Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta tiba-tiba berubah menjadi merah ketika Michael Owen tiba pada pukul Selasa, (22/10) pada pukul 09.30 WIB. Ribuaan pendukung Manchester United menyambut mantan penggawa Setan Merah dengan penuh antusias.
Akibatnya, kericuhan pun terjadi dengan aparat yang berjaga. Namun dengan aman, pria 33 tahun ini tetap aman masuk ke dalam kendaraan sebelum berangkat menuju Hotel JW Marriot.
Kedatangan Owen ini merupakan salah satu rangkaian acara jelang laga Battle of Reds yang diselenggarakan keesokan harinya di SUGBK. Dan dilihat dari sambutan yang diberikan para fans, terbukti Owen masih sangat dicintai.
Tentu para penggemar sepakbola Tanah Air masih ingat bagaimana Owen mencetak gol spektakular ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998. Melewati dua defender, Roberto Alaya dan José Chamot, Owen berlari dengan kencang sebelum melepaskan satu sontekan manis.
Sejak itulah, Owen sangat dicintai oleh para penggemar sepakbola di Indonesia. Khususnya fans Liverpool yang sempat merasakan servisnya selama delapan musim lamanya.
158 gol disumbangkan oleh Owen kepada publik Anfield Road termasuk mini treble di tahun 2001-2002. AKan tetapi kisah cinta Kopites dengan Owen berubah saat musim kompetisi 2004-2005 bergulir.
Owen memutuskan untuk mencari pengalaman di Negeri Matador bersama Real Madrid dengan banderol sebesar delapan juta Poundsterling. Sayang, keberuntungan Owen di Spanyol tidak sebesar ketika ia masih merumput di Liverpool.
Ia harus menerima dilego ke Newcastle di musim depannya dan menetap di St James Park selama empat musim lamanya. 30 gol yang ia torehkan bersama The Magpies terkubur dengan catatan cedera lututnya yang memburuk.
Awal musim 2009-2010 menjadi momen perjudian Owen. USai dilepas oleh Newcastle, Owen dihadapkan dengan dua pilihan, bergabung dengan mantan klub, Liverpool dengan bayaran 20 ribu Poundsterling atau membelot ke kubu Manchester United dengan bayaran 50 ribu Poundsterling.
Kembali, Owen mengulangi kesalahan keduanya dengan bermukin di Old Trafford. Para suporter Liverpool yang dulu sangat mencintainya kini berubah menjadi pendendam abadi usai mengetahui keputusan tersebut.
Label traitor disematkan oleh Kopites karena Owen dianggap telah mengingkari janjinya untuk tidak bergabung dengan rival abadi. Nasi sudah menjadi bubur, Owen hanya bertahan tiga musim di Old Trafford dan kebanyakan duduk di bangku cadangan.
Berbeda dengan fans Liverpool, para suporter Manchester United menyebut Michael Owen sebagai legenda. Terlebih gelar Liga Inggris di musim 2010-11 berhasil direbut ketika Owen masih berkostum merah menyala.
Sayang di mata publik, esensi legenda seorang Owen hanya pantas disematkan ketika ia masih berkostum Liverpool. Karena di masa-masa itu, pemilik tinggi 175 sentimeter ini lebih sering membuat para penggemar tersenyum dengan kecepatan, gol hingga prestasinya.
"Michael Owen adalah pemain yang hebat ketika membela Liverpool. Sayang keputusannya untuk pindah ke Manchester United membuat status legendanya di Anfield sudah hilang." ujar mantan rekannya, Steven Gerrard.
Namun tetap, di mata pecinta sepakbola Tanah Air, Owen merupakan salah satu bintang sepakbola yang perlu diapresiasi raihannya. Terlebih banyak yang mengaku mendukung Liverpool lantaran melihat aksi Owen dulu.