Saturday, January 19, 2013

Gerrard-Torres, Arti 'Move-on' Yang Sebenarnya

Fernando Torres dan Steven Gerrard. Salah satu duet terbaik yang pernah dimiliki Liverpool di era sepakbola modern kini hanyalah kenangan. Keputusan Torres untuk membelot pada bursa transfer musim dingin 2011 lalu masih membekas jelas di ingatan sang kapten.

Meski sudah terpisah jarak 284 km, keduanya pun masih belum bisa saling melepaskan satu dengan lainnya, terutama batiniyah. Masih segar ingatan kita ketika Stevie G menuangkan kesedihannya ditinggal pergi Torres melalui buku terbaru, My Liverpool Story. "Ketika Fernando datang dan berkata dia ingin keluar, itu seperti sebuah pisau yang menusuk jantungku." tutur Gerrard.

Pernyataan Gerrard tersebut merupakan sebuah klimaks dari perpisahan mereka. Torres pun menghilang tanpa jejak dan memutuskan untuk diam. Namun ketika kita bisa membuka kembali apa yang dikatakan Torres dalam bukunya, El NiƱo: My Story, semua memori tersebut jelas kembali.

Torres pun menyebut dirinya rela menghabiskan sisa waktu karirnya di lapangan hanya untuk bisa bermain di samping sang kapten. "Aku berharap aku bisa bermain selamanya di sampingnya. Dia adalah pemain yang aku kagumi jauh-jauh hari" Torres tentang Gerrard.

Kehormatan besar dirasakan El Nino yang sempat menghabiskan 3,5 tahun berkolaborasi dengan Pangeran Anfield, kapten yang selalu mendukungnya. "Jika Anda mampu bermain di atas lapangan bersamanya, Anda akan sadar kalau dia jauh lebih hebat dari apa yang Anda pikirkan" tambahnya.

Rasa aman dan keberanian pun menjadi pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan pria 28 tahun tersebut ketika masih bermain dengan Steven Gerrard. "Ketika dia ada di lapangan, tidak ada yang perlu kita takutkan lagi. Anda pun tahu kalau dia akan selalu mengangkat mental tim. Dan Gerrard akan selalu menjulurkan tangan untuk membantu Anda bangkit. Itu yang aku rasakan" tutur Torres.

Terlebih, petikan kalimat pembangkit semangat dan kerelaan seorang Stevie G meluangkan waktu untuk rekan-rekannya membuat Torres nyaman. "Di dalam ruang ganti pemain, Gerrard merupakan pemain dengan rating 10 dari 10 secara pribadi dan kewibawaannya." tuturnya.

"Dia selalu meluangkan waktu untuk rekan-rekannya, dia menjadi teman hati ke hati mereka lewat kata-kata pembangkit semangatnya" tutup Torres.

Jelas dan bisa dilihat. Fernando Torres yang sekarang bukan Fernando Torres besutan Steven Gerrard. Dirinya seperti panah kehilangan busurnya. Lewat celaan-celaan, baik dari pendukung sendiri atau pendukung mantan klub, rasa kehilangan sosok pemimpin pun pastinya dirasakan Torres.

Tidak ada yang mampu memberikan garansi apakah suatu hari nanti GerNando akan kembali. Rahasia alam pun tersipu malu kala memprediksinya.

Bahkan seorang Steven Gerrard pun tak kuasa menahan keinginan besar Torres untuk hengkang ataupun kembali sekalipun. Penegasan yang jelas. "Setiap pemain ditakdirkan untuk melakukan apa yang mereka ingin lakukan dalam karir mereka" ucap Gerrard.

"Aku tidak memiliki kuasa atas karir siapapun. Bahkan menentukan masa depannya bukan hakku meskipun dia sahabatku." catatnya.

Meski para penggemarnya berpikir GerNando is over, GerNando is only a memory or GerNando is the way to talk about the past. Steven Gerrard hanya kecewa namun tidak merasa dikhianati. Itu yang kita tidak lihat dari situasi saat kita menghakimi seorang Torres.

Jelas, Torres pun tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk mantan rekannya tersebut. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Stevie G yang telah menuntunku hingga aku menjadi seperti sekarang." katanya.

"Aku harap semuanya berjalan dengan sempurna untuknya" tutup Torres.

"The lights, they peer out of the leafless trees and you won't be alone, I am beside you" - True Love by Angels And Airwaves  

No comments:

Post a Comment