itulah alasan utama mengapa saya memutuskan untuk pergi dari sini.

Saya selalu berpikir saya adalah manusia biasa, saya bukan robot dan saya bukan pemain yang masih berusia 24 tahun. Tetapi kenyataannya, ketika Brendan Rodgers datang ke klub ini, saya sudah berusia 32 tahun. Menyedihkan memang ketika sadar hubungan saya dengan Brendan Rodgers tidak dimulai 10 tahun yang lalu. Tetapi, saya selalu berpikir pembicaraan mengenai keputusan saya ini akan terjadi. Menyakitkan memang. Namun, kembali itulah alasan kunci saya.

Seperti yang sudah disebutkan, keluarga adalah prioritas utama. Tetapi, bagaimana kamu memberi tahu istri dan anak-anak?

Sulit juga untuk memberitahu anak dan istri saya mengenai hal ini. Karena, mereka bukan penggemar berat sepak bola. Tetapi, ucapan "Ayah tidak akan bermain untuk Liverpool lagi" cukup memukul mereka. Dari situlah, momen menyedihkan ini dimulai. Tetapi, dari sisi lain, ini adalah momen yang menyenangkan juga karena akan menjadi kesempatan baru buat saya dan keluarga. Tetapi ya ini adalah keputusan yang berat.

Tetapi, ini akan menjadi petualangan yang hebat untuk keluarga kamu. Ada komentar?

Seperti yang saya sudah katakan, targetnya saat ini adalah untuk menyelesaikan musim ini dengan Liverpool setinggi mungkin dan mencoba meraih banyak hal. Dan mencoba untuk membahagiakan fans dalam enam bulan ke depan. Saya semakin fokus saat ini. Saya juga bilang kepada manajer untuk tidak terlalu khawatir dengan masa depan saya nantinya dalam sebuah obrolan beberapa minggu yang lalu. Saya akan terus berjuang sampai akhir musim, mencoba untuk meraih trofi dan membantu tim ini selesai di empat besar. Tetapi, dalam enam bulan ke depan akan menjadi kesempatan yang besar bagi saya meraih hal yang berbeda. Sepanjang hidup, saya berada di klub ini dan tidak pernah bermain di luar. Jelas akan berbeda, tetapi saya sudah tidak sabar untuk memulai hal baru.

Bagaimana reaksi rekan-rekan kamu di Liverpool? reaksi kehilangan seseorang yang telah menjadi panutan mereka.

Mereka sangat terkejut kemarin. Sepertinya, semua orang di klub ini telah mendengar kabar buruk. Jujur, saya tidak ingin mengumumkan keputusan ini. Saya sebenarnya ingin mengumumkan keputusan ini di laga terakhir karena saya tidak ingin konsentrasi mereka terganggu. Tetapi, inilah hidup. Kami harus tetap melanjutkan hidup ini. Senang rasanya mereka masih memikirkan saya. Tetapi kami semua tahu apa yang kami harus lakukan. Tantangannya sekarang adalah untuk tetap memandang ke depan dan mencoba meraih segalanya yang ada.

Kabar kamu akan meninggalkan Liverpool ini baru 24 jam dan masih terus terdengar kencang hingga saat ini. Bagaimana kamu menyikapi hal ini?

Ya, kabar ini bakal terus dibicarakan sampai akhir musim. Saya mendapatkan banyak sekali pesan dari suporter, pemain, staff, media dan orang-orang yang sudah bekerjasama dengan saya dalam waktu yang lama. Dan semuanya membuat saya sedih, kagum dan kaget. Tetapi saya harus tetap menguatkan diri saya dan tidak melihat ke belakang karena saya belum pergi sampai akhir musim. Masih ada 6 bulan yang penting bagi saya dan tim ini. Intinya, saya harus tetap kuat dan fokus.

Sudah sempat membaca atau mendengar beberapa reaksi dari fans? 

Untuk saat ini, saya merasa tidak sanggup. Saya terus mengganti-ganti chanel televisi saya. Saya mencoba untuk membalas semua pesan tetapi saya tak sanggup. Saya tidak menduga reaksi akan sebesar ini. Tetapi, saya harus segera move-on.

Mau mendengar beberapa reaksi? Saya bisa bacakan untuk kamu.

Saya tidak ingin mendengar reaksi mereka dulu. Karena itu hanya akan membuat saya sedih. Tetapi, suporter adalah orang-orang yang paling penting bagi klub manapun dan saya merasa beruntung bisa bermain di salah satu klub terbaik di dunia. Jadi, sulit untuk melupakan mereka semua.

Semua orang setuju untuk menganggap kamu sebagai legenda klub ini dan hal tersebut sudah berlangsung sejak lama. Bagaimana cara kamu memandang hal ini?

