Thursday, May 26, 2011

The Journey To The Fifth: Part Two

Liverpool melenggang ke semifinal dan ditunggu Chelsea. Chelsea yang dipredikatkan sebagai tim kaya baru tidak mampu memperlihakan sisi uang mereka saat mereka ditahan LFC di Stamford Bridge. Di Anfield, Mou tetap dengan raut muka kesombongannya sengaja menuliskan sebuah tulisan di kaca depan bus yang membawa Chelsea ke Anfield. Dalam tulisan tersebut tertulis “Yang dua telah tumbang, satu lagi menyusul “ namun nampaknya tulisan tersebut tidak berpengaruh di lapangan. Babak pertama, kedua tim bermain dengan tempo biasa.

Chelsea pun merasakan keriuhan Anfield sehingga mereka sulit mengembangkan permainan. Stevie G melakukan sebuah pergerakan mencari kawan,menemukan Milan Baros berlari cepat masuk dengan ke dalam kotak penalti Chelsea, Baros menemukan Petr Cech siap menyergap bola tersebut dan hasilnya Cech malah meninju muka Milan Baros dan bola pun bergerak liar. Bola liar pun langsung disambar Luis Garcia yang berdiri bebas. Bola langsung menuju ke gawang kosong sebelum disapu oleh Gallas yang datang dari entah kemana ditemani John Terry yang tidak mampu berbuat apa-apa. Tidak ada yang tahu sampai sekarang apakah bola tersebut melewati garis apa tidak, yang jelas hakim garis langsung memberikan tanda kalau bola telah lewat garis gawang. wasit mengesahkan goal tersebut Liverpool bersorak.

Gol kontroversial Luis Garcia
Walaupun misalnya gol Luis Garcia tidak disahkan oleh wasit, LFC tetap berhak diberikan sebuah penalti atas pelanggaran yang dilakukan Cech. Di babak kedua, Chelsea semakin bermain menyerang dan tidak memperdulikan lini pertahanan mereka yang semakin terbuka. Namun hasil yang mereka dapat karena kesombongan mereka hanyalah sebuah isapan jempol karena Liverpool mampu keluar sebagai pemenangnya. Setelah wasit meniupkan peluit panjang,Euforia Anfield meledak bagaikan sebuah peluncuran roket antarikasa.Liverpool ke final Liga Champions. Steven Gerrard dkk langsung melakukan selebrasi dan merayakan semuanya ke setiap sudut lapangan Anfield. Final ke 6 untuk Liverpool. Sementara itu Jose Mourinho yang langsung diwanwancarai wartawan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah mengakui goal Luis Garcia tersebut. Dia menggangap keriuhan Anfield-lah yang mencetak gol tersebut serta menyebut keputusan hakim garis telah diintervensi oleh para suporter. Namun ocehan Mou tersebut hanya dianggap angin lalu karena dalam kenyataan Liverpool berhasil melaju ke final lagi setelah 20 tahun lamanya. Liverpool segera bersiap untuk sebuah final paling bersejarah di kasta sepakbola tertinggi di Eropa

40.000 traveling kop berbondong ke Istanbul
Setelah menyelesaikan seluruh sisa pertandingan di EPL. Liverpool hanya mampu finish di peringkat ke 5 di bawah Everton, Liverpool sadar satu-satunya jalan yang harus Liverpool tempuh demi kembali ke Liga Champions musim depan adalah memenangi laga pamungkas di Istanbul itu. Di luar teknis pertandingan, pemerintahan Turki sempat meragukan Final ini akan berjalan mulus dikarenakan ketakutan mereka akan ulah Hooligans yang datang ke Istanbul dan ketakutan mereka tidak terbukti. Final tersebut dijaga 6000 petugas keamanan. Namun yang lebih ditakutkan oleh panitia adalah membeludaknya penonton yang datang ke Turki. 100.000 orang diperkirakan datang ke Istanbul Alokasi tiket untuk final ini disediakan sekitar 65.000 tiket dengan pembagian setiap tim kebagian 20.000 dan 7.500 nya dijual via Online dan sisanya dialokasikan untuk kegiatan Football Family. Dalam waktu beberapa hari setelah dibuka, tiket final tersebut ludes.

Duel dua bintang, Kaka dan Stevie G
BBC pun melaporkan sekitar 30.000 Liverpuldian melakukan perjalanan ke Istanbul melalui jalan darat maupun udara namun hanya sekitar 20.000 suporter yang akan kebagian tiket menonton. Sisanya memadati pub-pub dipinggiran stadion Sebelum pertandingan banyak yang meragukan Liverpool akan keluar sebagai pemenang karena hanya dijadikan team underdog. Dan banyak komentar tersebut datang dari fans United seperti yang dikatakan oleh Rob Smyth, seorang pengurus Manutd fans. " Aku tidak pernah mengerti kenapa semuanya menyampah untuk mendukung Liverpool. Saya pikir, Liverpool akan dihabisi Milan " Rob Smyth. Namun Stevie G balas semua komen negatif tersebut dengan kalimat " Lifting the trophy has to be the best feeling ever (menyindir)". Dalam bursa taruhan pun, hampir 74 % betting bookers manaruh uang mereka untuk kemenangan AC Milan. Yang paling mencolok lagi adalah mengenai pakaian yang dikenakan. Saat Liverpool tiba di Stadium, para pemain hanya menggenakan setelan pakaian training santai dengan style seadanya dan yang beda adalah Saat pemain AC Milan semua pemain turun dari bus dengan setelan jas bermerek serta sepatu Van Tovel hitam mengkilat. Namun semua hal yang meremehkan Liverpool tersebut, akan segera berakhir.....

Liverpool berutung bisa memilih jersey warna apa yang akan mereka pakai.Jersey merah yang mereka kenakan saat final dengan putih untuk Milan dikarenakan Liverpool yang menjadi tuan rumahnya. Wasit yang memimpin pertandingan final saat itu yang dipilih UEFA adalah Manuel Mejuto González, wasit asal Spanyol yg dikenal tegas. Mejuto Gonzales dibantu Clemente Plou, Oscar Samaniego sebagai hakim garis dan Arturo Dauden Ibáñez sebagai wasit keempat.

Masuk ke starting line-up Liverpool dan AC Milan.....

Liverpool: .Dudek, Finnan, Carragher, Hyypia, Traore, Luis Garcia, Gerrard, Xabi Alonso, John Arne Riise, Harry Kewell, Milan Baros. Subtitusinya: Scott Carson, Josemi, Dietmar Hamann, Antonio Núñez, Igor Bišćan, Djibril Cissé, Vladimír Šmicer

AC Milan: Dida, Cafu, Jaap Stam, Nesta, Paolo Maldini; Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf; Kaka, Hernan Crespo, Shevchenko. Milan subtitusi: Christian Abbiati, Kakha Kaladze. Alessandro Costacurta. Rui Costa, Vikash Dhorasoo, Serginho, Jon Dahl Tomasson

Skema awal, Liverpool terapkan formasi 4-4-1-1 dengan menaruh Milan Baros sebagai ujung tombak yang disupport Kewell dan Luis Garcia. Steven Gerrard bertugas sebagai advance playmaker sedangkan Xabi sebagai supplier. Ini lah hal yang pincang di babak pertama, Liverpool tidak menyadari potensi serangan Milan yang bertumpu pada seorang Kaka.Liverpool tidak memasang pemain penutup pergerakan Kaka. Sedangkan Milan, format awal mereka di babak pertama memang mereka rancang untuk menghabisi lini tengah Liverpool. Sedangkan Kaka dibiarkan bermain sendirian dengan kreasi dia sendiri untuk melayani dua bomber AC Milan, Shevchenko dan Crespo. Fakta yang menarik adalah, reporter BBC mencatat bahwa keriuhan di stadion menjelang pertandingan, didominasi oleh fans Liverpool dengan 1:7.

No comments:

Post a Comment