Wednesday, January 29, 2014

Gerrard: Soal Penalti Sturridge, Saya Yang Salah!

Liverpool - Daniel Sturridge seakan menunggani sebuah rollercoaster di Merseyside Derby tengah pekan ini. Jadi pahlawan di babak pertama dengan dua golnya, striker muda milik Liverpool ini mendapatkan banyak kecaman di babak kedua.

Salah satunya soal eksekusi penaltinya di awal babak kedua. Ditunjuk sang kapten, Steven Gerrard sebagai eksekutor, Sturridge yang terlalu percaya diri justru melayangkan jauh bola mudah tersebut.

Yang menarik, Gerrard yang justru bertanggung jawab atas kegagalan Sturridge tersebut. "Saya pernah mencetak hattrick melawan Everton dan tahu apa rasanya bisa melakukan hal tersebut." ujarnya.

"Dan saya ingin Daniel merasakan hal yang sama. Sayang tidak terjadi. Akan tetapi itu jadi tanggung jawab saya." tegas sang kapten dilansir BBC.

Pria 33 tahun tersebut juga memuji penampilan rekan-rekannya di laga yang berakhir dengan kemenangan Liverpool 4-0 ini. "Melawan Aston Villa, kami membuat kecewa para penggemar dan diri kami sendiri. Itu adalah penampilan terburuk musim ini." pandangnya.

"Tetapi hari ini, semua pemain bermain baik. Kami punya dua penyerang kelas dunia dan Daniel Sturridge salah satu yang mengesankan malam ini." tutup Gerrard. Selamat!

Tuesday, January 28, 2014

Be A Leader Like Steven Gerrard

Liverpool - Bukan hal yang mudah berbicara soal kepemimpinan. Banyak yang mengaku bisa memainkan peran tersebut dalam sebuah tim sepakbola, tetapi tidak banyak yang mampu menunjukkan hasilnya.

Steven Gerrard adalah salah satu sosok kapten yang bisa dibilang menuai berkah dari kualitas kepemimpinan yang ia jalani. 10 tahun sejak ditunjuk, pria 33 tahun ini sudah menggondol berbagai macam gelar termasuk Liga Champions di 2005 lalu.

Meski jarang berteriak, Gerrard lebih suka memandu rekan-rekannya lewat apa yang dilakukannya di atas lapangan. Yang terpenting adalah gelandang Liverpool dan Timnas Inggris ini mengerti situasi sekitar.

Dua hal tersebut yang selalu dipegang teguh oleh Gerrard. "Ada banyak cara yang bisa membuat Anda menjadi pemimpin yang bagus. Saya pikir yang pertama Anda dilarang bersikap egois." tegasnya.

"Anda harus memikirkan orang lain ketimbang diri Anda sendiri. Dan Anda harus menolong pemain lain." jelas Gerrard.

Ia juga berpandangan bahwa menjadi seorang kapten, Anda harus memastiikan setiap langkah yang dilakukan harus tepat. "Tetapi saya pikir kunci menjadi kapten yang bagus adalah melakukan hal yang benar untuk Anda sendiri. Jadi contoh bagi siapapun." ujarnya.

"Kalau Anda bisa melakukan hal yang benar, para pemain akan mengikuti Anda. Kalau Anda bisa menjadi contoh yang baik, mereka akan mengikuti Anda. Dua kunci tersebut, tidak egois dan menjadi contoh yang bagus." pandang Gerrard.

Sebagai panutan, pemain yang sudah bermain di lebih dari 400 laga untuk Liverpool ini memilih Jamies Redknapp dan Tony Adams. "Saya belajar banyak dari kapten-kapten yang pernah bermain dengan saya. Karena mereka adalah pemimpin di ruang ganti." tuturnya.

"Ketika saya masuk ke tim inti Liverpool, Jamie Redknapp adalah kapten. Dia tidak egosi dan selalu membantu pemain lain. Untuk di Timnas Inggris, Tony Adams adalah pemimpinnya dan dia sangat vokal di atas lapangan." tutupnya. 