Saya sangat tersanjung ketika kata tersebut disematkan kepada saya. Karena hal tersebut adalah hal yang sangat hebat bagi saya dan keluarga. Mengingat kami adalah penggemar berat Liverpool. Jadi, untuk bisa disejajarkan dengan beberapa nama legenda di atas sana merupakan hal yang luar biasa. Khususnya bagi ayah dan kakak saya.

Klub ini sudah menjadi bagian terbesar dalam hidup kamu. Dan kamu menjadi bagian terbesar juga untuk klub dan kehidupan para suporter.

Hubungan saya dan suporter jelas terasa spesial. Sangat kuat. Dan saya adalah salah satu yang mengakui hal tersebut.

Steven Gerrard dan Liverpool selalu bersama. Dan kamu kemarin bilang akan kembali ke sini suatu saat nanti. Ada ini merupakan jangka panjang kamu?

Itu merupakan harapan saya. Maksudnya, saya akan kembali dan membantu klub ini semampu saya nanti. Karena, saya adalah penggemar klub ini apapun yang terjadi. Saya pikir ketika kamu sudah menjadi bagian terbesar dalam klub ini dan kamu memberikan kontribusi sebesar ini, pasti kamu menginginkan hubungan yang sama di masa depan kelak. Saya tidak ingin kembali hanya sebagai pemain saja. Saya ingin membantu klub ini dengan kapasitas apapun. Jika suatu saat nanti bisa duduk bareng dengan orang-orang yang menjalankan klub ini untuk membicarakan peran apa yang saya emban nantinya, terlebih berbicara soal talanta-talenta baru untuk klub ini, saya akan selalu mempertimbangkannya. Karena, Liverpool adalah bagian terbesar dari hidup saya.

Kamu belum ingin memberitahu tujuan selanjutnya. Tetapi para fans ingin tahu kemana Steven Gerrard akan berlabuh musim depan. Kenapa?

Saya hanya tidak ingin rencana ini menjadi cerita di media sepanjang januari ini. Itu alasan saya mengapa saya tidak ingin berbicara banyak soal kemana saya akan bermain pada musim depan. Saya tidak ingin Brendan menghadapi pertanyaan dari media soal ini lagi. Saya selalu ingin menghormati orang-orang di luar sana. Jadi, saatnya untuk memandang ke depan lagi. Mengapa saya mengumumkan keputusan tersebut pada hari ini karena saya melihat ada jeda yang cukup lama antara laga kontra Leicester dan Wimbeldon. Yang saya bisa katakan kepada para suporter adalah saya akan bermain di Amerika Serikat. Tetapi, saya belum ingin menyebut tim mana yang saya akan bela. Saya janji, kalau sudah resmi, saya akan beritahu. Kami coba memenangkan trofi sampai akhir musim dan lupakan sejenak soal Steven Gerrard.

Kamu masih punya enam bulan lagi di sini. Apa sih mimpi jangka pendek kamu?

Kami masih punya kesempatan buat menyelesaikan musim ini di empat besar dan itu adalah hal terpenting bagi klub ini. Akan terasa manis jika kita mengakhiri musim ini dengan sebuah trofi. Karena hal itu yang akan diingat orang. Karena, klub ini dikenal memiliki sejarah panjang soal kesuksesan. Sejak hari di mana saya melakukan debut untuk klub ini ada tekanan dan tanggung jawab yang saya rasakan untuk mengangkat trofi. Dan saya harap, saya bisa memberikan yang terbaik dalam enam bulan ke depan.

Setelah keputusan ini, kamu akan segera berpisah dengan Liverpool dalam enam bulan. Kamu akan meninggalkan Melwood, tempat di mana sepanjang hari kamu latihan. Yang jelas, ini akan menjadi momen menyedihkan untuk kamu. Sudah memikirkan cara untuk mengatasi perasaan tersebut nanti?

Saya belum memikirkan hal tersebut. Tetapi saya yakin itu akan menjadi momen yang sangat berat. Tetapi, saya bangga dengan apa yang sudah saya lakukan sampai saat ini. Saya masih bisa menulis hal yang baru dengan tim ini sampai akhir musim. Tetapi, saya yakin beberapa minggu sebelum musim ini berakhir, akan terasa menyiksa. Tetapi, saya harap ini bukanlah sebuah perpisahan.

Ada pesan untuk seluruh pendukung Liverpool?

Sulit untuk memberikan pesan untuk mereka. Tetapi saya merasakan hal yang sama dengan mereka. Tetapi, saya masih punya banyak waktu untuk menghantarkan mereka ke stadion-stadion besar seperti Wembley atau memberikan mereka trofi sampai akhir musim nanti.

Pimpinan dari Hillsborough Family Support Group, Margareth Aspinall menyebut kamu bukan hanya sekedar pesepakbola untuk kota ini. Ada komentar?

Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan.