Steven Gerrard dan El Hadji Diouf. Dua pemain yang bisa dikatakan berbeda kasta. Seperti langit dan bumi, keduanya pun pernah mencicipi kejayaan namun hanya perilaku di luar dan di dalam lapangan serta kualitas yang membedakannya.
Gerrard merupakan kapten, legenda dan nyawa permainan Liverpool serta Timnas Inggris dalam kurun waktu 14 musim belakangan yang sangat disegani pemain manapun. Torehan 152 golnya bersama The Reds menjadi bukti sahih kualitas dan nama besarnya di sepakbola dunia.
Sedangkan Diouf? sempat mencicipi gelar juara liga bersama Glasgow Rangers di tahun 2011, pemain berkebangsaan Senegal tersebut sering menciptakan kontroversi sejak mendarat di Inggris pada 2002 lalu. Meski pernah menjadi bintang di Piala Dunia 2002, pria 31 tahun tersebut menjadi pemain yang tidak disukai lawan-lawannya di Inggris karena perilaku dan kesombongannya.
Baru-baru ini, Diouf coba mengomentari sosok yang pernah menjadi rekan satu timnya dulu di Liverpool itu. Menurutnya, Gerrard adalah pemain yang egois dan tidak dapat dibantah lagi. "Gerrard iri dengan diriku ketika aku mampu menguasai dunia. Tidak ada pemain yang lebih egois dari dirinya" cetusnya yang dilansir Daily Mail
"Dia tidak peduli dengan yang lain. Gerrard lebih memilih mencetak gol dan membiarkan Liverpool kalah. Tidak ada yang bisa membantahnya" jelas Diouf.
Kontan komentar Diouf tersebut memancing amarah Liverpuldian. Namun sebenarnya apa yang menyebabkan Diouf sampai sebencinya dengan kapten?
2007 lalu, Steven Gerrard merilis buku keduanya, My Autobiography yang sempat dinobatkan sebagai buku olahraga terbaik Inggris pada tahun itu. Dalam buku tersebut, Gerrard memberikan kritikan pedas kepada Diouf yang dinilainya gagal mengontrol sikap selama bermain bersama The Reds.
Perilaku negatif Diouf seperti keluar malam dan pulang pagi, gaya berpakaian dan kehidupan liarnya tidak diimbangi dengan penampilan untuk Liverpool. Hal ini yang membuat Gerrard perlu untuk mengeluarkan unek-uneknya tentang Diouf. "Aku bukan penggemar Diouf. Selama di Anfield dan Melwood, aku tahu siapa yang hanya lapar popularitas dan yang punya hati untuk Liverpool" tulis Gerrard.
"Diouf hanya tertarik dengan dirinya sendiri. Perilakunya salah semua. Dia lebih memilih menghabiskan energi untuk berkeliaran di luar ketimbang berusaha membawa Liverpool kembali berada di papan atas klasemen." kritiknya.
Bahkan, pemain berusia 32 tahun tersebut menilai kesombongan Diouf menjadi hal yang menghancurkan karirnya bersama Liverpool disamping hanya mencetak tiga gol pada musim itu. "Cara dia mengenakan pakaian-pakaian yang gila dan cara dia berperilaku seperti dia ingin bilang 'Aku pemain terbaik di dunia' tetapi dia sama sekali bukan pemain terbaik dunia." pandang Gerrard.
"Dia dijuluki 'pembunuh berantai' di Senegal untuk gol-golnya tetapi dia hanya mencetak tiga gol untuk kita di liga saat itu." jelasnya.
Gerrard juga menyebut pembelian El Hadji Diouf oleh Liverpool merupakan kesalahan terbesar Gerard Houllier selama menangani The Reds. Adalah sang asisten Houllier di Liverpool, Patrice Bergues, yang pertama kali menyarankan LFC membeli pemain tersebut. Patrice Bergues adalah mantan pelatih Diouf di Lens, klub Diouf sebelum ke LFC, dan dia yang menyakinka Houllier untuk membeli Diouf.
Selain itu, Diouf juga dikenal dengan pemain yang tidak bisa menjaga sikap di dalam lapangan. Pada Piala UEFA musim 2002-2003, Liverpool bertandang ke Parkhead, markas besar Glasgow Celtic. Saat itu, Diouf tertangkap kamera meludahi seorang bocah penggemar Celtic. Kontan Liverpool marah dan memberikan sanksi untuknya.
Hal tersebut juga yang diangkat Gerrard dalam bukunya. Dia mengomentari perilaku meludah Diouf sebagai satu tindakan yang menjijikan karena memang Gerrard sangat membenci perilaku meludah. "Dia bahkan meludahi suporter Celtic. Dia tidak hanya mengeluarkan air liurnya tetapi juga riak yang besar ke arah muka bocah itu" kata Gerrard.
"Semua pemain Liverpool murka dengannya. Meludah adalah hal yang menjijikan. Semua pemain Inggris dididik untuk tidak meludah" tambahnya.
Puncak perseteruan antara Gerrard dan Diouf terjadi saat Liverpool bertemu Blackburn Rovers di Anfield, 2010 lalu. Keduanya terlibat perang hebat di lapangan dan di terowongan saat babak pertama berjalan dan saat turun minum. Bahkan ketika baku hantam di terowongan dekat tulisan This Is Anfield, terjadi Gerrard dibela polisi setempat dan Diouf langsung diberi peringatan.
Kesimpulannya adalah komentar provokasi Diouf di harian L'Equipe tentang Gerrard adalah bukti kalau dirinya ingin membalas dendam kritikan yang Gerrard lampirkan lima tahun yang lalu di buku autobiografinya. Patut ditunggu komentar apakah yang akan dilontarkan Gerrard.