Sunday, January 19, 2014

Gerrard: Soal Gelandang Bertahan, Saya Gagal Memerankannya!

Liverpool - Hasil seri yang didapatkan Liverpool kala jumpa Aston Villa di Anfield, Sabtu (18/1) sedikit membuat kecewa para pendukungnya. Eksperimen yang dilakukan sang manajer, Brendan Rodgers dianggap sebagai biang keladi.

Dua poin yang seharusnya bisa diraih raib setelah Andreas Weimann dan Christian Benteke mencetak gol pembuka di babak pertama. Beruntung Daniel Sturridge sempat memperkecil ketertinggalan jelang turun minum sebelum Steven Gerrard menyamakan kedudukan di babak kedua lewat sepakan 12 pas.

Sang kapten mengaku cukup senang The Reds terhindar dari kekalahan memalukan. "Kami senang karena tidak kalah. Tetapi jika dilihat lagi, kami membuat dua poin di kandang sendiri. Kalau kami bermain lebih baik, Aston Villa bisa kami kalahkan. Tetapi kembali hasilnya tidak seperti itu." pandangnya.

"Kami telah bermain cukup bagi di musim ini. Saya pikir para penggemar berharap kami bisa menang mudah di sini. Terkadang hal tersebut tidak terjadi karena kami sedikit lengah dan hasilnya kami dihukum di babak pertama." jelas Gerrard.

Menyoal posisi barunya sebagai gelandang bertahan. Gerrard mengaku tidak menikmati peran tersebut. "Saya pikir hasil seri ini disebabkan oleh perubahan mendasar. Saya bermain sebagai gelandang serang lebih dari 10 tahun. Jadi ketika saya bermain lebih ke dalam lagi, jelas sama sekali tidak berhasil." ucapnya.

"Saya harap saya bisa bermain lebih ke depan di laga selanjutnya. Tetapi kami harus menunggu dan lihat apa yang bakal diputuskan oleh manajer." tutup Gerrard. 

Houllier Dan Gerrard, Like Father Like Son

Seperti yang diketahui, Gerrard sudah pernah bekerjasama dengan 5 manajer berbeda di Liverpool sejak zaman GĂ©rard Houllier hingga Brendan Rodgers. Tidak bisa dipungkiri kinerja tiap manajer baik dari metode hingga praktiknya pun berbeda-beda. Mau tidak mau Stevie G belajar memahami.

Dari Houllier, Stevie belajar soal disiplin. Dari Benitez soal intelejensi. Dari Hodgson soal kesabaran. Dari Dalglish soal respect dan Rodgers soal detail. Jadi, tiap kali sang manajer mengalami kegagalan, Stevie punya kesan buat membela. Well bisa dilihat ketika Liverpool masih bersama Hodgson.

Karena dia sadar seburuk-buruknya manajer, dia belajar dari mereka. Ada pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman maupun kegagalan mereka. Gerrard pun mengakui kalau ia dilahirkan dengan mulut dan lidah yang tidak ia gunakan untuk mencaci maki panutan di mana ilmu itu berada.

"Sepanjang karirku, ada beberapa kesempatan di mana aku dimintai tanggapan soal kinerja manajer yang buruk baik oleh fans maupun media. Dan demi Tuhan, aku selalu membela tiap manajer yang pernah atau masih bekerja denganku." ujarnya.

"Rasa frustrasi memang menghampiriku saat melihat metode yang diaplikasikan tiap manajer tidak bekerja maksimal. Aku bisa saja berkata "Ah sampah!. Aku benci manajer ini, manajer itu. Aku ingin dia dipecat segera. Mana perubahannya!. Aku memilih untuk membela mati-matian seorang manajer ketimbang menekannya untuk segera keluar dari tim. Karena itu tidak pantas." tegas Gerrard.  

Kepergian Gerard Houllier di awal musim 2004-2005 dirasakan cukup membuatnya sedih. Lantaran Houllier punya andil banyak kepada karirnya. Houllier adalah sosok yang memberikan debut klub untuk Stevie G pada tahun 1998 dan memberikan kepercayaan Stevie untuk menjadi kapten di 2003.

"Aku mati-matian membela kinerja seorang manajer bukan hanya berdasar dari penampilan klub tetapi juga dari apa yang aku katakan. Ketika hasil buruk muncul, semua orang bisa melihat dengan jelas. Ketika Anda gagal membuat mereka terkesan, perubahan akan terjadi." pandangnya.

"Sedih memang melihat para manajer kehilangan pekerjaan mereka karena Liverpool menginginkan hal yang lebih. Tetapi kalau yang pergi itu adalah sosok yang sudah Anda anggap seperti keluarga, sosok yang selalu mendukung Anda, itu sangat menyakitkan." jelas Gerrard.

Kapten seakan tidak bisa menahan rasa kesedihannya. Karena Houllier adalah sosok yang membuatnya tenang ketika kedua orang tuanya bercerai. Houllier yang berani memanggil kedua orang tua Gerrard ketika masalah perceraian mereka mempengaruhi penampilan sang kapten di atas lapangan. 

Campur tangan positif Houllier itu yang membuat Gerrard merasa sangat kelihangan. Terlepas dari transfer policy yang bisa dibilang buruk. Houllier menghabiskan dana 18 juta Poundsterling untuk memboyong  El Hadji Diouf, Salif Diao dan Bruno Cheyrou yang memang tidak berguna. 

"Saat ini, aku sadar kalau sepakbola adalah bisnis. Aku memaklumi keluar masuknya manajer. Tetapi saat Houllier pergi, aku sangat sedih. Houllier memang harus membayar dana yang klub keluarga untuk Diao, Cheyrou, dan Diouf dengan pergi dari Liverpool. Liverpool pun finish di posisi 4 saat itu yang kalau di zaman sekarang sudah cukup memuaskan. Liga Inggris juga terus berkembang pesat." ungkapnya.

"Roman Abramovich datang dan membuktikan seberapa besar kekuatan uangnya untuk Chelsea. Which is jadi bumerang buat kami. Dalam semalam, Chelsea berubah menjadi salah satu kekuatan Liga Inggris yang sangat besar, menjadi pesaing utama untuk gelar. Tiap penny yang Liverpool keluarkan, mereka mampu mengeluarkan lebih banyak untuk memboyong pemain-pemain bintang." kisah Gerrard.

"Tapi kembali hadirnya Abramovich dan gagalnya pembelian yang dilakukan oleh Houllier bukan menjadi alasan utamanya. Aku tahu chairman saat itu David Moores, sedih dengan keputusan yang ia ambil. Tetapi kalau ini untuk kebaikan tim, apa boleh buat. Dari hari pertama berada di tim inti Liverpool, aku selalu berbicara dengan Houllier setiap hari apapun situasinya." tuturnya.

"Ketika aku mencoba untuk berbicara dengannya lagi usai kepergiaannya, sulit untuk mengeluarkan sepatah kata pun kepadanya. Aku banyak curhat kepadanya dulu dan sekarang aku tidak tahu apa yang aku harus katakan selain "Terima kasih" dan "Maaf". Sejak dulu, Houllier lebih khawatir dengan kondisiku daripada kondisinya. "Tetap belajar" adalah pesan darinya yang terus aku ingat" aku Gerrard.

Meski sudah 11 tahun berpisah, Gerrard masih menjalankan hubungan ayah-anak dengan Houllier meski hanya melalui pesan singkat atau telepon. Terlebih beberapa kali Houllier harus menjalani operasi by pass jantung terakhir saat menukangi Aston Villa pada 2011. He won't lose him anymore. 

"Sebelum laga besar, Houllier selalu mengirimkanku pesan singat penyemangat. Begitu ucapan selamat ketika aku meraih kemenangan. Dia juga sering menyempatkan diri untuk mengunjungi keluargaku. Dan aku terus berhubungan dengannya juga. Karena dia sudah tidak di bukan berarti hubungan baik kami harus berakhir begitu saja. Kami justru lebih rajin SMS-an saat ini." tutupnya.    

Sunday, January 12, 2014

Gerrard Tentang Karaoke, Tanggung Jawab, dan Isu Gay


Beberapa waktu yang lalu, Steven Gerrard diundang untuk interview oleh Sky Sports yang ingin membedah sisi luar dan dalamnya. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang menarik dari sang host Geoff Shreeves dan bahkan sedikit menjebak. Berikut hasil obrolannya!



Kamu bisa nyanyi?

Nggak, saya nggak bisa bernyanyi. Semua tempat karoke saya sambangi tapi suara saya membuat tiap lagu yang saya nyanyikan terdengar buruk.

Kalau karokean, bisanya nyanyi lagu apa?

Biasanya si lagu-lagunya Bryan Adams. Terakhir saya karoekan Bryan Adams tuh di Portugal dan tidak berjalan dengan baik.

Senang bisa kembali bermain setelah mengalami cedera selama beberapa minggu?

Ya, setiap pemain tidak ingin menghabiskan waktunya hanya di luar lapangan saja. Karena mereka pasti akan merasa kesepian ketika harus berlatih sendiri. Jadi, saya sudah siap untuk bermain lagi.

Apakah menyakitkan melihat Liverpool bertarung sendirian tanpa sang kapten?

Ya, melihat seberapa banyak laga yang saya tidak mainkan terutama ketika melawan Manchester City dan Chelsea. Saya sudah tahu dari awal kalau saya akan absen untuk enam laga. Tentu saja situasi tersebut mengecewakan untuk semuanya termasuk saya karena saya ingin bermain lebih banyak lagi.

Merasa sengsara nggak saat melihat dirimu cedera?

Istri dan anak-anak saya melihat saya cukup sengsara tidak dapat bermain. Tetapi karena saya tahu saya bermain di level setinggi ini, saya tidak merasa sengsara nggak bisa bermain karena saya harus pulih dulu.

Kalau melihat papan klasemen sekarang, menarik. Karena Liverpool berada di puncak dan setelah tahun baru terdepak dari lima besar?

Dari awal musim, semua tim saling curi poin satu sama lainnya. Saya pikir tim yang merupakan medioker saat ini sangat kuat. Liga Inggris juga semakin berkembang dari tahun ke tahun. Jadi posisi puncak tidak selalu dikuasai satu tim saja. Jelas ini menjadi hal yang menyenangkan untuk para suporter melihat persaingan sangat keras di liga ini. Saya bersyukur bisa melihat Liverpool bertahan di persaingan ketat ini. Kalau kami bisa terus konsisten, kami percaya bisa masuk ke empat besar di akhir musim. Itu adalah target utama kami.

Kalau kamu bilang konsistensi, di mana sih sebenarnya konsistensi itu bisa didapatkan? apakah di kandang lawan?

Saya pikir kuncinya adalah penampilan tim di kandang. Karena dalam beberapa tahun ke belakang, kami kehilangan banyak poin di kandang. Tim-tim lain mulai percaya diri kalau datang ke Anfield bisa meraih poin penuh. Tetapi kalau melihat penampilan kami di kandang selama ditangani Brendan Rodgers, saya pikir kami cukup konsisten. Kalau tim bisa menampilkan yang terbaik di kandang, maka raihan di tandang bisa mulai disusun. Rekor tandang kami memang sedikit tidak konsisten. Itu yang kami coba perbaiki. Itulah tantangannya sekarang.

Tahun ini Liverpool akan kedatangan banyak rival abadi di Anfield. Bagaimana kamu melihat tantangan ini mengingat Liverpool mengincar rekor kandang yang baik?

Saya pikir Liverpool bermain cukup baik melawan City dan Chelsea di tandang tanpa saya, kami tampil lebih baik daripada City di 90 menit. Dan Chelsea, mereka bermain sangat baik di 45 menit pertama sebelum kami tampil menyerang di babak kedua. Jadi saya pikir mereka datang ke Anfield nanti dengan segala rasa hormat. Dan saya harap kami bisa menampilkan permainan terbaik.

Kamu bilang tim-tim medioker mulai menunjukkan taji mereka. Nah, bagaimana kamu menyikapi laga-laga seperti melawan Stoke City di akhir pekan ini?

Mungkin Stoke bukan contoh terbaik. Mungkin kesulitannya nanti adalah adu fisik yang kuat dan bola-bola panjang ala mereka. Mungkin Mark Hughes sudah memberikan perubahan yang lebih baik. Kami berharap bisa meraih poin penuh tetapi dalam situasi seperti ini, tidak ada yang dapat memberikan garansi kemenangan di kandang Stoke.

Apakah kamu sering melihat ke papan klasemen untuk melihat apa yang terjadi, menentukan target selanjutnya, berapa poin lagi yang harus diraih?

Ya saya melakukan hal tersebut tetapi tidak serumit itu juga. Sebagai pemain, saya melihat Liverpool sudah jauh lebih baik dari tiga musim ke belakang. Mungkin untuk melihat seberapa besar kesempatan kami bisa meraih poin maksimal di laga-laga berat. Tetapi sebagai pemain, saya hanya berusaha menjalani tiap laganya saja.

Dengar-dengar beberapa pemain yang cedera sudah bisa kembali ke dalam tim?

Hampir semuanya. Ada Glen Johnson dan Sakho yang sudah kembali. Daniel Agger butuh beberapa minggu pemulihan tetapi Joe Allen sudah memperlihatkan kemajuan. Jadi saya harap sebelum Derby Merseyside, semua pemain bisa bergabung. 

Bagaimana kamu memandang persaingan di empat besar?

Ya kami bukan satu-satunya tim yang bersaing. Manchester United pasti akan bangkit lagi dengan beberapa pemain baru. Bahkan beberapa tim di bawah kita saling berkompetisi untuk masuk ke empat besar. Yang saya bisa katakan adalah ini adalah musim terberat dan paling ketat. Jadi akan sangat sulit untuk bisa berada di empat besar. 

Apakah kamu sadar kalau musim lalu Liverpool bisa meraih 25 kemenangan, empat besar jadi hadiahnya. Jadi kalian kehilangan sembilan kemenangan. Apakah itu yang mendorong Liverpool untuk bisa tampil bagus di musim ini?

Ya jelas kalau statistik itu benar 100 persen.

Ini bukan penipuan loh. Saya punya beberapa orang yang paham dan bahkan melihat Tottenham Hotspur adalah satu-satunya tim yang berhasil menang 21 kali tetapi tidak masuk ke empat besar.

Mungkin ini bisa menjadi dorongan bagi kami dan harapan juga untuk bisa menembus empat besar. Tetapi kami punya beberapa laga berat dalam pekan-pekan mendatang. Tetapi saya yakin bisa mencapai target tersebut dengan rekor kandang kami yang cukup baik.

Kalau saya menawarkan posisi empat sekarang di klasemen, apakah kamu mau mengambilnya?

Saya akan ambil. Saya bisa jelaskan alasannya. Kami sudah lama tidak bermain di Liga Champions. Walaupun harus menghadapi beberapa laga kualifikasi. Tetapi kami yakin bisa menyelesaikan musim ini di posisi yang lebih tinggi

Kalau di Divisi Championship ada Leicester City yang berkoar-koar soal kans mereka masuk ke Liga Inggris. Bagaimana dengan Liverpool dan target empat besarnya? apakah seperti itu juga?

Tentu saja kami sudah membicarakan hal tersebut di awal musim dan menjadikannya target. Tetapi bukan itu penyebab kami belum lagi lolos ke Liga Champions. Saya pikir, Liga Champions adalah kompetisi yang sangat besar bagi setiap pemain manapun. Dan sebagai pemain, kamu pastinya ingin melawan para pemain terbaik lainnya. Saya sudah pernah merasakan pengalaman ini.

Percaya nggak sudah hampir 10 tahun sejak Liverpool menjuarai Liga Champions di Istanbul, 2005 lalu?

Ya waktu cepat berlalu. Nggak menyangka sudah 10 tahun sejak 2005 lalu. Menakutkan sih mengingat cepat sekali waktu berlalu. 

Sebagai seorang pemain, kamu nyaris memenangkan semua gelar yang bisa kamu raih seperti kecuali Liga Inggris. Kamu juga pernah dianugrahkan MBE dan kamu adalah Kapten Timnas Inggris tapi kamu belum memiliki tattoo. Ingin punya nggak?

Saya tidak pernah bilang saya tidak akan punya tattoo. Istri saya mengusulkan hal-hal tentang anak-anak kami sebagai desain tattoo-nya. Ya, nggak bisa memungkiri banyak penggemar tattoo di Liverpool. Daniel Agger, Martin Skrtel, Luis Suarez punya beberapa. Glen Johnson dan beberapa pemain muda seperti Sterling. Mereka meminta saya untuk memiliki tattoo.

Kalau Liverpool berhasil memboyong Liga Inggris di akhir musim, mau punya tattoo nggak?

Kalau ada orang yang bisa menggaransi kalau saya menutupi setengah tubuh saya dengan tattoo dan kemudian bisa menang Liga Inggris, saya akan pasang besok!

Bagaimana sih rasanya menjadi seorang kapten di Liverpool dan untuk negara, seberat apa bebannya?

Saya suka menanggung tanggung jawab. Tentu saja bisa menjadi kapten klub dan negara adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Rencana awalnya adalah menjadi kapten Liverpoool dan saya menunjukkan kalau saya mampu menjadi kapten yang sukses, kapten yang para pemain dan manajer hormati. Saya pikir dengan prestasi yang saya raih sepanjang karir cukup membantu saya untuk menjadi kapten yang merupakan mimpi terbesar saya dulu.

Sering ngobrol bareng manajer Timnas Inggris, Roy Hodgson?

Saya berbicara dengannya setiap hari kalau sedang ada tugas negara. Kami selalu bersama tiap kali Timnas Inggris berlatih atau bertanding.

Bukan seperti itu. Maksud saya ketika kamu sedang berada di luar. Contohnya ketika kemarin Theo Walcott cedera. Apakah kamu menelepon dia atau Theo?

Nggak juga kalau situasinya seperti itu. Tergantung waktunya juga. Saya punya hubungan yang baik dengan Roy Hodgson karena dia mantan manajer Liverpool. Kadang-kadang dia menelepon saya dua kali seminggu atau mungkin sebulan sekali. Yang jelas, kami selalu ngobrol dengan topik yang hangat.

Walaupun kamu nggak berhubungan dengan dia, apakah kamu sadar kalau kamu adalah kapten Timnas Inggris selama 24 jam dalam seminggu?

Jelas. Saya selalu bertemu dengan para pendukung Inggris setiap hari dan saya punya tanggung jawab untuk melakukan apa yang seorang kapten lakukan baik di dalam maupun luar lapangan. Jadi kehidupan saya sebagai seorang kapten bukan hanya saat kompetisi berlangsung. Tetapi juga setiap hari saya punya kewajiban untuk menjadi seorang pemimpin untuk Liverpool maupun Inggris. 

Dan ketika mendengar Theo Walcott cedera kemarin?

Saya langsung sakit perut kemarin. Karena nggak lama lagi, kami akan menghadapi Piala Dunia dan kami akan kehilangan pemain kunci yang bisa mencetak banyak gol dan menjadi bintang di sana. Tetapi cederanya Theo bisa jadi kesempatan buat pemain lainnya untuk membuktikan kualitas seperti Raheem Sterling atau Andros Townsend dan ada juga Oxlade Chamberlain yang sudah kembali bermain. Jadi ini bukan akhir dari segalanya. Mungkin cederanya Walcott jadi kabar yang baik untuk saya sebagai pemain Liverpool seperti melihat United kehilangan Van Persie dan Wayne Rooney, itu akan membantu Liverpool.

Kamu adalah orang yang simpel seperti ketika Liverpool bermain di musim ini, kamu bilang empat besar sudah cukup. Tetapi mungkin ini adalah momen-momen terakhir untuk kamu bermain bersama Liverpool dan kamu juga akan menghadapi Piala Dunia terakhir, apakah hal tersebut membuat kamu senang?

Ya, saya sangat bersemangat. Mungkin ini adalah kesempatan terbaik untuk saya untuk mengejutkan negara-negara yang berkompetisi dan juga di Liga Inggris di mana kami bisa nyaman di dekat empat besar pada di tengah Januari. Tetapi saya sadar tidak akan mudah mengingat saya mengalami kegagalan di masa lalu. Tetapi saya yakin saya bisa mendapatkan yang terbaik untuk Liverpool dan Inggris. Dan untuk Piala Dunia terakhir, ya saya akan membuat kesempatan ini yang paling berkesan.

Seberapa berartikah titel Liga Inggris untuk kamu sebagai kapten Timnas Inggris?

Menakutkan. Karena saya tidak tahu bagaimana saya bisa menahan diri kalau sampai saya berhasil memenangkan gelar ini. Ketika saya memenangkan Liga Champions dulu, seminggu setelahnya, kami banyak menghayal. Sulit untuk menjelaskan seberapa berarti gelar ini. Mungkin hari di mana saya meraih gelar Liga Inggris menjadi hari terbaik sepanjang hidup saya di samping saat anak-anak saya lahir.

Kembali ke masalah tanggung jawab sebagai seorang kapten, bagaimana kamu menangani masalah ketika ada salah satu rekanmu memutuskan untuk mengaku kalau dia adalah gay kepadamu?

Saya tidak melihat ada masalah yang serius sih. Saya punya beberapa teman yang gay di luar lapangan. Jadi kalau ada teman saya yang ingin mengaku kalau dirinya gay, saya akan selalu siap dan saya akan membantu agar posisinya lebih nyaman di klub.

Bagaimana kamu menyikapi polemik ini kalau memang tidak ada masalah di ruang ganti, tetapi justru pertentangan datang dari luar soal gay?

Saya pikir dunia luar sudah sangat terbuka saat ini tentang isu tersebut. Jelas, masalah gay tidak akan menjadi sebuah polemik di ruang ganti. Dia akan diterima apapun alasannya sebagai seorang rekan satu tim. 

Sejauh ini, apa sih yang menjadi aspek terbesar dari seorang kapten klub maupun negara?

Kembali ke masalah tanggung jawab. Setiap hari saya berada di bawah pengawasan siapapun di luar. Bahkan ketika saya berpergian karena setiap orang sudah punya telepon berkamera dan sudah banyak media di luar sana dan banyak juga orang-orang yang ingin membuat masalah dengan kamu. Jadi tanggung jawab untuk mengatasi tekanan dari luar adalah kesulitan terbesarnya. Bahkan untuk mendatangi restoran atau ingin minum kopi di kedai, saya berada di bawah pengawasan siapapun. 

Tetapi status ini tidak mengurangi kenikmatan sebagai seorang pesepakbola?

Jelas, pekerjaan ini sangat berharga dan sangat nikmat. Kami dibayar dengan dana yang besar dan ketika kami bermain bagus, kami mendapatkan pujian dari siapapun. Jelas sebuah kenikmatan menjadi seorang pesepakbola. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan dan saya tidak akan menukar karir saya ini dengan apapun. Tetapi perlu diingat, karir ini bisa menjadi bumerang kalau kamu tidak melihat sekitar. Saya tidak kecewa dengan pilihan saya untuk menjadi seorang pesepakbola