Gerrard merupakan kapten, legenda dan nyawa permainan Liverpool serta Timnas Inggris dalam kurun waktu 14 musim belakangan yang sangat disegani pemain manapun. Torehan 152 golnya bersama The Reds menjadi bukti sahih kualitas dan nama besarnya di sepakbola dunia.
Sedangkan Diouf? sempat mencicipi gelar juara liga bersama Glasgow Rangers di tahun 2011, pemain berkebangsaan Senegal tersebut sering menciptakan kontroversi sejak mendarat di Inggris pada 2002 lalu. Meski pernah menjadi bintang di Piala Dunia 2002, pria 31 tahun tersebut menjadi pemain yang tidak disukai lawan-lawannya di Inggris karena perilaku dan kesombongannya.
Baru-baru ini, Diouf coba mengomentari sosok yang pernah menjadi rekan satu timnya dulu di Liverpool itu. Menurutnya, Gerrard adalah pemain yang egois dan tidak dapat dibantah lagi. "Gerrard iri dengan diriku ketika aku mampu menguasai dunia. Tidak ada pemain yang lebih egois dari dirinya" cetusnya yang dilansir Daily Mail
"Dia tidak peduli dengan yang lain. Gerrard lebih memilih mencetak gol dan membiarkan Liverpool kalah. Tidak ada yang bisa membantahnya" jelas Diouf.
Kontan komentar Diouf tersebut memancing amarah Liverpuldian. Namun sebenarnya apa yang menyebabkan Diouf sampai sebencinya dengan kapten?
2007 lalu, Steven Gerrard merilis buku keduanya, My Autobiography yang sempat dinobatkan sebagai buku olahraga terbaik Inggris pada tahun itu. Dalam buku tersebut, Gerrard memberikan kritikan pedas kepada Diouf yang dinilainya gagal mengontrol sikap selama bermain bersama The Reds.
Perilaku negatif Diouf seperti keluar malam dan pulang pagi, gaya berpakaian dan kehidupan liarnya tidak diimbangi dengan penampilan untuk Liverpool. Hal ini yang membuat Gerrard perlu untuk mengeluarkan unek-uneknya tentang Diouf. "Aku bukan penggemar Diouf. Selama di Anfield dan Melwood, aku tahu siapa yang hanya lapar popularitas dan yang punya hati untuk Liverpool" tulis Gerrard.
"Diouf hanya tertarik dengan dirinya sendiri. Perilakunya salah semua. Dia lebih memilih menghabiskan energi untuk berkeliaran di luar ketimbang berusaha membawa Liverpool kembali berada di papan atas klasemen." kritiknya.
Bahkan, pemain berusia 32 tahun tersebut menilai kesombongan Diouf menjadi hal yang menghancurkan karirnya bersama Liverpool disamping hanya mencetak tiga gol pada musim itu. "Cara dia mengenakan pakaian-pakaian yang gila dan cara dia berperilaku seperti dia ingin bilang 'Aku pemain terbaik di dunia' tetapi dia sama sekali bukan pemain terbaik dunia." pandang Gerrard.
"Dia dijuluki 'pembunuh berantai' di Senegal untuk gol-golnya tetapi dia hanya mencetak tiga gol untuk kita di liga saat itu." jelasnya.
Gerrard juga menyebut pembelian El Hadji Diouf oleh Liverpool merupakan kesalahan terbesar Gerard Houllier selama menangani The Reds. Adalah sang asisten Houllier di Liverpool, Patrice Bergues, yang pertama kali menyarankan LFC membeli pemain tersebut. Patrice Bergues adalah mantan pelatih Diouf di Lens, klub Diouf sebelum ke LFC, dan dia yang menyakinka Houllier untuk membeli Diouf.
Selain itu, Diouf juga dikenal dengan pemain yang tidak bisa menjaga sikap di dalam lapangan. Pada Piala UEFA musim 2002-2003, Liverpool bertandang ke Parkhead, markas besar Glasgow Celtic. Saat itu, Diouf tertangkap kamera meludahi seorang bocah penggemar Celtic. Kontan Liverpool marah dan memberikan sanksi untuknya.
Hal tersebut juga yang diangkat Gerrard dalam bukunya. Dia mengomentari perilaku meludah Diouf sebagai satu tindakan yang menjijikan karena memang Gerrard sangat membenci perilaku meludah. "Dia bahkan meludahi suporter Celtic. Dia tidak hanya mengeluarkan air liurnya tetapi juga riak yang besar ke arah muka bocah itu" kata Gerrard.
"Semua pemain Liverpool murka dengannya. Meludah adalah hal yang menjijikan. Semua pemain Inggris dididik untuk tidak meludah" tambahnya.
Puncak perseteruan antara Gerrard dan Diouf terjadi saat Liverpool bertemu Blackburn Rovers di Anfield, 2010 lalu. Keduanya terlibat perang hebat di lapangan dan di terowongan saat babak pertama berjalan dan saat turun minum. Bahkan ketika baku hantam di terowongan dekat tulisan This Is Anfield, terjadi Gerrard dibela polisi setempat dan Diouf langsung diberi peringatan.
Kesimpulannya adalah komentar provokasi Diouf di harian L'Equipe tentang Gerrard adalah bukti kalau dirinya ingin membalas dendam kritikan yang Gerrard lampirkan lima tahun yang lalu di buku autobiografinya. Patut ditunggu komentar apakah yang akan dilontarkan Gerrard.
No comments:
Post a Comment